Jurnalis Independen: Syafi'i Nawari Rasjidi Sekretaris Ikatan Pemuda Madura Indonesia
mengatakan terkait dengan potensi yang dimiliki kawasan Madura pemerintah
harus terbuka, memberikan penjelasan, jika pemerintah berpihak kepada rakyat kecil bukan kepada pengusaha atau investor.
Kalau memang Madura ingin dikembangkan sebagai wilayah industri maka
industri seperti apa yang akan dibangun sebab hingga sekarang belum
jelas konsepnya.
Untuk itu para pemuda di Madura mendesak pemerintah agar lebih
terbuka sehingga tidak menjadikan masyarakat Madura hanya sebagai
obyek tapi juga harus jadi subyek pembangunan di Madura.
Khusus pembangunan dalam sektori migas yang jadi potensi Madura juga perlu
disampaikan ke publik sehingga masyarakat paham dengan kondisi di
Madura tanpa perlu ada yang ditutupi.
Menyikapi desakan para mahasiswa Madura Hadi Prasetyo Kepala
Perwakilan BP Migas Jawa-Papua-Maluku (Japalu) mengatakan tentang potensi dan
kandungan migas di Madura juga hasil produksi migas hanya boleh
disampaikan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sementara tentang dana bagi hasil migas, Perwakilan Japalu tidak
berwenang menyampaikan itu karena semua masuk dalam kewenangan
Kementrian Keuangan di Dirjen Anggaran dan Perimbangan Keuangan.
Informasi yang bisa disampaikan BP Migas menurut Hadi hanya tentang
perusahaan migas yang sekarang sudah masuk dan berkegiatan di Madura.
Perusahaan itu asing dan dalam negeri, ada sejumlah 12 perusahaan sudah
berkegiatan, 4 diantaranya sudah berproduksi dan 8 lainnya masih dalam
tahap eksplorasi.(tas/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar