Senin, 02 Desember 2013

Komisaris Utama PT RSC, Ternyata Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto

Jurnalis Independen: Selain menduduki berbagai jabatan, Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, ternyata merupakan komisaris utama PT Rajawali Swiber Cakrawala (RSC). Komisi VI DPR membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, investasi, dan BUMN.


Berdasarkan data pengurus badan usaha terkuak, selain Airlangga sebagai komisaris utama RSC, pria berkebangsaan Singapura, Yeo Chee Neng, juga didapuk sebagai direktur PT RSC. Sementara Deni Karmaina menjabat sebagai direktur utama.

Dari data tersebut, ditengarai Ketua Komisi VI dari fraksi Golkar, Airlangga Hartarto memiliki benang merah dengan kasus korupsi SKK Migas yang menjadikan Rudi Rubiandini sebagai tersangka.

Airlangga, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 1 Oktober 1962 ini juga dikenal publik sebagai ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 20011-2014. Sebelumnya, pada periode 2006-2009, Airlangga adalah ketua Komisi VII DPR yang membidangi energi, lingkungan hidup dan ristek dari Fraksi Partai Golkar.

Dia juga sempat tercatat sebagai wakil bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009. Sedangkan dikepengurusan periode 2009-2015, Airlangga tercatat sebagai ketua DPP Partai Golkar .

Salah satu benang merah tersebut diantaranya adalah, PT Rajawali Swiber Cakrawala (RSC) ternyata pernah mendapat proyek dari PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Berdasarkan data yang diperoleh, RSC mendapatkan proyek dari PHE West Madura Offshore (WMO) pada 27 Februari 2013, dengan nomor kontrak No 023/DA/OPS/JAN-13.

Adapun proyek yang dikerjakan RSK di PHE WMO adalah penyediaan pemasangan pipa lepas pantai ukuran 16 inci (provision of 16" offshore pipeline installation from KE-38P Manifold to PPP, OCTG-Linepipe). Nilai proyeknya adalah USD 21,95 juta. Adapun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang dipenuhi hanya 35,02%.

Sebelumnya, pada 16 Mei 2012, RSC juga memperoleh proyek dari PHE WMO dengan nomor kontrak No 144/TS/OPS/SEPT-11 untuk pengadaan instalasi konstruksi laut dalam (provision of offshore construction and installation services for KE-39, KE-54, KE-40 and KE-38B Platforms). Nilai proyeknya kala itu USD 12,86 juta, dengan TKDN hanya 36,49%.

Lain dari pada itu, RSC melalui unit usaha lainnya, PT Swiber Cakrawala Consortium, dalam kurun 2009-2011 juga pernah membentuk konsorsium dengan PT Meindo Elang Indah untuk mengerjakan proyek PHE Offshore North West Java (ONWJ), yakni engineering, procurement, construction and installation (EPCI) untuk pengembangan proyek lapangan baru GG.

RSC berkantor pusat di RSC Tower Level 10, 18 Park Sudirman Central Business District,
Jl Jendral Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan. Sebelumnya, direktur utama PT RSC, Deni Karmaina, dicegah oleh pihak Imigrasi atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berpergian ke luar negeri selama enam bulan. Pencegahan terkait kasus suap yang menyeret eks kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini.

Dari data diatas, wajar jika ada dugaan Airlangga Hartarto memiliki peran yang tidak kecil dengan pihak pertamnina yang memunculkan korupsi oleh SKK Migas yang mengakibatkan kerugian Negara milyaran rupiah.


Tidak ada komentar: