Jumat, 15 Agustus 2008

Hak Angket



Hak Angket
Perjuangan Pro Rakyat atau Pribadi

Fraksi di DPR –RI berebut menjadi ketua Pansus Hak Angket. Perebutan antar fraksi di Senayan Jakarta, untuk menduduki posisi ketua layak mendapat perhatian. Perebutan ini mengindikasikan ketidakseriusan wakil rakyat dalam memperjuangkan hak rakyat. Hal ini tercermin dari statemen Arbi Sanit.
Selain itu, sikap mendukung sebagian anggota dewan untuk melakukan hak angket cenderung menipu rakyat. Dukungan mempersoalkan kebijakan pemerintah terkait kebijakan migas, lebih didasari oleh mendekatnya pemilu 2009. Selain itu, mesin-mesin politik di Senayan ingin menghindari amukan mahasiswa.
Wakil rakyat yang duduk disenayan ini mengkhawatirkan bersatunya masyarakat dengan mahasiswa bila mereka tidak menindaklanjuti hysteria massa. Kepanikan masyarakat tentang tingginya harga BBM dikhawatirkan memicu didudukinya gedung dewan di senayan. Karenanya, mau tidak mau dewan akan tetap merespon kepanikan rakyat dengan menggelar hak angket. Disisi lain, pemerintah merasa dikhianati oleh anggota dewan yang telah menyetujui kenaikan harga BBM, lantaran melonjaknya harga BBM di luar negeri.
Bergulirnya hak angket terkait kebijakan migas pemerintah SBY, menjadi harapan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat, khususnya mahasiswa akan tetap terus berjuang agar pemerintah menurunkan kembali harga BBM yang kini membuat rakyat negeri ini hidup semakin terpuruk.
Bila politikus yang ada Senayan ini mau jujur, hak angket akan menjadi kunci untuk mengurai benang kusut persoalan BBM negeri ini. Selama ini kebijakan pemerintah yang berkaitan erat dengan BUMN bernama Pertamina ini penuh tanda Tanya. Misteri kebijakan migas pemerintah serta tertutupnya managemen Pertamina laksana lingkungan istana siluman.
Tersimpul dari uraian Arbi Sanit, carut marutnya komposisi pansus hak angket, setali tiga uang dengan problema perminyakan negeri ini. Ia menyayangkan bila nanti pansus akan membahas masalah-masalah yang tidak relevan dengan tugas pokok dari pansus sendiri. Pansus pada akhirnya akan membahas persoalan-persoalan tehnis dan non tehnis yang tidak ada hubungannya dengan benang kusut perminyakan kita. Lebih lagi bila dihubungkan dengan makin dekatnya pemilu 2009. waktu dan dana akan banyak terbuang hanya untuk membahas yang tidak substansial dari persoalan yang sebenarnya.
Seharusnya pansus bekerja lebih keras lagi untuk membongkar dan menyelidiki soal migas ini dari hulu sampai hilir, demikian kata Azwar Anas anggota dari fraksi Kebangkitan Bangsa. Fraksinya beserta fraksi dari PDI-P yang paling getol mengusulkan hak angket menginginkan persoalan migas ini diperjuangkan oleh anggota pansus lintas partai tersebut untuk menemukan solusi yang tepat. Agar kelak kemudian hari tidak akan terjadi pengambilan keputusan pemerintah yang menyengsarakan masyarakat terkait migas ataupun energi secara umum.
Penyelidikan oleh ahli layak dilakukan. Semua pihak harus bekerja sama untuk menuntaskan permasalah tersebut. Target-target penyelidikan harus diketahui oleh publik. Walau pada proses penyelidikannya secara tertutup, namun tetap dibawah sumpah.
Diusulkan pula, secepatnya anggota pansus untuk mengumpulkan para ahli yang akan terlibat dalam penyelidikan kasus migas ini. Juga akan dibocarakan hal-hal yang terkait dengan dana yang ditimbulkan akibat dari turut sertanya para ahli yang dibutuhkan. Dananya, dimasukkan menjadi satu dan diusulkan kepada ketua pansus.
"Pansus harus cepat menyeleksi team-team ahli yang dibutuhkan untuk mendukung data. Mulai dari ahli perminyakan, ekonomi dan ahli hukum", jelas Azwar.
Abdullah azwar Anas menambahkan, agar pengamat, politisi dan pres turut memantau kinerja pansus. Dengan demikian kinerja pansus tetap lurus seperti yang diharapkan semua pihak.***

Selasa, 05 Agustus 2008

AS & Sekutu, Datang, Menantang Perang



Jurnalis Independen: Afghanistan, merupakan contoh lain yang hingga kini masih mampu memberikan banyak pelajaran bagi manusia di dunia. Penyerangan AS dan sekutunya disaat negeri ini berhasil melepaskan diri dari salah satu tangan gurita Dajjal bernama Uni Sovyet.

Dajjal, Tipu Daya & Konspirasi




Dajjal, Tipu Daya & Konspirasi Mengapa Srebrenica dibiarkan jatuh di depan mata pasukan PBB, lalu ribuan warga muslim dibantai tentara Serbia? Karadzic akan mengungkap deal rahasia di balik jatuhnya Srebrenica.

Jumat, 01 Agustus 2008


Kata AS di negeri ini sarang teroris. Tetapi aku bilang, bahwa di negeri ini gudang Mujahiddin. Yaitu tempat pejuang yang hanya tunduk kepada Sang Pencipta Sejati. Yang membuat hatiku sedih, banyak pemimpin di negeri ini yang takut bila dikatakan tidak Demokrasi dan melanggar HAM. Padahal dua kata tersebut hanyalah sampah yang hanya mengotori jiwa dan pikiran kita saja. Lebih parahnya, banyak masyarakat awam mudah diracuni oleh slogan Freemasonry Yahudi. Bila tak cepat mengganti pemimpin negeri ini, maka Biduk Nusantara akan lenyap dari peta dunia. Sadarkah saudaraku......

Istri adalah matahari dalam rumah tangga. Karenanya carilah sesuai selera jiwa. Agar jangan menyesal kelak kemudian hari. Dengan bertingkah dengan mencari WIL atau bahkan merendahkan selera dengan berlaku seperti Ryan sang jagal HOMO dari Tembelang Jombang. contohlah aku yang mencari jodoh hingga melongok ke surga untuk mendapatkan sang bidadariku.


Menikah, bukan sebuah permainan dadu! Tetapi mencari belahan jiwa yang ditebar di dunia. Carilah, sahabat.... walau butuh waktu, namun jangan lupa berdoa agar tidak salah mendapatkan belahan jiwa....... okey....

Gubernur Wanita Pertama Indonesia



Gubernur Wanita Pertama

Khofifah Indar Parawansah
Pilkada Jatim telah usai setengah putaran. Setengah putaran sisanya, masih belum ditentukan, kapan akan dilaksanakan oleh KPU Jatim.
Pilkada Jatim 2008, diikuti oleh lima pasangan cagub dan cawagub. Diantara lima pasangan itu, satu-satunya peserta wanita adalah Khofifah Indar Parawansah. Wanita yang pernah menjadi menteri pada kabinet pemerintahan Gus Dur.
Nama Khofifah menjadi menarik untuk dibicarakan, sebab pemilik cagub no I ini, terlihat tidak lazim. Pasangan Khofifah-Mudjiono (KAJI) hanya didukung oleh partai gurem. Partai-partai yang mendukungnya antara lain, Patriot, PKNU, PPP,
Pada kenyataannya, dalam pilkada yang diselenggarakan (23/7), KAJI mengungguli pasangan SR, SALAM, maupun ACHSAN. Setelah dilakukan penghitungan, terutama oleh LSI, perolehan suara KAJI berkisar pada angka 25%.
Angka ini sungguh mengagetkan masyarakat. Terutama bagi masyarakat pendukung SR. diatas kertas, pasangan SR terlihat lebih mapan dari pada KAJI. Namun kenyataan, membuat banyak mata terbelalak.


Sudah Diramalkan
Pilkada putaran kedua, harus dilakukan. Karena pada putaran sebelumnya, kelima pasangan tidak memenuhi syarat untuk keluar dan disebut sebagai pemenang. Alasannya, tak ada kontestan yang mendapatkan suara lebih dari 30 %. Oleh karena itu, putaran kedua harus segera dilaksanakan oleh KPU Jatim, walau konsekwensinya pihak penyenggara harus menyediakan dana yang tidak sedikit.
Walau putaran kedua pilkada Jatim belum dipersiapkan, tetapi aroma kemengan pasangan Khofifah-Mudjiono telah tercium dengan sangat kuatnya. Kemenangan pasangan ini, seolah membenarkan adanya sinyalemen yang pernah dikatakan seorang tidak terkenal asal Jember. Orang tersebut bernama Mbah Jenggot.
Menurut Mbah Jenggot, negeri ini, tidak akan berubah menjadi lebih baik, bila tidak didahului dengan munculnya seorang pemimpin wanita di Jatim. Masih menurut lelaki uzur yang pernah ditemui di halaman Universitas Merdeka Surabaya ini bahwa wanita tersebut merupakan kader muslimat dan seorang tokoh yang cerdas.
Bila ditilik dari sisi kepercayaan "islam ortodok", pemimpin wanita masih dianggap tabu untuk memimpin sebuah wilayah administrasi. Namun hal itu bukan menjadi pokok bahasan kali ini. Tetapi pokok bahasan kali ini adalah munculnya seorang tokoh wanita yang menjadi tonggak sejarah bangkitnya negeri Nusantara menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih mapan dari pada sebelumnya.
Diharapkan, kenyataan ini bukan sekedar harapan kosong seperti selama ini. Sebab, bila menilik pendukung KAJI yang heterogen, jangan-jangan justru akan menjadikan khususnya wilayah Jatim menjadi ajang mafia yang akan melegalkan segala bentuk usaha.
Bukan tidak mungkin, para pendukung Khofifah akan meminta balas jasa untuk menduduki jabatan strategis dalam pemirintahan, khususnya bidang usaha tertentu yang justru mengakibatkan kesengsaraan masyarakat semakin bertambah parah.
Walau kita ketahui, selain Hasyim Musadi, ada tokoh-tokoh dengan track record hitam yang mendukung Khofifah Indar Parawansah. Tokoh-tokoh tersebut, sepertinya memiliki agenda tertentu. Agenda itu adalah untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan yang sangat kental.
Terlepas dari itu semua, kenyataannya pasangan Khofifah-Mudjiono terlihat mantab melaju menuju Jatim I dan Jatim II, mengubur harapan pasangan lainnya termasuk pasangan KARSA yang memiliki orientasi sosial dan kesejahteraan masyarakat Jatim sangat jelas.
Melajunya KAJI menuju Grahadi, ternyata tak terbendung oleh siapapun. Hal ini bisa terjadi karena, Khofifah memiliki aura pemimpin yang sangat jelas dan terang benderang. Sebab itu, sudah bisa dipastikan bahwa periode mendatang (2008-2013), gubernur Jawa Timur adalah seorang wanita. Dan wanita itu bernama Khofifah Indar Parawansah.***

Pilkada Jatim, 23 Juli 2008
Pilkada Jatim yang dilaksanakan pada Rabu (23/7), berakhir sudah. Hasilnya untuk sementara mendudukan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai pemenang. Pasangan nomor 5 ini mengantongi hasil 27,2 %.
Sedangkan pasangan no 1, Ka-Ji (Kofifah Indar Parawansa – Moedjiono) menduduki peringkat dua dengan perolehan suara sebesar 25, 38 %. Pasangan SR ( Soecipto-Ridwan Hisyam) memperolah 20,94 %. Pasangan No Salam dan Achsan, masing-masing memperolah 18,87 % dan 7,84 %. Data ini disajikan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada Rabu, pukul 18.00.
Pilkada Jatim, Dua Putaran
Tidak adanya pasangan yang mendapatkan kuota melebihi 30 %, menyebabkan kemungkinan akan diadakannya putaran kedua pada pilkada Jatim. Hal ini disampaikan oleh divisi logistic, Didik Prasetiyo.
Menurut Didik, KPU Jatim akan menyusun rencana dalam dua bulan mendatang. Rencana tersebut terkait hasil pilkada yang sementara ini menurut data dari lembaga survey tidak adanya pasangan yang mendapatkan pereolehan suara lebih dari 30 %.
Dengan hasil tersebut KPU akan menyiapkan Pilkada Putaran kedua. Terkait itu, KPU akan mempersiapkan segala sesuatunya guna pelaksanaan Pilkada putaran kedua. Hasil resmi pilkada Jatim 23 Juli, akan diumumkan pada 4 Agustus mendatang.
Hasil sementara pilkada Jatim, memungkinkan diadakannya pemilihan lanjutan atau putaran kedua. Pilkada putaran kedua akan menghabiskan biaya sebesar Rp 250 miliar.
"Dengan hasil yang dilaporkan oleh pihak lembaga survey, merupakan peringatan bagi KPU Jatim untuk mempersiapkan dua putaran Pilkada Jatim," kata Didik Prasetiyo. KPU Jatim akan mempersiapkan putaran kedua terkait tidak adanya perolehan 30 % dari 5 pasangan peserta pilkada. "Persiapan putaran kedua akan dilasanakan, 60 hari sejak waktu pencoblosan, "jelas ketua divisi logistik Didik Prasetiyo kepada para wartawan.***

Masyarakat Tidak Antusias
Pilkada Jatim, ternyata tidak disambut gembira oleh masyarakat Jatim. Hal itu terlihat dibeberapa lokasi tempat pemungutan suara (TPS). Dari pantauan adakabar.com, dibeberapa TPS tidak cukup dipadati oleh warga pemilih. Hal ini, terbukti dari jumlah pemilih yang hadir di setiap TPS tidak melebihi 50 % dari angka yang tertera di DPT (Daftar Pemilih Tetap).
Seperti yang terjadi di TPS 05 Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan Surabaya. Di TPS tersebut, tertera 377 warga pemilih. Namun yang hadir dan menggunakan hak pilihnya hanya 185 orang. Sedangkan di TPS 06, daerah yang sama, warga yang mencoblos hanya 248 dari jumlah yang semestinya 568 pemilih.
Tidak diketahui sebab pasti tidak hadirnya pemilih pada pilkada kali ini. Dari beberapa orang menyatakan kengganan mereka mengikuti pesta demokrasi kali ini, lantaran lokasi surah mereka "sedikit jauh" dari lokasi TPS tempat mereka memberikan hak pilihnya.
Seperti yang terjadi di TPS 05, ada beberapa warga yang enggan memberikan suaranya lantaran di TPS 08. padahal letak TPS tersebut hanya terpaut 100 meter dari tempat tinggal mereka. Alasan yang dikemukakan juga terkesan mengada-ada.

Golput Bertambah
Keengganan warga untuk mencoblos di tempat yang berjarak tak lebih dari 100 meter dari rumahnya merupakan salah satu besarnya angka golput pilkada Jatim. Sedangkan tidak terdaftarnya warga pemilih di DPT merupakan persoalan lain yang juga mnegakibatkan rendahnya peran aktif warga masyarakat dalam pilkada kali ini.
Selain itu, ketidakakuratan data merupakan persoalan yang serius. Ada beberapa warga yang tidak terdaftar dan memperoleh kartu pemilih. Sehingga tidak mendapatkan surat pemberitahuan pencoblosan. Padahal, beberapa anggota keluarga yang serumah, terdaftar dan mendapatkan undangan dan kartu pemilih.
Persoalan seperti ini, mendapat respon positif dari warga bersangkutan. Tetapi tidak sedikit warga yang cuek, ketika dirinya tidak mendapat kartu pemilih dan undangan pemberitahuan pencoblosan.

Selain kasus tersebut ada beberapa warga yang telah meninggal dunia, nama dan alamatnya masih tercantum di DPT dan memiliki hal pilih dalam Pilkada Jatim.
Bila ada putaran kedua Pilkada Jatim, hal seperti ini harus diperbaiki. Bila tidak, Pilkada Jatim layak untuk dipertanyakan keabsahannya.***
PW NU Jatim "Tuduh" KPU Gelembungkan Suara Pasangan Kontenstan Tertentu
Ketua PW NU Jatim Mutawakil Alala, mengingatkan KPU Jatim tidak melakukan manipulasi suara hasil pemilihan calon gubernur-wakil gubernur Jatim, (23/7) lalu. Hal itu disampaikan oleh ketua PW NU dikantornya.

Bila hal itu sampai dilakukan oleh KPU Propinsi Jatim, maka kekisruhan akan terjadi di Jawa Timur menyusul kekisruhan yang terjadi di Maluku Utara dan Sulawesi.
Ada 3 dampak yang bisa terjadi, bila manipulasi hasil suara dilakukan oleh KPU. Pertama : Masyarakat tidak akan lagi percaya kepada pemerintah. Kedua : Akan muncul pemimpin yang dianggap masyarakat bukan sebagai pemimpin tetapi sebagai pemain dan penipu karena melakukan kebohongan. Ketiga : Akan memicu tindakan anarkis dari masyarakat seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Maluku Utara dan Sulawesi.
Di depan para wartawan di kantor PW NU Surabaya, Mutawakil Alala walau tidak secara rinci juga mengatakan, adanya penggelembungan dan pencurian suara. Karenanya, Alala juga berharap KPU Jatim bekerja dengan baik. Selain itu, dirinya juga berharap Panwaslu untuk bertindak tegas terhadap semua pelanggaran yang terjadi pada pilkada Jatim sesuai dengan aturan yang ada.
" KPU harus bersikap Jurdil, tidak terjadi manipulasi suara. Baik itu penggelembungan maupun pencurian suara. Bila itu terjadi, maka akan menimbulkan tiga hal yang merugikan dan membuat kekacauan di Propinsi Jawa Timur, seperti yang terjadi di Maluku Utara maupun Sulawesi," begitu kata Ketua Pimpinan Wilayah NU, Mutawakil Alala.
Menurut tokoh NU tersebut, Indikasi kecurangan, diketahui setelah laporan dari kader NU yang diterjunkan di sejumlah wilayah untuk memantau jalannya Pilkada Jatim, diterimanya. Namun Alala tidak memerinci 4 daerah yang diindikasikan melakukan penggelembungan dan pencurian suara tersebut.***

Larangan Warga NU Membawa Bendera Putaran Kedua Pilkada Jatim
Pada putaran kedua pilkada Jatim, warga NU tidak diperkenankan menggunakan bendera NU. Larangan ini disampaikan oleh ketua Pimpinan Wilayah NU Jatim pada konfercab di Bangil.
Larangan tersebut dilakukan untuk menjaga situasi yang kondusif di wilayah Jatim, demikian dikatakan oleh Mutawakil Alala. Alala, sehari sebelumnya pernah menyatakan imbauan pada KPU Jatim untuk lebih waspada terhadap penggelembungan dan pencurian suara.
Hal tersebut disampaikan terkait ada indikasi penggelembungan dan pencurian suara yang ditemukan di 4 wilayah Jatim.***

Amerika Datang Negara Perang


Amerika Datang Negara Perang

Amerika Datang Perang Melanda
Itulah ungkapan yang menjadi kenyataan dewasa ini. Ungkapan tersebut, bukan hanya merupakan isapan jempol belaka. Bila kita perhatikan, setiap Amerika Serikat (AS) hadir dalam suatu wilayah atau Negara lain di dunia ini, perang selalu mengiringinya.
Negara yang memiliki peralatan perang tercanggih di dunia ini bak Barbar Mongolia. Masyarakat dan pemerintahannya memiliki hobi membunuh dan berperang. Sepanjang sejarah peradaban manusia modern, AS paling banyak terlibat peperangan dengan Negara-negara di dunia.
Liciknya, AS selalu berperang dengan Negara yang tidak memiliki peralatan perang lebih baik dari yang dimilikinya.
Tetapi AS selalu menghindar bila harus berhadapan dengan Negara yang memiliki peralatan perang sebanding dengannya.
Hal ini terbukti dengan menghindarnya AS dari berperang melawan Uni Sovyet (US, sekarang Rusia). AS pun menghindari dan tidak berlaku garang terhadap Negara Komunis RRC ( Republik Rakyat Cina).
Tetapi sebaliknya bila berhadapan dengan Negara seperti Vietnam, Korea, Palestina, Iran, Irak, Afganistan, Sudan, Afrika, Pakistan dan Negara lainya. Serbuan semacam, juga tidak luput menimpa negara seperti Indonesia. Negara-negara tersebut harus tunduk kepada AS dengan berbagai dalih dan cara.
AS melakukan hal itu hanya dengan satu tujuan. Yaitu menjadi kampium dunia yang harus dituruti semua kemauannya. Bila keinginannya tidak dipenuhi, tak segan-segan negeri Rambo itu menggerakkan gengnya untuk menyerbu Negara kurcaci itu.
Negera boneka Israel ini, selalu berbuat arogan dan membuat keonaran diberbagai penjuru dunia. Keonaran itu bukan hanya dalam bidang politik saja. Namun juga termasuk berbagai bidang seperti, budaya, ekonomi, pendidikan maupun informasi.
AS pun tak segan-segan menggunakan mafia pengedar obat terlarang untuk merusak mental dan moral suatu negara. Bila mafia tersebut tertangkap, pemerintah AS dan begundalnya, tak segan menggunakan kekuatannya untuk membebaskan si pelaku dengan berbagai dalih termasuk HAM.
Munculnya siaran berita diberbagai Negara dalam bahasa setempat oleh Amerika merupakan bukti nyata adanya usaha penguasaan dalam bidang informasi. Siaran berita tersebut merupakan bentuk agitasi yang dilakukan oleh pemerintah AS. Tujuannya jelas, yaitu hanya untuk memberikan pandangan yang keliru kepada masyarakat terhadap Negara dan para pemimpinnya.
Agitasi tersebut lebih berhasil manakala moral pemimpin Negara tersebut jatuh dalam kubangan Lumpur. Biasanya, Lumpur tersebut berupa korupsi, kolosi dan nepotisme (KKN). Pada awalnya, penyakit kronis tersebut merupakan bibit yang ditanam oleh AS dan sekutunya.
Agitasi lewat informasi tidak hanya dilakukan oleh AS saja, tetapi Inggris dan Australia belakangan juga aktif melakukannya. Kalau AS beragitasi melalui siaran VOA (Voice Of Amerika), BBC dan ABC merupakan agitator dari Imperialis-Kapitalis Inggris dan Australia.
Di Indonesia sendiri hal tersebut nampak telanjang di mata kita. Anehnya, agitasi ini diamini oleh banyak media di tanah air. Dan biasanya, pemilik media tersebut, merupakan individu maupun terdiri dari kumpulan komprador yang ber AQ jongkok. Sayangnya, di negeri ini tak banyak pejabat yang berpikiran cerdas. Pejabat negeri ini, hanya mau duduk dan mengumbar janji tanpa memiliki rasa cinta pada negara, bangsa dan tanah air.
Bukti ketidakbecusan pemerintah adalah, hingga hari ini negeri ini tak pernah mandiri dalam hal apapun. Masalah pangan pun, negeri ini kini bergantung dan menurut pada negara lain.
Bila sebuah Negara, pemimpin dan masyarakatnya takut berperang demi kebebasan dan kesejahteraan negerinya, maka jangan harap kemakmuran akan didapat hanya mengandalkan bantuan dan uluran tangan Negara atau pemerintah lain. Sebab negeri ini merdeka bukan atas dasar uluran tangan dari bangsa lain seperti Amerika, Inggris, Jepang maupun Australia. Negeri ini merdeka atas pengorbanan darah, air mata dan melayangnya nyawa para Syuhada yang menjadi Pahlawan bangsanya.
Amerika datang dengan membawa perang dan perbudakan. Padahal kita adalah bangsa yang merdeka. Mengapa kita harus tunduk kepada bangsa yang tidak pernah memiliki tujuan mensejahterakan Negara, rakyat dan bangsa kita? Mereka (AS dan sekutunya) bertindak hanya dengan satu tujuan. Mereka bertindak hanya untuk kesejahteraan rakyat dan bangsanya (AS), bukan untuk bangsa dan rakyat Indonesia!
Dan mereka pun bertindak atas suruhan dari tuannya yang bernama Israel Raya (Israel Raja). Tahukah pejabat negeri ini? Apa yang engkau ketahui wahai pejabat? Mengapa engkau diam saja? Apakah engkau manusia? Apakah engkau orang Indonesia? Apakah engkau punya agama? Mengapa diam saja? Berbuatlah sebagai ksatria!
Ksatria itu berbuat sesuai dengan undang-undang. Undang-Undang Dasar kita adalah UUD 1945, bukan mulutnya Presiden manca Negara.apakah UUD 1945 sekarang ini masih dipakai?Tetapi mengapa pemimpin negeri ini lebih tunduk kepada monyong Bush, Clinton, Obama, Theacher, ataupun monyong-monyong lain? Kalau pengecut, jangan jadi pemimpin bung!***