Jurnalis Independen: Hingga dua hari pasca penangkapan Mujianto alias Mentok alias Gentong pembantu yang juga pacar homonya, Mr. J, guru SMP Negeri 6 Nganjuk masih sulit di konfirmasi.
Menurut para tetangganya, selama ini Mr. J dikenal sebagai pria yang tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar. Dan para tetangga tak menyangka, Mr. J yang berstatus PNS guru tersebut memiliki kelainan dan pembantunya menjadi pelaku utama dalam serangkaian pembiusan yang beberapa pekan ini meresahkan warga Nganjuk.
Saat didatangi wartawan ke rumahnya di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kediaman Mr. J tertutup rapat. Meski didalam rumah tampak ada penghuninya, namun tak ada satupun yang mau keluar menemui wartawan.
Di dalam rumahnya Mr. J tinggal bertiga bersama keponakan dan Mujianto, pembantu sekaligus pacar homonya. Oleh ketua RT. 03 Desa Sonopatik, Mujianto pernah di usir karena tinggal di rumah Mr. J tanpa ada pemberitahuan kepada pihak RT.
Begitu berita pembiusan ini mencuat, para tetangga mengaku sangat terkejut melihat Mr. J yang pendiam dan tertutup itu ternyata memiliki kelainan. Bahkan yang membuat warga lebih terkejut lagi adalah Mujianto, pembantu Mr. J ternyata menjadi pelaku utama dalam serangkaian aktifitas pembunuhan berencana atau pembiusan.
Sulitnya mencari Mr. J tak hanya di rumahnya saja, wartawan mecoba datangi ke sekolah tempat Mr. J bekerja sebagai guru. Namun, pihak sekolah mengaku Mr. J sedang tidak masuk.
Saat ini, polisi juga berencana akan memeriksa Mr. J untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan PNS guru SMP Negeri 6 Nganjuk tersebut dalam rangkaian pembiusan berantai yang di lakukan pembantunya tersebut.
Terkait korban pembiusan dan pembunuhan berantai oleh Mujianto alias Mentok alias Gentong dengan motif cemburu pada pacar homonya terus bertambah menjadi 15 orang. Dari 15 korban tersebut baru 4 korban yang di ketahui tewas dan dua selamat sedangkan 9 korban lainnya masih belum diketahui nasibnya dan kini masih di selidiki oleh polisi.
Sebelumnya pihak kepolisian setempat menyebutkan jumlah korban pembiusan oleh Mujianto hanya 6 orang pada Senin, 13 Februari. Siang tadi Polres Nganjuk Jawa Timur mengupdate data terbaru bahwa korban Mujianto bertambah menjadi 15 orang. Penambahan tersebut didasarkan atas pengakuan tersangka sendiri yang telah membius korbannya satu persatu mulai dari bulan September 2011 hingga Februari 2012.
Namun demikian dari 15 korban tersebut baru 6 yang diketahui nasibnya yakni 4 tewas dan dua sekarat, sedangkan 9 korban lainnya belum di ketahui nasibnya sebab tersangka langsung meninggalkan begitu saja korban-korbannya saat dalam kondisi sekarat.
Sementara polisi yang berusaha menggali informasi keberadaan dan kondisi para korban mengalami kesulitan karena seluruh korban berasal dari luar kota dan sikapnya sangat tertutup. Polisi menduga para korban tersebut merasa malu karena mereka dari kalangan gay dan sebelum menjadi korban pembiusan, mereka melakukan hubungan badan terlebih dahulu dengan tersangka.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembiusan berantai ini terungkap setelah tersangka Mujianto tertangkap polisi pada Minggu, 12 Februari pagi. Kepada petugas pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Mr. J seorang PNS guru di SMP Negeri 6 Nganjuk ini mengaku juga berstatus sebagai kekasih Mr. J yang tak lain majikannya sendiri.
Sehari-hari tersangka tidak hanya bertugas menjaga kebersihan rumah Mr. J saja namun juga bertugas melayani nafsu Mr. J jika sang majikan menginginkannya. Setelah dua tahun bekerja dan menjadi kekasih majikanya tersangka akhirnya mengetahui jika sang pacar gay Mr. J ternyata sangat banyak.
Atas dasar tersebut tersangka menjadi cemburu sehingga diam-diam mengambil data nama dan nomor telepon pacar-pacar Mr. J tanpa sepengetahuan majikanya itu. Pacar-pacar Mr. J tersebut di undang oleh tersangka ke Nganjuk dengan dalih di undang oleh Mr. J. Sesampainya di Nganjuk korban di ajak berkeliling ke sana kemari lalu di ajak berhubungan badan dan ujung-ujungnya diberi minum yang di bubuhi racun tikus.Setelah korbannya sekarat tersangka meninggalkan korban-korbannya di jalan atau di rumah warga hingga menyebabkan 4 di antaranya tewas.
Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Supiyono yang di konfirmasi mengenai hal ini membenarkan bahwa Mr. J adalah guru di SMP Negeri 6 Nganjuk. Pihaknya mengaku juga telah mendapat laporan tentang peristiwa ini.
Selain telah meminta penjelasan secara tertulis dari pihak sekolah, Dinas Pendidikan saat ini juga masih menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian untuk menentukan tindakan yang akan di ambil terhadap Mr. J. (oke/sus/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar