Jurnalis Independen: Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus memantau dan memperhatikan tokoh-tokoh yang pantas untuk diberi dukungan. SBY mengatakan setidaknya ada 26 tokoh yang dinilai layak maju dalam pilpres 2014 mendatang.
Menanggapi hal itu Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, pernyataan Presiden SBY tersebut merupakan sinyal terhadap Aburizal Bakrie (Golkar) dan Hatta Radjasa (PAN) yang selama ini kerap bermanuver menjelang pemilu 2014.
"Golkar dan PAN paling santer disebut-sebut mendorong ketua umumnya untuk calon presiden. Artinya, sekarang ini, seluruh sepak terjang Hatta dan Ical dalam pantauan SBY," ucapnya, Selasa (14/2/2012) malam.
Menurut Ray, pengamatan SBY tersebut terhadap petinggi partai bukan sebagai "teman" melainkan sebagai "lawan" tanding. "Tentu saja dalam pantauan bukan sebagai teman tetapi lebih tepat dilihat sebagai lawan tanding. Artinya, di mata SBY, Ical dan Hatta harus harus dicermati betul setiap langkah mereka," lanjutnya.
Ray mengatakan Ical dan Hatta harus berhati-hati dalam bersikap pada SBY. Hal itu karena bisa merubah arah politik SBY dalam memberikan dukungan. kendati demikian Ray meyakini Ical dan Hatta tidak akan didukung oleh SBY.
"Sedikit saja menyinggung wibawa Presiden akan dapat berimplikasi pada tindakan politik SBY dalam menghadang laju mereka. Saya tidak terlalu percaya dua orang ini didukung oleh SBY," tutupnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengaku kurang jelas dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan adanya 26 nama yang kerap melakukan manuver politik dengan tujuan mencari panggung politik alias ngebet pingin jadi calon presiden pada 2014 mendatang.
"Agak kurang jelas maksud SBY menyebut angka 26 itu, apalagi tak langsung menyebut nama-nama tersebut. Tapi intinya adalah SBY memang masih memikirkan siapa kelak yang akan duduk sebagai presiden untuk menggantikannya," ucapnya saat berbincang kepada okezone, Selasa (14/2/2012) malam.
Kata Ray, pernyataan Presiden SBY itu menyiratkan bahwa dirinya masih berkeinginan ikut terlibat dalam Pilpres yang akan datang. "Tentu saja tidak dalam kapasitas calon presiden, tapi setidaknya dalam hal mempengaruhi keterpilihan pasangan capres dalam pemilu," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku partainya hingga kini belum menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang Pemilu 2014 mendatang.
Kendati belum memberikan dukungan kepada salah satu calon, dirinya terus memantau dan memperhatikan tokoh-tokoh yang pantas untuk diberi dukungan.
Namun, Presiden SBY tidak membeberkan nama-nama yang dia lihat layak maju di 2014. Presiden berharap presiden penggantinya kelak bisa lebih baik dari dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan dan tentu saja tidak membuka iab dirinya sewaktu menjabat sebagai presiden selama dua periode, terutama terkait kasus Century.
Lain pengamat lain pula kata Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Puteri menyarankan agar Presiden SBY tak sensitif dengan calon presiden yang akan bersaing di Pemilu 2014 mendatang.
"Mengapa sampai timbul reaksi. Ini kan negara demokrasi," kata Mega usai memberi pengarahan terhadap anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Menurut Mega, para kandidat yang ingin masuk bursa capres harus memenuhi syarat sesuai Undang-undang dan ekspektasi masyarakat banyak. "Terserah, boleh saja sepanjang menurut hukum dan aturan konstitusi. Mau sebut 100 nama silakan saja. Ini suatu dinamika yang biasa saja," kata dia.
Pernyataan Mega ini terkait lontaran SBY yang menyatakan ada 26 tokoh yang layak masuk dalam bursa Pilpres 2014 mendatang.
"Saya ikuti banyak sekali tokoh yang bagus, saya hitung-hitung ada 26. Ada yang gerak-geriknya mau jadi presiden," kata SBY disambut gelak tawa hadirin di Istana Negara Jakarta, Senin (13/2/2012).
Apakah diantara 26 tokoh yang disebutkan SBY itu ada yang ingin membuka aibnya setelah menjadi presiden nanti? Dan apakah hal itu yang mendasari sikap apriori SBY yang pemerintahannya tergolong sarat kontroversi korupsi? Yang jelas hingga kini Partai Demokrat yang dibinanya kini tengah mati suri oleh banyaknya kasus korupsi yang banyak dilakukan kader-kadernya....(oke/sus/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar