Jurnalis Independen: He...he...he...Aneh, lucu bin ajaib. Itulah komentar yang layak diberikan dari manusia waras terkait insiden FPI. Banyak yang alergi dengan "sepak terjang" FPI selama ini, sehingga demo-demo anti FPI bermunculan, terlebih dengan munculnya kasus FPI di Kalimantan Tengah tempo hari.
Sisi lain terkait maraknya demo anti FPI, Ketua DPP FPI, Munarman mencium ada aura balas dendam dari Partai Demokrat untuk membubarkan FPI. Kita ketahui bersama beberapa laskar FPI turut ikut aksi demo ke rumah Anas terkait korupsi.
“Ini balas dendam,” tegasnya Munarman, Rabu (15/02).
Masih menurut Munarman, Anas hampir saja dijadikan tersangka. Dengan kondisi ini Demokrat makin terpojok. Karenanya, isu pembubaran FPI adalah skenario untuk mengalihkan isu di media massa. Lalu muncullah SBY meminta FPI mengintropeksi diri.
“Seolah-olah SBY sebagai penyelemat bangsa. Ini isu yang dialihkan. Operatornya adalah Ulil,” terangnya menyorot Ulil Abshar Abdalla sebagai aktor aksi Gerakan Indonesia Tanpa FPI, kemarin.
Direktur An Nashr institute ini juga membantah pernyataan Ulil dimana Gerakan Pembubaran FPI murni karena FPI terindikasi sebagai ormas kekerasan.
“Kalau Ulil menolak kekerasan seharusnya dia menolak preman-preman yang memakai kekerasan di Kalimantan Tengah kemarin. Menduduki akron, membawa senjata tajam itu kan aksi kekerasan.
Di Kalimantan Tengah FPI tidak melakukan kekerasan. Bahkan FPI yang diminta untuk berdiri di Kalimantan Tengah oleh Warga Dayak,” tanyanya. (emi/mnt)
Terkait kisruh demo FPI, ternyata pemicu bentrok itu adalah teman sendiri
He..he...he...Dengan hanya puluhan orang, pengunjuk rasa yang menamakan dirinya
Koalisi Rakyat Indonesia Tanpa FPI menggelar aksi di bunderan HI pada
Selasa (14/2).Mereka bernyanyi, berteriak menghujat FPI yang menurut
mereka FPI adalah kelompok yang menyerukan penganiayaan terhadap orang
lain atas nama Tuhan.
He..he..he...Aksi yang dilakukan sejak pukul 16.00 hingga 17.00 WIB mengusung spanduk bertuliskan "Kado Valentine Untuk Habib Rizieq Indonesia Tanpa FPI Indonesia Tanpa Kekerasan", "February 14 Indonesia Without FPI", "Kutuk Kekerasan Atas Nama Agama".
He....he....he.....Para pendukung JIL ini menuduh bahwa FPI lah pelaku kekerasan di Indonesia. Sepertinya mereka lupa dan menutup mata atas kejadian di Palangkaraya dimana justru pimpinan FPI menjadi korban kekerasan dan percobaan pembunuhan oleh para preman di sana yang menjebol Bandara Tjilik Riwut, menduduki apron bandara, membawa dan mengacungkan mandau dan tombak. Mereka inilah yang seharusnya dikutuk karena jelas-jelas telah melakukan kekerasan.
He....he....he.....Ada seorang jurnalis TV merasa heran dengan aksi ini. Sambil mendekat ke Eramuslim, dia berbisik, "Kenapa yang dibidik cuma FPI aja?" ujarnya keheranan.
Ada juga yang berkomentar saat aksi tersebut, "Sebenarnya FPI bermanfaat juga untuk umat," seloroh jurnalis TV yang lainnya.
He....he....he.....Aksi yang awalnya berjalan tertib, tiba-tiba ada beberapa orang provokatoryang memancing keributan dengan mengambil paksa spanduk dari pengunjuk rasa. Akhirnya, terjadilah kekacauan. Namun dapat diredam aparat keamanan dengan menangkap para provokator itu. Ketika dibawa menuju mobil tahanan salah seorang dari mereka berteriak, “Guntur…Guntur, saya temannya Guntur (maksudnya Guntur Romli, red)”. Tapi, Guntur tak bergeming padahal ada di lokasi aksi.
He....he....he.....Setelah mencari tahu siapa sebenarnya provokator tersebut, ternyata tidak ada satupun dari mereka anggota FPI, apalagi saat aksi berlangsung tidak ada anggota FPI. Jadi jelas bahwa mereka sengaja berbuat seperti itu untuk menyudutkan FPI dan dimuat di media. Padahal teman mereka sendiri yang memicu bentrokan itu. (mzs)
He..he..he...Aksi yang dilakukan sejak pukul 16.00 hingga 17.00 WIB mengusung spanduk bertuliskan "Kado Valentine Untuk Habib Rizieq Indonesia Tanpa FPI Indonesia Tanpa Kekerasan", "February 14 Indonesia Without FPI", "Kutuk Kekerasan Atas Nama Agama".
He....he....he.....Para pendukung JIL ini menuduh bahwa FPI lah pelaku kekerasan di Indonesia. Sepertinya mereka lupa dan menutup mata atas kejadian di Palangkaraya dimana justru pimpinan FPI menjadi korban kekerasan dan percobaan pembunuhan oleh para preman di sana yang menjebol Bandara Tjilik Riwut, menduduki apron bandara, membawa dan mengacungkan mandau dan tombak. Mereka inilah yang seharusnya dikutuk karena jelas-jelas telah melakukan kekerasan.
He....he....he.....Ada seorang jurnalis TV merasa heran dengan aksi ini. Sambil mendekat ke Eramuslim, dia berbisik, "Kenapa yang dibidik cuma FPI aja?" ujarnya keheranan.
Ada juga yang berkomentar saat aksi tersebut, "Sebenarnya FPI bermanfaat juga untuk umat," seloroh jurnalis TV yang lainnya.
He....he....he.....Aksi yang awalnya berjalan tertib, tiba-tiba ada beberapa orang provokatoryang memancing keributan dengan mengambil paksa spanduk dari pengunjuk rasa. Akhirnya, terjadilah kekacauan. Namun dapat diredam aparat keamanan dengan menangkap para provokator itu. Ketika dibawa menuju mobil tahanan salah seorang dari mereka berteriak, “Guntur…Guntur, saya temannya Guntur (maksudnya Guntur Romli, red)”. Tapi, Guntur tak bergeming padahal ada di lokasi aksi.
He....he....he.....Setelah mencari tahu siapa sebenarnya provokator tersebut, ternyata tidak ada satupun dari mereka anggota FPI, apalagi saat aksi berlangsung tidak ada anggota FPI. Jadi jelas bahwa mereka sengaja berbuat seperti itu untuk menyudutkan FPI dan dimuat di media. Padahal teman mereka sendiri yang memicu bentrokan itu. (mzs)
Sisi lain terkait maraknya demo anti FPI, Ketua DPP FPI, Munarman mencium ada aura balas dendam dari Partai Demokrat untuk membubarkan FPI. Kita ketahui bersama beberapa laskar FPI turut ikut aksi demo ke rumah Anas terkait korupsi.
“Ini balas dendam,” tegasnya Munarman, Rabu (15/02).
Masih menurut Munarman, Anas hampir saja dijadikan tersangka. Dengan kondisi ini Demokrat makin terpojok. Karenanya, isu pembubaran FPI adalah skenario untuk mengalihkan isu di media massa. Lalu muncullah SBY meminta FPI mengintropeksi diri.
“Seolah-olah SBY sebagai penyelemat bangsa. Ini isu yang dialihkan. Operatornya adalah Ulil,” terangnya menyorot Ulil Abshar Abdalla sebagai aktor aksi Gerakan Indonesia Tanpa FPI, kemarin.
Direktur An Nashr institute ini juga membantah pernyataan Ulil dimana Gerakan Pembubaran FPI murni karena FPI terindikasi sebagai ormas kekerasan.
“Kalau Ulil menolak kekerasan seharusnya dia menolak preman-preman yang memakai kekerasan di Kalimantan Tengah kemarin. Menduduki akron, membawa senjata tajam itu kan aksi kekerasan.
Di Kalimantan Tengah FPI tidak melakukan kekerasan. Bahkan FPI yang diminta untuk berdiri di Kalimantan Tengah oleh Warga Dayak,” tanyanya. (emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar