Senin, 19 Januari 2009

Facebook Punya Yahudi!


[ dari milis tetangga ... ]


Fenomena facebook begitu gempar di Indonesia ,sampai-sampai ada facebook dalam bahasa indonesia . Saya heran bukan main, satu per satu teman saya mendaftar di facebook. Tidak heran kalau di tahun 2008 facebook meraup keuntungan 300 juta dollar amerika karena lebih dari 140 juta user aktif di seluruh dunia dan 8,5 juta foto dimuat tiap harinya. Bagi yang belum tahu apa itu facebook bisa baca artikel ini.

Facebook memberikan banyak kemudahan bagi kita, dari mulai menjalin relasi sampai cari uang dari facebook, baca juga artikel ini dan
artikel ini. Tapi keuntungan yang sebanyak itu digunakan untuk membiayai perang di Gaza . Benarkah?

Awalnya saya juga tidak sengaja reseach tentang facebook. Dari awal saya sangat tidak setuju dengan adanya agresi Israel di Gaza. Untuk membantu warga Gaza , saya hanya bisa berdoa dan berniat untuk memboikot produk-produk Israel . Dari artikel yang saya publish beberapa waktu lalu tentang pemboikotan produk-produk Amerika, ada
komentar yang mengatakan bahwa facebook dan wordpress adalah milik amerika dan menyarankan untuk tidak memakainya lagi. Dari sini awal mulanya saya melakukan research tentang facebook dan wordpress.

Fakta - fakta :
Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.
Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.
Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa yahudi diamerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut, Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, hi community, and his people. Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempatmencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.
Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.

Jumat, 16 Januari 2009

Dialog Islam & Yahudi


Buku ini mengisahkan dialog Ahmad Deedat dengan Dr. E. Lottem, seorang negarawan Israel. Isi dari dialog ini termuat pada bab III, dengan judul bab “ Beberapa Orang Yahudi Yang Baik “..
Sedangkan sub judulnya antara lain : Bagaimana dengan orang-orang Arab, terindoktrinasi, hubungan saya dengan Yahudi, orang-orang Yahudi di Masjid, memperkenalkan Al Qur’an, lelucon terbesar di Israel, menguji tuntutan yang aneh (fantastis), menguji (test) kebenaran, masih dengan Yahudi yang baik, anak cucu Ibrahim, apakah mungkin benar, menangis bersama Mr. Rodinson, Deedat dipromosikan, Ismail anak haram. Itulah sub judul yang ada dalam bab III buku ini.

Dalam buku ini, Deedat menulis, ketika perdebatan akan dimulai, Ahmad Deedat disuruhnya memilih tema perdebatan. Pihak penyelenggara yaitu Universitas Natal, Durban yang diwakili Professor Mason. Professor itu bertanya kepada saya, bagaimana cara terbaik untuk mengemukakan topic. Saya mengusulkan “ Baik dan Buruk Israel”. Mason, tidak memberikan jawaban langsung kepada Deedat, tetapi akan mendiskusikan terlebih dahulu kepada Dr. E Lottem. Setelah dua hari menunggu, Mason memberikan jawaban kepada Deedat bahwa topik perdebatan diganti menjadi “ Konflik atau Damai”.

Dari judul itu saja, menurut penulis sudah mengandung unsur menjebak kepada lawan bicara, jelasnya. “ Konflik atau Damai?”, mana yang anda pilih? Bagaimanapun akan lebih baik apabila tidak memilih keduanya. Bila kita memilih Konflik, dalam perdebatan tersebut, kita akan menyulut api permusuhan dengan hampir setiap audien. Sedangkan bila memilih “Damai”, orang-orang Yahudi itu akan berkata : “mengapa anda melempari kami dengan batu”?

Itulah Yahudi, mau menang sendiri. Sebenarnya dalam perdebatan dengan mengambil slogan “Perang atau Damai” merupakan tipuan 2000 tahun lalu. Tipuan semacam itu pernah dilakukan Ummat Yahudi kepada Nabi Isa as.

Dikisahkan : Suatu saat datang kepada Isa as beberapa tokoh Yahudi. Mereka menanyakan tentang boleh tidaknya mereka membayar pajak kepada Pemerintah Romawi. “ Guru, kami tahu, engkau adalah seorang yang jujur dan dengan kejujuran mengajak ke jalan Allah. Dan engkau tidak takut kepada siappun juga, sebab engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami tentang pendapatmu; apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Nabi Isa as mengetahui kejahatan di hati mereka lalu berkata: “ Mengapa kamu mengerjai aku hai orang munafik? Tunjukkanlah kepadaku mata uang untuk pajak itu”. Mereka membawa satu Dinar kepadanya. Maka Isa bertanya kepada mereka: “ Gambar dan tulisan siapakah ini? Mereka menjawab: “ gambar dan tulisan Kaisar”. Lalu kata Yesus kepada mereka: berikanlah apa yang wajib kau berikan kepada Kaisar. Dan berikanlah kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius, 22: 16-21).

Dari kisah itu, menunjukkan bahwa kaum Yahudi hendak memperdayai Isa as dengan pertanyaan menjebak, seperti pertanyaan yang dilakukan kepada Ahmad Deedat dalam dialog antara dirinya dengan Dr. E Lottem. Yesus ternyata tidak kalah Yahudinya dari pada mereka yang menanyainya. Akal bulus Yahudi dibalas dengan akal yang tulus oleh Isa as.

Dalam pertanyaan itu, bila Isa as menjawab “ Bayarlah Pajak (upeti), maka pemimpin-pemimpin Yahudi itu akan mengatakan kepada khalayak bahwa Yesus bukan juru selamat yang membebaskan orang-orang Yahudi dari perbudakan Romawi. Sebaliknya, mereka akan menganggapnya dan menyebarluaskannya Yesus sebagai kaki tangan penindas Romawi. Tetapi bila mengatakan “ Jangan Membayar Upeti”, tentu mereka tidak akan membayar upeti, dengan alasan Yesus Sang Juru Selamat melarang mereka membayar upeti kepada Raja. Dengan demikian Yesus akan berurusan dengan para penguasa. Bila hal itu terjadi, artinya Yesus mesti kalah. Itulah watak bangsa Yahudi.

Dalam masa kenabian Isa as, perlakuan semacam itu sudah sering dilakukan oleh Yahudi. Diantaranya adalah: “Maka ahli Taurat dan orang Farisi membawa kepadanya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu ditengah-tengah dan berkata kepada Yesus. “Rabi, perempuan ini tertangkap basah sedang berbuat zina, Musa dalam hokum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal itu?
Mereka melakukan hal itu untuk mencobai, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk bisa menyalahkannya. Tetapi Yesus, membungkuk, lalu menulis dengan jarinya ditanah. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepadanya, iapun bangkit berdiri lalu berkatakepada mereka,”Barang siapa diantara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu.” (Johanes, 8 :3-7).

Bila saja ketika itu Yesus mengatakan kepada mereka “Biarkanlah wanita ini pergi”, tentu mereka akan mengumumkan kepada bangsanya bahwa orang ini bukan utusan Tuhan, “Dia bukan Juru Selamat yang kita tunggu-tunggu”. Sebab dalam Zabur (20:10) tertulis “Bahwa pezina pria maupun wanita harus dihukum mati”.

Sebaliknya bila Yesus mengatakan bahwa hukuman mati itu ditetapkan berdasarkan ajaran Taurat dari Musa as, maka sudah dapat dipastikan mereka akan merajam wanita itu sampai mati, walau itu bertentangan dengan hokum setempat, karena perzinahan tidaklah dipandang sebagai kejahatan pokok dalam Kerajaan Romawi. Utusan Tuhan itu, mengenal baik masyarakat Yahudi sebagai suatu bangsa yang jahat dan maksiat.

Kalau dulu, nenek moyang Yahudi melakukan kepada para utusan Allah, kini anak cucunya melakukan kepada saya, Kata Ahmad Dedat. Dialog yang temanya mereka pilih sendiri dengan judul “ Konflik atau Damai ”, merupakan sebuah pengulangan sejarah watak Yahudi sepanjang jaman. Karakter bangsa Yahudi, tidak mau diatur bahkan oleh Allah Sang Pencipta sekalipun. Mau menang sendiri, mau enak sendiri, menganggap bangsanya sebagai manusia pilihan, sedangkan bangsa lain dianggap sebagai hewan yang boleh diperlakukan semaunya.

Watak jahat, merampok, membunuh, memperkosa, menipu, tidak bisa dipercaya, pembohong, rentenir, mentuhankan diri sendiri, adu domba, memalsu kitab dan sejarah, senang melihat orang lain menderita, tidak memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan, bangsa terkutuk, senang menciptakan huru-hara baik lewat politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya dan lainnya.

Pendeknya, semua sifat kejelekan ada pada setiap individu maupun kelompok Yahudi. Dalam buku Ahmad Dedat yang berjudul “ Dialog Islam & Yahudi ” ini, banyak diungkapkan rahasia tentang keyahudian. Walau demikian, masih ada sebagian kecil orang Yahudi yang baik. Tetapi, mereka juga tak berdaya dihadapan para Hakom, pendeta Yahudi yang menguasai ummat. Mereka mengaku sebagai manusia suci, ahli Taurat. Namun sejatinya, mereka adalah para pengabdi Syetan yang terkutuk. Mereka mengaku dan lebih senang menerima Talmut sebagai kitab sucinya yang mereka terima dari Iblis Laknatullah, melalui hakom-hakom.

Banyak orang Yahudi menjadi pimpinan agama-agama yang ada di dunia. Tetapi keahliannya sebagai tokoh agama-agama, hanya dijadikan sebagai jalan untuk merusak ummatnya. Hal ini sebenarnya amat jelas terlihat, namun kita telah tertipu oleh penampilan mereka. Atau kita memang rela menjadi hewan, budak dan permainan bangsa terkutuk itu.***

Dokumen Zionis

Obsesi yang merasuk dalam dada setiap manusia Yahudi, yaitu keinginan menguasai dan menghancurkan agama-agama di dunia. Ambisi ini tertuang dalam sebuah dokumen bernama Protocols of Zion atau Protokol Zionis. Judul aslinya adalah : PROTOCOLS OF THE LEARNED ELDERS OF ZION.

Jumat, 09 Januari 2009

SISI KELAM KYABAKURA-JO MENCORENG CITRA GEISHA

Banyak orang asing yang bingung dengan pekerjaan geisha yang sebenarnya. Geisha bukan pelacur dan juga bukan istri. Geisha menjual keahlian, bukan tubuhnya. Geisha tidak dibayar untuk melakukan hubungan seks. Geisha hanya boleh punya hubungan khusus dengan laki-laki yang menjadi danna-nya (pelindung) yang menyokong biaya hidup sehari-harinya yang cukup besar. Dengan kata lain, geisha hanya bisa menjadi setengah istri, yaitu istri-istri di malam hari. Geisha tidak menikah, tetapi bukan berarti dia tidak boleh punya anak.

Ada perbedaan antara hubungan suami-istri dan laki-laki dengan geisha. Hubungan laki-laki dengan geisha tidak berdasarkan cinta, karena itu geisha tidak boleh mengganggu hubungan perkawinan yang sudah terjalin.

Para istri biasanya mengetahui dan mengenal geisha suaminya. Pada acara-acara tertentu seperti Festival Obon dan Oshogatsu para istri bertemu dengan geisha suaminya. Terkadang geisha juga menghibur istri dan anak-anak danna-nya di kedai teh. Namun bila menilik kehidupan para geisha di kota Kyoto, Gion, dan Pontocho, kota-kota ini tak ubahnya manusia bermuka 2. Disebut muka 2 karena dunia hiburan malam bergaya masa lalu dan modern hadir di sana.

Setiap bar atau ‘snack’ menyediakan wanita-wanita muda penghibur. Mereka berusaha menghadang pejalan kaki sambil merayu untuk mampir ke bar mereka. ‘Ayo mampir, Mas’. ‘Di tanggung Anda puas deh’. Mendengar kata-kata itu tentunya terasa jengah. Wilayah ini seolah-olah menjadi wilayah yang tidak bagus untuk dilewati.

Di sini ada istilah ‘Kyabakura-Jo’ sebutan bagi wanita-wanita muda penghibur di bar atau ‘snack’, dan ‘Hosuto’ sebutan laki-laki muda penghibur.

Sejak ratusan tahun yang lalu, di Jepang dikenal profesi wanita penghibur yang disebut ‘Oiran’. Profesi Oiran ini tak ubahnya geisha. Ia bukan saja pandai menyajikan hiburan berupa tari dan gerak, tapi juga sebagai pemuas nafsu seks lawan jenisnya. Hal ini kemudian berkembang ke abad 20, dan muncullah istilah-istilah lebih modern dan menjadi sebuah profesi yang diminati wanita-wanita muda Jepang. Tentunya yang dimaksudkan adalah sebutan ‘Kyabakura-Jo’.

Tidak ada data yang menyebutkan apakah bekerja sebagai Kyabakura-Jo sama seperti ‘Oiran’ zaman dulu. Tapi, berprofesi sebagai Kyabakura-Jo berarti akan menghasilkan uang yang banyak. Dalam usia 20-30 tahunan, mereka sudah bisa menjadi mesin uang untuk diri sendiri.

Profesi sebagai gadis penghibur di zaman modern ini tidak lagi menuntut kecantikan dan kemolekan tubuh, walaupun tetap menjadi hal penting. Tetapi yang dituntut dari seorang Kyabakura-Jo adalah kecerdasan, seperti halnya penyiar tv atau mungkin reporter koran dan majalah.

Mereka juga harus bisa menjadi ‘kamus ilmu pengetahuan umum’ yang bisa meladeni pembicaraan setiap tamu yang ingin berkeluh kesah tentang dunia bisnis, dunia kedokteran, dunia musik, atau apa saja. Bahkan di bar-bar berkelas tinggi, para Kyabakura-Jo memiliki kemampuan berbahasa asing. Seorang Kyabakura-Jo yang memiliki kemampuan lengkap seperti yang telah dijabarkan, maka dia akan mampu bertahan sebagai ‘Number One’.

Seorang Kyabakura-Jo kelas atas mampu membeli sebuah mobil Jaguar terbaru hanya dalam hitungan gaji dan bonus minimal 1-3 bulan. Tapi seorang Kyabakura-Jo yang tidak mampu bersaing, harus menerima kenyataan pahit, yakni dipecat dari pekerjaannya. Entah berapa ratus bar yang ada di sebuah wilayah perkotaan besar, dan keuntungan dari bisnis ini tergantung daripada kemampuan para Kyabakura-Jo mempertahankan kehadiran seorang tamu.

Persaingan antar bar sangatlah ketat, sehingga apabila terpilih sebagai ‘Kyabakura-Jo Number One’ di wilayah tersebut adalah hal yang membanggakan. Kesimpulannya, profesi Kyabakura- Jo tak sama dengan geisha.

Kendati di sana-sini ada beberapa geisha yang berprofesi ganda alias melacur, tapi semua itu tergantung dari pribadi orangnya. Yang jelas dengan adanya Kyabakura-Jo, nama geisha semakin tercoreng. Kini, geisha hanyalah cerita salah penyikapan terhadap kehidupan. Geisha bagi sejarah adalah sebuah cerita yang tidak akan terhapus dan akan selamanya menjadi budaya yang terkenang sepanjang masa.


Eksistensi Palestina Berakhir


Serbuan Negara Zionis Israel ke Gaza, diamnya dunia islam maupun non islam, mengisyaratkan kepada kita, tentang berakhirnya eksistensi Negara Palestina. Palestina akan hilang dalam hitungan bulan.

Sejarah, memang merupakan sebuah pengulangan. Serangan Yahudi Zionis Israel terhadap Hamas kali ini, merupakan sebuah pengulanagn sejarah pembantaian masa lalu. Pembantaian Sabra dan Shatila (dekat Beirut 1985) oleh Milisi Amal Pimpinan Nabih Berri dukungan Suriah. Atau tragedi sama yang dilakukan pada September 1982 oleh Milisi Maronit yang merupakan kelompok teroris Israel di Suriah. Seharusnya menyadarkan kita tentang kekejian Negara Israel yang kini hendak mengulangi dan melakukan sendiri pembantaian warga Palestina di Gaza.

Anehnya, seluruh dunia hanya melihat dan bungkam seribu bahasa. Apakah bila kita mengetahui ada kelompok manusia yang melakukan pembantaian secara sadis tanpa perikemanusian, kita tidak berusaha mencegah. Tetapi justru memberikan makanan dan obat-obatan untuk yang telah meninggal dunia dan yang terluka. Apakah tidak lebih bijaksana bila kita mencegah pembunuhan itu dengan menggertak atau bahkan dengan membunuh satu dua orang pembunuh untuk mencegah pembunuhan tanpa batas terjadi didepan mata. Logika mana menurut anda yang pas untuk diterapkan dalam kasus pembantaian Hamas, Palestina di Gaza?

Banyak analis politik bahkan di negeri ini mengatakan, kirimkan makanan dan obat-obatan. Untuk yang kelaparan dan terluka, memang hal itu tepat untuk dilakukan. Tetapi, bagi mereka yang akan dibunuh dan tak mampu melawan, langkah itu bisa dibilang idiot.

Iblis berujud manusia itu akan terus membantai bila tidak diberikan perlawanan dan balik dibunuh. Sebab persoalannya adalah bahwa pembunuh berkehendak mengangkangi hak milik si lemah yang tanpa daya. Dan iblis berujud manusia itu bernama bangsa Israel.

Tragedi Sabra dan Shatila jilid III, berada didepan mata. Peta Timur Tengah akan kehilangan Negara bernama Palestina. Semua itu terjadi akibat aneksasi tiada henti Israel yang berambisi membentuk Israel Raya. Apakah politisi baik local maupun tingkat dunia tidak memperhatikan peta Negara Yahudi itu?

Kini Negara Yahudi Zionis itu semakin mekar. Sedangkan Palestina hanya tinggal wilayah Gaza yang dikuasai oleh Hamas pejuang anti kolonialisme. Disisi lain ada wilayah yang tak jauh beda luas wilayahnya dan dikuasai oleh kelompok Fatah yang telah takluk oleh rezim Israel.

Bukan konflik agama! Demikian komentar analis-analis politik Timut Tengah. Jangan jadi analis bila belum membaca protocol Zionis tahun 1887 yang digagas di Bassel Swiss. Jangan jadi analis Timteng bila tidak berpedoman kepada agama. Apa yang bisa diuraikan dan dilepas dari agama?

Konflik Negara Yahudi dan Negara Islam, maupun Nasrani adalah berakar dari agama, bukan politik, juga bukan ekonomi. Pemahaman agama, merupakan aplikasi untuk berbuat. Sedangkan yang namanya politik, ekonomi, budaya dan lain-lainya hanyalah merupakan sarana. Alat, untuk mengangkangi, menguasai orang lain.

Kalau para analis yang banyak bicara di media mengatakan bahwa konflik Timteng bukan konflik agama, mungkin mereka tidak memahami agama. Atau bahkan tidak beragama. Sudah jelas dalam protocol zionis, dalam kitab-kitab “suci” seperti Injil, Quran, Taurat atau Talmut sekalipun. Bahwa ada permusuhan yang jelas diantara golongan manusia. Namun, ada perbedaan hakiki diantara isi kitab-kitab suci tersebut. Perbedaan itu sangat mendasar. Yaitu, yang satu mengatakan bahwa manusia itu sama dihadapan Tuhannya dan Tuhan itu hanya Satu (baca : Esa) adanya. Tidak peduli kita mengaku sebagai ummat Yahudi, Islam atau Nasrani yang disebut sebagai pewaris agama Samawi.

Akhirnya, jangan berkata bila tak mau berkata. Jangan melompat bila tidak mau melompati sebuah sungai. Sebab, bila kita melompati hanya 3 meter sedangkan sungai itu lebarnya 5 meter, maka kita akan terjebur ke dalam sungai. Bila kita mengatakan tidak secara tuntas seperti para analis yang ditayangkan di SCTV Rabu malam 7/1 kemarin, itu akan menyesatkan manusia.

Konflik Timur Tengah berawal dari berdirinya Negara bernama Israel. Untuk mengakhirinya adalah dengan menghapuskan Negara Israel. Terjadinya genocid rakyat Palestina adalah karena serangan militer Negara Yahudi, maka untuk menghentikannya adalah dengan menghilangkan kekuatan militer Yahudi.

Militer merupakan kekuatan Negara Yahudi Israel, tentu saja selain kekuatan ekonominya. Sebab banyak orang-oarang Yahudi kaya raya dan tersebar dibelahan dunia, baik di Negara Barat maupun Timur. Namun merusak, berbuat keonaran, menjungkirbalikan tatanan kehidupan yang baik, menindas, memperbudak, menganggap dirinya manusia pilihan adalah watak dan karakter manusia bernama Yahudi.

Oleh karenanya hanya ada satu kata untuk menghilangkan seluruh persoalan yang terjadi di dunia. Yaitu dengan menghilangkan manusia bernama Yahudi. Ubah mereka untuk menjadi muslim sejati. Sedangkan seorang atau kumpulan manusia yang belum menjadi muslim sejati, mulai sekarang jadilah muslim sejati, jangan menjadi muslim setengah-setengah. Nanti kalian akan menjadi sama seperti orang Yahudi. Seret para pembantai ke makamah Internasional sebagai penjahat kemanusiaan. Beranikah para pahlawan perang Irak melakukannya?

Rabu, 07 Januari 2009

Chanxemmu Terorism



Aku tidak hanya mengira, bahkan yakin seyakin-yakinnya. Siapapun orangnya dan siapapun namanya pemimpon Amerika Serikat, tak akan pernah merubah pendiriannya tentang Israel, Timur Tengah dan Islam.

Bagi mereka, Eropa, bangsa-bangsa Yahudi, Nasrani, komunis maupun kapitalis, islam adalah Syetan dan teroris. Sebab masyarakat Muslim tidak mau tuntuk terhadap kemauan mereka. Yaitu hidup dengan mengesampingkan Sunnah Rasul dan Al Qur’an.

Pada pemilihan Presiden AS tahun kemarin, banyak orang mengeluh-eluhkan kandidat yang kini memenangkan Pilpres Negara Kapitalis Bernama Barak Obama. Walau ia punya nama tengah Husain dan pernah tinggal di Indonesia. Karenanya, di Indonesia sendiri bahkan Wakil Presiden negeri ini menyanjungnya demikian rupa. Tetapi bagiku, Amerika tetap Amerika ! mereka akan bertindak dan berbuat untuk kepentingan Amerika, bukan untuk kepentingan Negara lain, apalagi memikirkan kepentingan Negara bernama Indonesia, Palestina, ataupun Negara lainnya.

Tetapi pertanyaan yang sama akan terjawab lain bila hal itu menyangkut gerombolan bernama Yahudi dan Israel. Mereka (AS dan Negara Eropa lainnya) akan berbuat apa saja bila kelompok teroris itu membutuhkannya.

Ummat Islam di seluruh dunia, sedang “menyuci diri” untuk menyambut 1 Muharram 1430 H. sedangkan “ummat lainnya” mempersiapkan mengisi liburan tahun baru Masehi dengan berbagai cara. Ada yang berlibur ke luar negeri seperti para artis kita. Ada yang merombak motor maupun mobil terutama dengan mengubah bentuk knalpotnya. Walaupun jelek bentuknya, yang pasti bisa merobek telinga yang mendengar suara kendaraannya, mereka cukup puas. Tetapi disisi lain, kelompok gangster Stren yang kini memiliki pusat kegiatannya di Timur Tengah ini membunuh dengan amat sadis tanpa peri apapun. Jangankan peri kemanusiaan, perikehewanan pun tak diperhitungkan. Sebab mereka sebenarnya adalah kelompok teroris sejati. Karena mereka adalah Dajjal yang lahir dari Talmut.

Sayangnya di negeri ini, Amrozi sudah terkubur, Imam Samudra telah menjadi Syuhada, sedangkan Muklas tlah tiada untuk selamanya. Yang tertinggal hanyalah duka sepanjang sejarah, Palestina merana. Pemimpin dunia hanya terperangah, ulamanya mungkin hanya berdoa, sedangkan kita hanya puas menonton dari berita. Kita mengumpat pun tak berani, takut terdengar oleh dengus 88.

Tak ada yang berani mengirimkan senjata. Jangankan kirim senjata ke Palestina, kirim obat-obatan saja tak bisa. Kirim makanan pun tak diperbolehkan oleh kelompok teroris bernama Israel.

Siapa yang berani menuduh pemimpin Negara teroris itu sebagai penjahat perang, siapa yang berani membawa Bush ke Makamah Internasional? Siapa yang berani berteriak lantang kepada Blair sebagai jagal bangsa Irak? Yang berani melakukan perlawanan hanyalah seorang wartawan dengan melemparkan sepatunya. Sebab wartawan tak memiliki senjata selain yang ada dikakinya.

Maafkan aku saudaraku…….
Aku hanya bisa berteriak tanpa suara
Ditempat yang sepi
Dan dilayar kaca ini…….

Selasa, 06 Januari 2009

Geisha……… Bukan Pelacur, Tapi 1/2 Istri


Geisha bukan pelacur dan juga bukan istri. Geisha menjual keahlian dan ketrampilan bukan tubuh. Geisha tidak dibayar untuk melakukan hubungan seks. Geisha hanya boleh punya hubungan khusus dengan laki-laki yang menjadi dannanya (pelindung) yang menyokong biaya hidup sehari-harinya yang cukup besar. Dengan kata lain, geisha hanya bisa menjadi setengah istri, yaitu istri-istri di malam hari. Geisha tidak menikah, tetapi bukan berarti dia tidak boleh punya anak. Namun pada kenyataan, geisha kini kerap diartikan sebagai pelacur dan perusak rumah tangga orang. Nah, bagaimana liku-liku kehidupan geisha?

“Geisha adalah seorang artis dari dunia yang mengapung. Dia menari. Dia menyanyi. Dia menghibur dengan cara apapun yang kau inginkan”
“Bagi laki-laki (sang pelindung) geisha hanya bisa setengah istri. Kami adalah istri-istri di malam hari. Tapi tetap mengenali kebaikan setelah begitu banyak kejahatan”

APA ITU GEISHA?
Dari narasi diatas, “Mungkin, ratu kecantikan sejagat, bisa digolongkan/disamakan dengan geisha. Atau bila dibalik Miss Universal adalah jiplakan budaya Jepang tentang geisha? Mungkin bahkan penciptaan Miss Universal adalah pencetakan generasi baru profesi Kyabakura- Jo? Siapa tahu……, ingin tahu secara lengkap, Berikut laporannya, baca dan komentari dengan rasa persaudaraan, okey….salam super”

Ada satu kalimat yang sangat kuat di akhir film Memoar of Geisha.”Geisha adalah seorang artis dari dunia yang mengapung. Dia menari. Dia menyanyi. Dia menghibur dengan cara apapun yang kau inginkan.” Kemudian diakhiri dengan kata: “Bagi laki-laki (sang pelindung) geisha hanya bisa setengah istri. Kami adalah istri-istri di malam hari. Tapi tetap mengenali kebaikan setelah begitu banyak kejahatan”.

Bila kita melihat memandang dari sisi negatif, mungkin geisha seringkali diartikan ‘high class pelacur’. Pelacur yang hanya mampu dibeli orang-orang kaya. Karena untuk resmi menjadi geisha dia harus melakukan ritual ‘mizuage’, yakni ritual menjual keperawanan jadi lengkaplah apa yang dipersangkakan orang selama ini.

Kyoto adalah sebuah kota yang kental dengan adat istiadat Jepang masa lalu. Tinggal di kota ini seperti kena ‘time sleep’. Di kota ini ada kurang lebih 1000 buah kuil. Kota Kyoto tak ubahnya manusia bermuka 2. Bersisi wajah kehidupan masa lalu yang terus dipertahankan, dan kehidupan modern yang terus berkembang. Di pusat kota, ada sebuah sungai besar yang panjang membelah kota hingga tersambung dengan kota Osaka. Dikenal dengan sebutan ‘Kamogawa’ atau ‘Sungai Bebek’.

Bila menelusuri sungai ini hingga ke pusat kota, maka kita bisa menemui kehidupan masa lalu yang dipertahankan itu. Pusat kota ini dikenal dengan sebutan Kawaramachi Dori. Di sekitarnya ada wilayah bernama Pontocho.

Memang Kyoto merupakan basis geisha. Tapi di sini juga ada dua desa yang paling bergengsi dan sekaligus distrik yang paling banyak geisha-nya adalah Gion dan Pontocho. Di wilayah ini terdapat ‘Desa Geisha’. Kalau di Tokyo, geisha banyak ditemukan di Shinbashi, Asakusa dan Kagurazaka.

Di Gion dan Pontocho, geisha lebih dikenal dengan sebutan geiko. Pada akhir abad 20 tercatat ada 10 ribu geisha, padahal pada tahun 1920-an ada 80 ribu geisha. Di wilayah ini berderet rumah makan yang kental dengan nuansa Jepang. Mulai dari bentuk bangunannya, jenis masakannya, bahasa yang dipergunakan, tata krama pelayanannya, semuanya. Ada prestise tersendiri bila menjadi tamu di wilayah Pontocho ini.

Bila kita berbicara mengenai Geisha, maka banyak makna yang terkandung dalam huruf Kanji ‘Geisha’ itu sendiri. Geisha itu bermakna ‘orang yang bisa berkesenian’.