Jurnalis Independen: Pemerintah AS menetapkan Jemaah Ansharut Tauhid sebagai Organisasi
Teroris Internasional pada Kamis waktu setempat. AS menegaskan, kelompok
ini terlibat dalam berbagai tindak terorisme di Indonesia.
Seperti diungkapkan Deplu AS, JAT bertanggung jawab atas berbagai serangan terkoordinasi yang menjatuhkan korban sipil, polisi dan militer di Indonesia. Akibat keputusan ini, Departemen Keuangan AS melakukan pembekuan aset dan pelarangan transaksi terhadap tiga pemimpin JAT, yaitu Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir.
Menurut Deplu AS dalam pernyataan di situsnya, JAT berusaha mendirikan kekhalifahan Islam di Indonesia dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Pendiri JAT, Abu Bakar Ba'asyir, masuk dalam daftar teroris PBB di bawah Resolusi 1267.
"Ba'asyir bertanggungjawab atas pengeboman klub malam di Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang," tulis Deplu AS.
AS mengatakan, untuk memuluskan rencananya, JAT melakukan perampokan bank dan aksi kriminal lainnya dengan menggunakan senjata, pistol dan materi-materi peledak.
Salah satu kasus yang melibatkan JAT terjadi pada September tahun lalu, saat pengebom bunuh diri meledakkan bom di dalam gereja di Jawa Tengah, menewaskan pelaku dan melukai puluhan lainnya.
"Polisi Indonesia menahan anggota JAT yang tersangkut kasus ini dan mengungkap adanya rencana pengeboman bunuh diri lainnya," ujar rilis Deplu AS.
Hal ini dibantah oleh salah satu pengurus JAT, Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir saat dihubungi Vivanews. Dia mengatakan, AS memang sedari dulu mencari-cari alasan untuk memukul gerakan aktivitas yang ingin menegakkan Islam.
"Mereka kerap mengeluarkan pernyataan yang ingin memojokkan Islam. Bukti mereka apa?" kata Ustadz Abdul.
Sementara itu atas tuduhan itu, JAT menilai tuduhan ini sebagai angin lalu saja.
"Sudah biasa. Dari dulu Amerika selalu mencari-cari alasan untuk memukul gerakan aktivis yang ingin menegakkan Islam. Mereka kerap mengeluarkan pernyataan yang ingin memojokkan Islam. Bukti mereka apa?" tandas Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir selaku pengurus JAT, Jum'at 24 Februari 2012.
Rilis Departemen Keuangan AS juga menyatakan bahwa tiga pengurus JAT punya hubungan dengan Al Qaeda. Mereka adalah Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir.
Ustadz Abdul Rahim yang juga putra Ustadz Abu Bakar Ba'asyir ini mempertanyakan 'hubungan' saudaranya, Rosyid, yang dimaksud Amerika. "Kalau Amerika menyebut kami punya hubungan dengan Al Qaeda, perlu dipertanyakan Al Qaeda ini ada atau tidak?"
Jika Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda, adalah Islam, "Kami punya hubungan iman sebagai Islam. Kalau yang disebut hubungan kerja sama, Amerika punya bukti apa?"
Ustadz Abdul Rahim menuding balik bahwa Amerika adalah pembohong. "Mari bicara fakta saja. Pernyataan mereka tidak usah ditelan bulat-bulat. Anggap angin lalu," kata dia. (emi/mnt)
Seperti diungkapkan Deplu AS, JAT bertanggung jawab atas berbagai serangan terkoordinasi yang menjatuhkan korban sipil, polisi dan militer di Indonesia. Akibat keputusan ini, Departemen Keuangan AS melakukan pembekuan aset dan pelarangan transaksi terhadap tiga pemimpin JAT, yaitu Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir.
Menurut Deplu AS dalam pernyataan di situsnya, JAT berusaha mendirikan kekhalifahan Islam di Indonesia dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Pendiri JAT, Abu Bakar Ba'asyir, masuk dalam daftar teroris PBB di bawah Resolusi 1267.
"Ba'asyir bertanggungjawab atas pengeboman klub malam di Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang," tulis Deplu AS.
AS mengatakan, untuk memuluskan rencananya, JAT melakukan perampokan bank dan aksi kriminal lainnya dengan menggunakan senjata, pistol dan materi-materi peledak.
Salah satu kasus yang melibatkan JAT terjadi pada September tahun lalu, saat pengebom bunuh diri meledakkan bom di dalam gereja di Jawa Tengah, menewaskan pelaku dan melukai puluhan lainnya.
"Polisi Indonesia menahan anggota JAT yang tersangkut kasus ini dan mengungkap adanya rencana pengeboman bunuh diri lainnya," ujar rilis Deplu AS.
Hal ini dibantah oleh salah satu pengurus JAT, Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir saat dihubungi Vivanews. Dia mengatakan, AS memang sedari dulu mencari-cari alasan untuk memukul gerakan aktivitas yang ingin menegakkan Islam.
"Mereka kerap mengeluarkan pernyataan yang ingin memojokkan Islam. Bukti mereka apa?" kata Ustadz Abdul.
Sementara itu atas tuduhan itu, JAT menilai tuduhan ini sebagai angin lalu saja.
"Sudah biasa. Dari dulu Amerika selalu mencari-cari alasan untuk memukul gerakan aktivis yang ingin menegakkan Islam. Mereka kerap mengeluarkan pernyataan yang ingin memojokkan Islam. Bukti mereka apa?" tandas Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir selaku pengurus JAT, Jum'at 24 Februari 2012.
Rilis Departemen Keuangan AS juga menyatakan bahwa tiga pengurus JAT punya hubungan dengan Al Qaeda. Mereka adalah Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir.
Ustadz Abdul Rahim yang juga putra Ustadz Abu Bakar Ba'asyir ini mempertanyakan 'hubungan' saudaranya, Rosyid, yang dimaksud Amerika. "Kalau Amerika menyebut kami punya hubungan dengan Al Qaeda, perlu dipertanyakan Al Qaeda ini ada atau tidak?"
Jika Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda, adalah Islam, "Kami punya hubungan iman sebagai Islam. Kalau yang disebut hubungan kerja sama, Amerika punya bukti apa?"
Ustadz Abdul Rahim menuding balik bahwa Amerika adalah pembohong. "Mari bicara fakta saja. Pernyataan mereka tidak usah ditelan bulat-bulat. Anggap angin lalu," kata dia. (emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar