Jurnalis Independen: Organisasi Pro-Palestina dari negara-negara Eropa dijadwalkan mengadakan pertemuan Selasa kemarin (21/2) untuk membahas aksi massa global menuju Yerusalem yang diduduki Zionis Yahudi Israel, yang akan berlangsung pada ulang tahun ke-36 hari tanah Palestina.
Perwakilan dari organisasi-organisasi datang ke London berasal dari Inggris, Jerman, Austria, Italia dan Belanda dalam upaya mempersiapkan pawai bersama yang akan diselenggarakan di dalam wilayah Palestina yang diduduki dan negara-negara tetangganya.
Para peserta dalam pawai ini akan mencoba untuk mencapai Masjidil Aqsha atau titik terdekat yang mungkin dilakukan di daerah perbatasan Palestina-Arab.
Sarah Colborne, direktur eksekutif dari kampanye solidaritas Palestina, mengatakan pawai global untuk Yerusalem akan dilakukan guna memprotes yahudisasi, apartheid dan kejahatan pembersihan etnis yang dilakukan oleh Israel terhadap Yerusalem dari warga asli di sana, khususnya terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan pada umumnya.
Calborne menambahkan penyelenggara pawai memutuskan untuk mengadakan aksi unjuk rasa besar-besaran di luar kedutaan Israel di London pada hari yang sama.
Sementara itu, Kelompok vandals dari pemukim Yahudi menuliskan "Kematian untuk orang Kristen" di gereja Yerusalem pada hari Senin kemarin (20/2) dalam serangan sejenis kedua di kota suci bulan ini, kata polisi.
Hal ini membuktikan kebencian Yahudi terhadap semua agama di dunia kecuali agamanya sendiri.
Kata-kata "Price Tag", sebuah slogan yang digunakan oleh pemukim Yahudi ultra-nasionalis juga tertulis di dinding Kongregasi Baptist Narkis Street di lingkungan hunian yang tenang di Yerusalem Barat.
"Petugas sedang menyelidiki kemungkinan kuat pelaku adalah pemukim yahudi namun belum ada yang ditangkap," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld.
Grafiti ini juga termasuk kata-kata hinaan, kotor dan tidak senonoh tentang Yesus, ditambah para pengacau merobek ban mobil yang diparkir di kompleks gereja.
"Kematian untuk orang Kristen" telah dtulis dalam bahasa Ibrani di dinding luar dari Biara Salib, sebuah situs abad ke-11 pada 7 Februari lalu.
Pada hari yang sama, "Matilah orang Arab" ditulis dalam bahasa Ibrani di dinding tempat bermain sebuah sekolah Yahudi-Arab di Yerusalem Timur.
Serangan "Price tag" telah menargetkan masjid, rumah-rumah Palestina dan instalasi militer Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Sejak Desember tahun lalu, lima masjid telah dirusak dalam serangan yang dilakukan oleh teroris sipil Yahudi.
Sebuah masjid kuno di Yerusalem dibakar pada tanggal 13 Desember, dan disemprot dengan simbol Bintang Daud, "Muhammad adalah seekor babi" dan "Arab yang baik adalah Arab yang sudah mati" dalam bahasa Ibrani.
Serangan pemukim Yahudi di Tepi Barat terhadap warga Palestina meningkat lebih dari 50 persen pada 2011, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Terkait tragedi agama yang menimpa di Negara Palestina, Hamas mengutuk keras penodaan yang dilakukan teroris sipil Yahudi terhadap tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen di Yerusalem yang diduduki di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel.
Pernyataan Hamas tersebut disampaikan dalam mengomentari aksi para pemukim Yahudi yang menyerbu masjid suci Al-Aqsha dan penghinaan terhadap agama Kristen pada dinding Gereja Baptis di wilayah pendudukan Yerusalem.
Dikatakan bahwa kejahatan seperti itu melanggar norma agama langit dan norma-norma internasional selain memberikan bukti tindak rasisme bangsa Yahudi Israel yang menargetkan keberadaan warga Palestina di Yerusalem apakah itu Islam atau Kristen dengan tujuan melakukan yahudisasi kota suci tersebut.
Hamas meminta organisasi-organisasi PBB dan kelompok HAM mengutuk, mengusut tuntas praktek-praktek tersebut dan membawa Israel ke pengadilan internasional. Mungkinkah itu?(emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar