Selasa, 14 Februari 2012

Unair Kirim 14 Delegasi ke Harvard Belajar Diplomasi ala PBB dalam HNMUN

Jurnalis Independen: Universitas Airlangga untuk kedua kalinya akan berpartisipasi dalam ajang Harvard National Model of United Nations (HNMUN) yang diselenggarakan di Harvard University, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.

Sesuai namanya, forum yang digelar pada 16-19 Februari ini memang digagas dan diselenggarakan oleh para mahasiswa Harvard University untuk belajar berdiplomasi seperti yang dilakukan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Setiap tahunnya HNMUN menjadi forum internasional yang dihadiri mahasiswa lebih dari 35 negara. “Delegasi kami termasuk besar, yaitu 14 orang. Tahun lalu kami hanya berangkat bertujuh,” kata Amak Yaqoub, dosen pendamping delegasi Unair. “Sebenarnya yang kami persiapkan ada 18 orang. Tetapi karena kendala teknis, salah satunya visa Amerika yang tidak disetujui, maka delegasi yang berangkat ada 14 orang,” sambungnya.

HNMUN, lebih jauh, menantang para mahasiswa dari berbagai universitas untuk berperan sebagai diplomat-diplomat negara anggota PBB untuk berdikusi, berdebat, serta memberikan solusi bagi berbagai permasalahan global kontemporer. Para delegasi di HNMUN juga dituntut untuk mengaplikasikan pemahaman konsep dan teori di bangku kuliah ke tingkatan aplikatif. ”Kami akan belajar tentang kinerja dan proses pengambilan keputusan di tingkat internasional dalam salah satu organisasi terbesar di dunia. Hasil diplomasi nanti akan tertuang dalam sebuah draft resolusi PBB,” ujar Yurike Wahyudi, ketua delegasi.

Delegasi yang menamakan dirinya Unair for HNMUN 2012 tersebut terdiri atas  para mahasiswa dari berbagai fakultas dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. ”Delegasi kami ada yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Ekonomi dan Bisnis, Farmasi, Ilmu Budaya, Ilmu Sosial dan Politik dan fakultas-fakultas lain. Perbedaan latar belakang keilmuan memberikan keuntungan tersendiri, karena dirasa mampu memberikan keragaman pandangan dari berbagai disiplin ilmu,” sambung Yurike.

Nantinya delegasi Unair akan mewakili negara Islandia yang duduk dalam sembilan  komite dan agensi dalam PBB. Masing-masing komite akan mendikusikan permasalahan internasional yang berbeda, mulai dari permasalahan kesehatan, akses informasi, kepengungsian, hak minoritas, krisis ekonomi hingga persoalan proliferasi nuklir dan intervensi kemanusiaan.

Yurike menambahkan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh delegasi Unair sebelum berpartisipasi di HNMUN. Salah satunya training rutin yang dilaksanakan dua kali seminggu di ruang American Corner, Gedung Perpustakaan Kampus B Unair. Selain memperdalam pengetahuan anggota delegasi tentang Islandia, struktur organisasi PBB, serta isu-isu global yang akan dibahas, delegasi juga mempelajari tata cara berdiplomasi dan aturan-aturan sidang PBB. ”Dengan persiapan yang telah dilakukan, kami berharap mampu meraih gelar best delegates di HNMUN 2012,” ungkap mahasiswi jurusan Hubungan Internasional tersebut.

Selain berpartisipasi di HNMUN, delegasi Unair juga akan berkesempatan untuk mengikuti kuliah umum di tiga universitas di Amerika. Dua universitas terdapat di kota Boston, yaitu Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology, sedangkan satu universitas berada di kota New York, yaitu Columbia University.

”Ketiga universitas tersebut memiliki tradisi keilmuan yang sangat kuat. Kami berharap delegasi mampu mengambil spirit pembelajaran disana dan menyebarkannya di Indonesia. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga,” kata Amak. Ditambahkannya, delegasi Unair juga akan mengunjungi Markas Besar PBB, Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB, Perwakilan Tetap Islandia untuk PBB, Konsulat Jendral Republik Indonesia.

Tim Unair for HNMUN 2012 akan berangkat dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya pada 13 Februari untuk selanjutnya ke John F. Kennedy International Airport, New York City, via Jakarta dan Dhoha. Diakui Amak, banyak kendala yang dihadapi delegasi Unair dalam mempersiapkan keberangkatan ke Boston. Salah satunya, aplikasi visa beberapa mahasiswa yang belum disetujui. Selain itu, pendanaan juga menjadi tantangan yang harus diselesaikan. ”Kami akan masukkan lagi aplikasi mahasiswa yang ditolak.

Kemarin memang ada beberapa mahasiswa yang sedikit grogi saat wawancara. Untuk pendanaan, saya salut dengan semangat berbagi para anggota delegasi. Sampai ada yang rela mengeluarkan uang pribadi untuk rekannya,” ujar dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut. (Tim Unair for HNMUN).(mnt)

Tidak ada komentar: