Kamis, 23 Februari 2012

Di Era SBY Subsidi BBM Dicabut Bikin Rakyat Sakit Perut, Koruptor Dibela, Koruptor Semakin Merajalela


Jurnalis Independen: Tragis! Memang pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa dikatakan tragis. Bagaimana tidak, setiap kebijakannya selalu mendapat tantangan dari rakyatnya yang memang sudah dalam kondisi koma. Sulitnya mendapat pekerjaan, jika mendapatkan pekerjaan upah yang diberikan masih tergolong minim bahkan disunat oleh penyedia jasa kerja. Karenanya, kebijakan menaikkan harga BBM menjadi rawan pelengseran dirinya.
Kebijakan pemerintah untuk membatasi subsidi BBM yang akan berdampak pada kenaikan harga BBM per April 2012 mendapat kritik tajam dari Fauzan Al Anshari. Ketua Lembaga Pengkaji Syariat Islam ini menilai langkah yang diambil SBY tersebut adalah tindakan yang sangat berbahaya.

“Sebab kalau kita mau jujur tidak perlu ada pembatasan BBM karena anggaran yang dikorupsi triliunan. Anggaran yang bocor pun juga trilunan. Jadi untuk apa?” tandasnya kepada Eramuslim.com belum lama ini.
Ia menilai pemerintah selama ini tidak berpihak kepada rakyat. Hal itu terlihat dari sikap presiden terhadap koruptor dan rakyat kecil. “Subsidi untuk masyarakat dicabut, tapi koruptor dibiarkan,” sambungnya.

Padahal menurutnya uang untuk subsidi rakyat selama ini ada tapi dikorup oleh pejabat. “Uang APBN itu bocor sampai 30%. Selama tahun 2010 BPK mencatat kebocoran itu mencapai 60 triliun. Sisanya untuk apa? Untuk komisi!” lanjutnya.

Inilah yang membuat masyarakat akan marah dan berdampak pada rakyat kecil. “Ketika ada pembatsan BBM harga premium menjadi naik lalu pindah ke pertamax dua kali lipat. Jadi ongkos transportasi meningkat dan harga jadi melambung tinggi,” tegasnya.

Disisi lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pemerintah mau tidak mau mesti menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun kapan dan berapa kenaikannya, pemerintah masih menunggu pembahasan APBN-Perubahan 2012 yang dilakukan pemerintah bersama DPR.

Namun demikian Presiden SBY telah mengemukakan sejumlah alasan menaikkan BBM bersubsidi jenis premium.

Menurut SBY, harga minyak mentah dunia dalam beberapa hari terakhir melonjak tajam seiring memanasnya situasi di Timur Tengah seperti langkah Iran menghentikan ekspor minyak ke Eropa dan Amerika.

"Hari demi hari saya ikuti semua yang ada di teleivisi internasional dan kecenderungannya (harga minyak) terus naik," kata SBY dalam pengantar sidang kabinet paripurna di kantor Presiden Jakarta, Rabu (22/2/2012).

SBY mengatakan masalah di Iran merupakan salah satu titik didih yang mengakibatkan sentimen negatif terhadap pasar minyak mentah global mengakibatkan harga minyak mentah naik.

"Akibat ini semua maka asumsi (makro) yang ada dalam APBN 2012 menurut pandangan saya dan juga telah dibahas oleh para menteri di bawah koordinasi Wapres, itu memang harus kita sesuaikan. Dan komponen pertumbuhan juga berubah, sehingga pertumbuhan negara-negara sudah merevisi lebih rendah dari yang direncanakan baik itu global output maupun global regional dan juga pertumbuhan nasional," ujar Presiden SBY.

Dikatakan SBY, paling tidak dari kerangka APBN diasumsikan tingkat pertumbuhan ekonomi harus dilihat kembali. Demikian pula asusmsi harga minyak jelas harus disesuaikan. Sehingga tidak mungkin lagi mempatok harga 90 dolar AS per barel (APBN 2012). Padahal harga miyak mentah dunia di luar dikisaran 115 dolar AS per barel.

"Akibat lainnya adalah inflasi pasti meningkat, dan akan berimbas pada target penurunan kemiskinan yang akan berubah dan seterusnya,' kata SBY.

Karena itu, SBY menegaskan pemerintah segera akan mengajukan kepada DPR RI APBN-Perubahan 2012. SBY berharap pembahasan APBN-Perubahan 2012 di DPR segera dibahas secepatnya.

Jika misalnya APBN-Perubahan dibahas pada Juli namun karena situasi perekonomian dunia yang mendesak maka SBY meminta pembahasan APBN-Perubahan 2012 cepat diselesaikan.

"Dengan perkembangan situasi dunia, ada krisis baru, ada kotingensi, maka pemerintah berpendapat dan akan kami ajukan kepada DPR RI untuk percepatan penetapan APBNP. Menetapkan kembali asumsi yang realistik sesuai dengan keadaan termasuk kebijakan subsidi dan kebijakan tentang BBM dan TDL," kata SBY.

Bukan SBY saja yang bisa menegeluarkan alasan-alasan sehingga dinaikkannya harga BBM dengan cara menurunkan subsidi yang diberikan. Namun tokoh masyarakat juga harus didengar keluhannya.
Terjadinya krisis energi dan keuangan bukanlah alasan dibalik kenaikkan harga BBM. Bukan pula akibat penggunaan BBM oleh rakyat. Tapi krisis yang akhirnya membuat pemerintah menaikan harga BBM terjadi karena ulah para koruptor yang merampok uang rakyat.

Pernyataan itu ditegaskan Ustadz Fauzan Al Anshari menanggapi kenaikan harga BBM yang akan dilakukan SBY per April 2012. “Jadi jika uang yang dikorup itu diselamatkan, maka uang itu akan kembali demi kepentingan rakyat,” tegasnya.

Menurut Ketua Lembaga Pengkajian Syariat Islam ini selama tidak ada mark up yang dilakukan para pejabat maka disana juga tidak ada Korupsi. Dana yang ada bisa dipakai sebagai subsidi untuk rakyat.

“Tapi sekarang ini kan uang rakyat di-mark up lalu terjadi Krisis moneter. Anggaran kurang, lalu pemerintah mengurangi subsidi, kok yang disalahkan malah rakyat?” tanyanya.

Namun kenyataannya pemerintah justru menyalahkan rakyat yang terlalu menggunakan BBM dalam skala besar. Padahal jika saja pemerintah bertindak tegas menghukum mati para koruptor, hal itu akan mengurangi secara signifikan kebocoran-kebocoran dana yang selama ini terjadi.

“Jadi jangan salahkan rakyat. Jika koruptor dihukum mati tidak perlu mengurangi subsidi BBM bagi menengah ke bawah,” pungkasnya. (emi/mnt)

Tidak ada komentar: