Sabtu, 18 Februari 2012

Sisi Kelam Seorang Whitney Houston, Diva, Narkobais, Alkoholis dan Lesbianis

Jurnalis Independen: Kematian Whitney Houston membuat para penggemarnya terguncang. Penyanyi berkulit hitam yang tenar dengan lagu I will always love you itu pernah menyabet gelar diva nomor satu di Amerika bahkan dunia. Para selebritis di Indonesia pun menggaguminya. Beberapa saat setelah Whitney tutup usia, salah seorang penyanyi di Indonesia secara jujur mengatakan bahwa Whitney adalah inspirasi baginya. Sedangkan salah seorang gitaris terkemuka berujar, bahwa Whitney adalah penyanyi hebat. Namun apa komentar mereka bahkan dunia ketika mengetahui Whitney Houston seorang Narkobais, Alkoholis dan Lesbian? Sebodohteing!

Di tengah popularitasnya itu ternyata, ada satu hal yang menjadi karakter khas para selebritis papan atas Amerika, yakni bobroknya moral mereka. Kehidupan sekuler dan liberal Amerika telah membawa Whitney dalam kemorosotan perilaku secara kompleks dan berkepanjangan.

Aktivis Gay, Peter Tarchell mengungkapkan bahwa sejatinya Whitney adalah seorang pecinta sesama jenis. Seperti dikutip Mirror.co.uk, Tarchell menyatakan bahwa sejak tahun 1980-an Whitney telah menjalin relasi dengan salah seorang wanita. Inilah momen paling bahagia dirasakan oleh Whitney selama hidupnya.

Beberapa sumber sempat menyatakan nama kekasih lesbinya itu adalah Robyn Crawford. Hanya beberapa jam dari kematian Whitney, Robyn sempat menulis sebuah tulisan untuk Hari Valentine bertema tribute untuk Whitney, yang kemudian dipublikasikan di sebuah majalah di Amerika.

"Pertama kali saya bertemu Whitney ketika saya berusia 16 tahun dan saya langsung tahu bahwa dia spesial. Dia memiliki warna kulit yang sangat bagus dan tidak terlihat seperti kebanyakan orang yang saya temui di New Jersey. Saya tidak percaya, saya tidak akan bisa memeluknya atau mendengar tawanya lagi," tulis Robyn Crawford.

Houston dan Robyn telah saling mengenal sejak Houston berusia 16 tahun, ketika keduanya menjadi siswi Monmouth College. Robyn kemudian keluar dari sekolah itu dan memilih menjadi seorang penyanyi.
Kakak ipar Whintney dan juga mantan Bodyguardnya, Kevin Ammons juga mendukung pernyataan itu.

Dalam bukunya, Kevin menulis bahwa Robyn pernah menampar Whitney ketika ia melihatnya menggoda pria. Bahkan, Robyn sangat marah ketika Whitney menikah dengan Brown.

Sebelumnya, mantan suami Whitney, Bobby sudah menduga pernikahan mereka adalah untuk menutupi hasratnya terhadap wanita. Hal inilah yang sempat dikatakan Tarchell bahwa pernikahan Whitney selama ini hanya untuk menutupi “aib” lesbianismenya.

Tarchell kemudian menilai bahwa dari sinilah Whitney mulai masuk kepada dunia obat-obatan. “Ketidakmampuannya untuk menerima kenyataan ini berkontribusi terhadap penyalahgunaan obat terlarang,” imbuhnya.

Di puncak kariernya pada era 90-an, penyanyi Whitney Houston sempat kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Selama beberapa tahun belakangan, ia telah berjuang melawan kebiasaan buruknya itu.
Pada tahun 2002, Houston melakukan wawancara dengan Diane Sawyer untuk mempromosikan album terbarunya. Wawancara tersebut merupakan rating tertinggi dalam sejarah televisi.

Houston berbicara berbagai macam topik termasuk penggunaan narkoba dan pernikahannya. Saat ditanya mengenai rumor penggunaan obat-obatan, ia menjawab, "Pertama-tama, mari kita luruskan satu hal. Crack murah. Saya membuat terlalu banyak uang untuk pernah mengkonsumsi crack," ucapnya ketika itu.

Namun Whitney mengakui jika dirinya mengkonsumsi zat lain. Kemudian pada 2009, pelantun tembang 'I Look To You' itu pernah membeberkan jika dirinya memang pecandu kokain. Setelah membintangi film 'The Bodyguard', Whitney seperti orang yang kehilangan kendali.

Penyanyi kelahiran 9 Agustus 1963 itu kemudian masuk rehabilitasi atas kemauannya sendiri pada pertengahan 2011 lalu. Ia mengaku sudah lelah dengan kecanduannya pada alkohol dan obat-obatan terlarang. Namun terlihat ia tidak bisa lepas dari hobinya menenggak minuman haram tersebut. Pasalnya, sampai detik-detik terakhir ajalnya pun Whitney masih mengkonsumsi minuman beralkohol. Kombinasi narkoba dan minuman keras itulah yang membawanya tutup usia.

Fakta itu setidaknya terlihat dari foto kamar tempat Whitney meninggal yang mengungkap sisa santapan terakhirnya. Dia disebut-sebut memesan hamburger, kentang goreng, sandwich kalkun, dan jalapenos. Tampak pula sekaleng Heineken dan segelas anggur yang telah habis ditenggak.

Sudahkah cukup? Masih ada satu kebiasaan lain yang tidak bisa ditinggalkan Whitney, yakni mengkonsumsi rokok. Menurut sumber yang dilansir tabloid National Enquirer, dokter telah memberikan peringatan keras agar Whitney segera berhenti merokok. Bahkan dokter menyatakan jika tak bisa berhenti ia akan meninggal.

"Para dokter telah memperingatinya mengenai penyakit Emfisema dan dia bisa mati secara mengenaskan karena penyakitnya itu," ujar seorang sumber.

Emfisema adalah kerusakan dari dinding alveolar paru-paru, yaitu tempat oksigen ditukar dengan senyawa karbon dioksida. Penyakit ini juga mengurangi elastisitas dari paru-paru itu sendiri.

Mendiang Whitney Houston diketahui mengonsumsi minuman beralkohol sebelum meninggal dunia. Kombinasi narkoba dan minuman keras itulah yang membawanya ke alam baka.

Fakta itu setidaknya terlihat dari foto kamar tempat Whitney meninggal yang mengungkap sisa santapan terakhirnya. Dia disebut-sebut memesan hamburger, kentang goreng, sandwich kalkun, dan jalapenos. Tampak pula sekaleng Heineken dan segelas anggur yang telah habis ditenggak.

Whitney akhirnya mangkat Sabtu (11/2) di usia 48 tahun. Dokter menyatakan ia meninggal dunia karena serangan jantung yang dipicu narkoba dan alkohol. (emi/mnt)

Tidak ada komentar: