Kamis, 23 Februari 2012

Ahmad Sumargono Sang Mujahid Fundamental Telah Wafat


Jurnalis Independen: Innalillahi wa innailaihi rajiun. Kabar duka bagi umat Islam Indonesia. Salah satu tokoh terbaik umat Islam Indonesia yang concern terhadap perjuangan syariat Islam, H. Ahmad Sumargono, dikabarkan telah meninggal dunia.


Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) yang juga mantan ketua KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) itu wafat pada Jumat dini hari, pukul 01.30 WIB di Sukabumi, Jawa Barat. Rencananya jenazah akan disemayamkan di rumah duka, di Komplek Dokter Jalan H. Baping, Ciracas, Jakarta Timur. Demikian bunyi pesan SMS yang diterima Suara Islam Online, Jumat (24/2/2012) dari salah satu pengurus GPMI, Adang.

Ahmad Sumargono adalah salah satu aktivis Islam yang dikenal dalam barisan pejuang penegak Syariah. Lelaki kelahiran Jakarta, 1 Februari 1943 ini pernah duduk sebagai anggota DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB) pada periode 1999-2004.

Sebelum akhirnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan PPP, Bang Gogon -panggilan akrabnya- adalah Ketua DPW PBB DKI Jakarta. Selain itu Bang Gogon juga aktif di Forum Umat Islam (FUI) sejak terbentuk pada 2005 silam. Ketika Tabloid Suara Islam lahir pada 2006, Bang Gogon didaulat sebagai salah satu anggota Dewan Redaksi. Kesibukan terakhir Bang Gogon adalah sebagai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategi Politik dan Pemerintahan (PKSPP).

Dalam dunia dakwah, Bang Gogon dikenal sebagai seorang dai, penceramah dan khatib yang ulung. Dia pernah tergabung dalam Korps Mubaligh Jakarta (KMJ). Bahkan, sebelum wafatnya, Suara Islam juga pernah mengundang almarhum untuk menjadi instruktur pelatihan khatib di Pesantren Husnayain, Jakarta Timur.

Dari sisi keilmuan, Bang Gogon adalah penyandang gelar doktor ilmu pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad). Ia dianugerahi Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia sebagai predikat wisudawan dengan usia paling tua dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Padjadjaran Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2008/2009, di Grha Sanusi Hardjadinata, Jl Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (24/2/2009) lalu.
Sebelumnya, kakek dengan 10 cucu ini menempuh strata sarjananya di Universitas Indonesia (UI) pada fakultas ekonomi pada 1963. Belum puas dengan pengetahuan yang dimilikinya, ia melanjutkan S-2 di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’fu anhu..waj’al jannata matswahu…allahummaj’alhu min ibadika alladzi yadkhulunal jannata bighairi hisab ya mujibad du’a..allahummaj’ahu min ibadika kama qaala nabiyyukal kariem;” syayyidusy syuhada’ hamzah..”Allahummaj’alhu min ibadikalladzi yadlhulunal firdausa ya mujibas saa’ilin..bibarakati syahri ramdhan..allahummaj’al ahlahu min ibadikash-shabirin..min ibadikal mukhlisin..allahummar zuq ahlalhu rizqan halalan,mubarakan..wasi’an..allahumma yassir wala tu’aasir wa ‘aa’in..ya mujibad du’a..ya rabbal’alamin..

Semoga amal Ibadahnya diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.(fq/suaraislam)

Tidak ada komentar: