Jurnalis Independen: Kapal-kapal
pemecah es melawan suhu dingin terburuk Eropa saat lebih dari 170
kilometer Sungai Danube membeku dan puluhan orang meninggal karena
kedinginan di benua yang kini diselubungi suhu terendah dalam beberapa
dasawarsa.
Jumlah
korban tewas dalam suhu dingin yang dimulai 11 hari lalu itu sudah
tercatat 400 orang, sementara para peramal cuaca memperingatkan, kondisi
tersebut belum akan berakhir.
Di
Serbia, kapal-kapal pemecah es dipanggil dari Hongaria dalam upaya
untuk menjaga agar Sungai Danube tetap mengalir. Sementara ahli-ahli
perusak militer berusaha meledakkan bongkahan-bongkasan es yang
menghambat dan bisa memicu banjir di anak-anak sungai.
Sementara
itu, salju menyelimuti sebagian Balkan. Di Serbia, misalnya, 70.000
orang terperangkap di desa-desa di bagian selatan negara itu. Sebagian
besar Bosnia juga terisolasi akibat salju dan longsoran.
Pihak
berwenang Bosnia telah kehilangan kontak sejak Jumat (3/2/2012) lalu
dengan dusun Zijemlje, sekitar 30 kilometer dari kota Mostar. “Kami
tidak tahu apa yang terjadi di sana. Mereka tidak memiliki listrik sejak
Jumat dan saluran telepon juga terputus, mereka tidak memiliki air
bersih,” kata Radovan Palavestra, Wali Kota Mostar.
Ukraina
tetap menjadi negara yang terkena dampak bencana paling buruk. Jumlah
korban tewas di negara itu telah mencapai 136 orang. Di Polandia, jumlah
orang yang tewas karena hipotermia meningkat menjadi 68 orang setelah
pihak berwenang mencatat enam kematian baru dalam 24 jam terakhir.
Tempat
paling dingin pada Rabu malam tercatat wilayah Kvilda di Ceko di mana
suhu anjlok ke minus 39,4 derajat. Layanan Cuaca PBB mengatakan, suhu
akan tetap rendah sampai bulan depan.
Salju juga terus turun di Italia utara. Suhu turun hingga minus 25 derajat di tepi Danau Garda di Italia utara.(kjpl/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar