Rabu, 22 Februari 2012

Bukan Hanya FPI, Gerakan Anti Islam Indonesia Juga Fitnah HMI

Jurnalis Independen: Kebetulan atau kesengajaan, itu layak dipertanyakan terkait isu miring pribadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Isu amoral yang sempat membelit Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akhirnya terjawab sudah. Wasekjen Bidang Kewirausahaan PB HMI, Niskalawati yang digosipkan menjalin hubungan amoral dengan Ketua Umum PB HMI, Noer Fajrieansyah, akhirnya angkat suara.
Niskalawati menegaskan isu yang berkembang akhir-akhir ini hanya manuver politik oknum organisasi yang ingin membawa HMI dalam pusaran kepentingan politis. Ia menceritakan, hubungannya dengan Fajri, sapaan akrab Noer Fajrieansyah, selama ini tidak lebih sebatas sesama pengurus HMI. Bahkan, ia mengenal Fajri jauh sebelum menjadi orang nomor satu HMI, yaitu saat acara Dies Natalis HMI ke-63 di Perpustakaan Nasional Salemba, Februari 2010.

Dia mengakui, dari perkenalan itu terjalin hubungan pribadi yang lebih dekat hingga Fajri menjadi ketua umum PB HMI. Hubungan yang terjalin, katanya, masih dalam batas wajar dan tidak melampaui koridor-koridor yang dilarang norma agama dan sosial. “Kalaupun ada hubungan pribadi sesama pengurus HMI, itu tidak melanggar AD/ART,” tegas dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/2/2012).

Ironisnya, celah hubungan pribadi ini digunakan oknum organisasi yang ingin membawa HMI dalam kepentingan politis. Yaitu menjatuhkan Fajri dari kursi ketua. “Isu yang melibatkan saya dan Fajri tidak lebih upaya untuk menyingkirkan ketum dan menyeret HMI dalam kepentingan politik praktis,” ujarnya.

Untungnya, upaya membawa HMI dalam kepentingan politis yang dilakukan segelintir oknum organisasi tidak berhasil. Karenanya, ia berharap setelah adanya klarifikasi ini, isu yang ingin menghancurkan HMI dari dalam segera berakhir.

“Saya tegaskan, isu kasus amoral antara saya dengan ketua umum PB HMI yang kemudian berkembang bahwa saya pernah hamil dan kemudian aborsi itu tidak benar. Karena saya tidak pernah melakukan zina sebagaimana yang dituduhkan,’’ katanya.

Niskalawati menuturkan alasan kenapa baru berani angkat bicara setelah konflik amoral menyebar luas ke publik? Dia selama ini lebih memilih diam dan mencari tahu apakah benar ia yang digosipkan dengan Fajri. Soalnya, berita yang disebar hanya lewat blog pribadi yang tidak jelas sumbernya. Namun, setelah banyak temen-teman yang menanyakan kebenaran kabar tersebut, dan beberapa media online menyebut namanya, baru memberanikan diri angkat bicara.

“Namun yang paling saya sesalkan adanya oknum HMI yang langsung menyebarkan isu tanpa verifikasi di media. Begitupula, internal HMI tidak meng-clear-kan isu ini lewat mekanisme rapat harian ataupun presisidium yang jelas-jelas setiap minggu diadakan di PB HMI untuk menepis isu ini,’’ paparnya.

Sementara itu, Sekjen PB HMI, Basri Dodo, menegaskan dengan adanya klarifikasi ini seluruh gerakan yang mengatasnamakan HMI diminta untuk tidak lagi memperkeruh suasana. Basdo, sapaan akrabnya memberi peringatan kepada oknum HMI untuk mentaati Konstitusi dengan tidak lagi memainkan isu yang jelas terbantahkan kebenarannya.

"Dengan adanya klarifikasi dari Saudari Niskala, berarti isu yang selama ini ada terkait ketum PB, jelas bohong dan fitnah. Karena itu saya meminta oknum-oknum ini menghentikan gerakan yang mengatasnamakan HMI," ungkapnya.

Walau telah clear, namun belum begitu melegahkan bila si penyebar isu belum meminta maaf secara terbuka. seharusnya ada individu atau lembaga yang sedikit memaksa penyebar isu meminta maaf secara terbuka media.(oki/mnt)

Tidak ada komentar: