Jurnalis Independen: Kepala Seksi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Nurazman, meminta warga tidak membunuh harimau yang selama ini telah menerkam sejumlah orang. “Sesuai aturannya, tidak boleh dibunuh, karena termasuk binatang yang dilindungi,” tegas Nurazman, kemarin.
Dirinya juga membantah harimau yang telah menerkam warga sengaja dilepas BKSDA di hutan Merangin. “Memang ada informasi itu, katanya harimau yang ditemui warga ada tandanya. Tapi itu tidak benar, untuk apa kita melepaskan harimau itu. Saat ini kita sosialisasikan ke masyarakat untuk mengatasi informasi yang simpangsiur tersebut,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk antisipasi agar binatang langka ini tidak dibunuh warga, BKSDA Provinsi Jambi sudah membentuk tim terpadu guna menangkap harimau ini. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Dinas Kehutanan, dan BKSDA itu sudah memasang perangkap di sekitar lokasi kejadian dimana harimau itu terlihat. “Ada dua perangkap yang sudah dipasang dilokasi tersebut,” ucapnya.
Dipastikan dia, pihaknya akan terus mengejar dan menangkap harimau yang mengkhawatirkan warga tersebut. Saat ini tim masih bergerak di lapangan mencari keberadaan harimau itu. Dirinya berharap, jika warga melihat keberadaan harimau itu segera melapor ke petugas. “Jangan dibunuh, sebaiknya dilaporkan ke petugas untuk ditangkap,” pintanya.
Dihubungi terpisah, anggota Kasi PPH-PPNS Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Dishutbun) Kabupaten Merangin, Arif, menyebutkan harimau tersebut tidak lagi terlihat dilokasi kejadian. Diperkirakan harimau itu sudah berpindah lokasi. “Saat ini kita masih mencari dan akan menangkap binatang langka tersebut,” ucapnya. Senada, dirinya juga meminta warga untuk tidak membunuh harimau tersebut. Jika ada warga yang melihat, dirinya meminta warga melapor ke petugas. “Jangan dibunuh, itu melanggar undang-undang, bisa dikenakan ancaman hukuman,” ujarnya.
Seperti diketahui, Sabtu (11/02/2012) lalu, sekitar pukul 08.00 WIB Sapuan (19) warga Kampung Bukit Desa Lubuk Gaung, Kecamatan Batang Masumai, Merangin diserang harimau di kebun karet miliknya. Beruntung harimau tersebut tidak berhasil melukai karena ia langsung menyelamatkan diri dengan terjun ke Sungai Batang Masumai.
Informasinya, kejadian yang paling ditakuti warga Merangin sebulan terakhir ini bermula ketika Sapuan berangkat untuk menyadap karet di kebun yang tak jauh dari desanya. Saat berada di dalam kebunnya, Sapuan berniat untuk buang air besar di sungai kecil yang ada di dalam kebun karet tersebut. Ketika sedang berada di sungai, tiba-tiba terdengar suara mirip dengan suara harimau hingga tiga kali berturut-turut. Namun suara tersebut dianggap sapuan hanya suara babi hutan yang sering ditemukan di kebunnya.
“Ketika sedang buang air besar, memang saya dengar ada suara binatang hingga tiga kali. Akan tetapi saat itu saya belum bisa menebak itu suara harimau,” kata Sapuan. Setelah suara tersebut berhenti, entah dari mana datangnya muncul seekor harimau menghampirinya. Sontak saja Sapuan terkejut dan melarikan diri ke arah Sungai Batang Masumai yang tak jauh dari tempat dirinya buang air besar.”Saya lari ke arah Sungai Batang Masumai yang berjarak 60 meter dari sungai tempat saya buang air besar.
Waktu lari, saya sempat melihat harimau tersebut mengejar. Kemungkinan karena saya lari tidak lurus melainkan berbelok-belok membuat harimau kehilangan jejak dan saya bisa menceburkan diri ke sungai. Kalau tidak, mungkin saya sudah diterkamnya,” cerita Sapuan.
Ketika menyebur ke Sungai Batang Masumai, Sapuan langsung menyelam hingga ke seberang sungai. Ketika muncul ke permukaan, Sapuan melihat harimau tersebut masih menunggu di pinggir sungai dan akhirnya masuk ke dalam hutan. “Harimau itu masih berdiri di pinggir sungai ketika saya sudah sampai di seberang sungai,” ungkapnya.(kjpl/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar