Jurnalis Independen: Beginilah jika seseorang mengkhianati perjuangannya. Rasa bersalah membuat jiwanya goncang dan ingin menghindar dari kenyataan, padahal hal itu tak akan terjadi bila ada rasa puas dan tidak memperkaya diri dalam memegang amanat rakyat.
Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Pius Lustrilanang, sudah lama ingin melepaskan jabatannya dan hal itu sudah diutarakan kepada DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Keinginan Pius itu dikatakan oleh Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Edhie Prabowo, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.
"Dia sendiri yang minta agar diganti. Permintaan itu sekitar 5-6 bulan lalu," kata Prabowo.
Ia membantah adanya kesan lamban dalam merespon keinginan Pius tersebut.
"Tentu kita melihat semua aspek. Kita melihat kinerja Pius selama ini sangat baik, absensi-nya (kehadiran) tak ada masalah. Mungkin saat ini yang tepat," kata anggota Komisi VI DPR itu.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa Pius akan diganti. "Pius pasti diganti. Ya untuk penyegaran dan peningkatan kinerja anggota dewan," kata Prabowo.
Lalu siapa yang akan menggantikan Pius sebagai Wakil Ketua BURT, Edhie menyebutkan, saat ini sudah ada beberapa nama yang digodok dan dipersiapkan.
"Dalam dua minggu ini lah. Pius sendiri menerima dan sudah OK," kata Edhie.
Semalam di kantor DPP Partai Gerindra, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga calon presiden, Prabowo Subianto mengatakan, partainya akan mengganti Pius.
"Sudah ada penjelasan dari yang bersangkutan mengenai sejauh mana keterlibatannya dan kita memang sudah merencanakan akan ditarik dan dirotasi. Segera minggu-minggu ini akan ditarik dari BURT DPR," kata Prabowo Subianto.
Meskipun Pius telah memberikan penjelasan proyek renovasi ruang Banggar DPR RI tersebut, namun Partai Gerindra memilih untuk tetap menarik Pius tanpa alasan yang jelas.
Sementara itu Badan Kehormatan (BK) DPR sedang melakukan pertemuan dengan Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Marzuki Alie terkait pembahasan renovasi ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Menurut anggota BK dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F PKS) Fahri Hamzah, pertemuan tersebut untuk memperjelas kontroversi renovasi ruang Banggar DPR yang menelan biaya senilai Rp20,3 miliar.
"Nanti jam 12 habis paripurna kami akan ketemu pak Marzuki dulu untuk mengklarifikasi beberapa hal," kata Fahri, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Dia menjelaskan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan seluruh pimpinan DPR untuk membahas pelanggaran kode etik DPR. "
Kemudian jam 2 akan ketemu lengkap dengan pimpinan DPR, itu ada rekomendasi yang harus segera dilaksanakan, sebagai kelanjutan masalah hukum terkait pelanggaran renovasi itu maupun etik," jelasnya. (ini/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar