Jumat, 27 Desember 2013

Setelah Bebas, Fathorrasjid dan KPK Bongkar Korupsi di Jatim

Jurnalis Independen: Fathorrasjid mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, telah bebas hari dari Rumah Tahanan Klas I Medaeng, Surabaya. Namun Fathorrasjid membawa dendam pada para koruptor lainnya, ia berjanji akan membongkar koruptor kelas kakap yang selam aini menjadi incaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Keluarnya Fathorrasjid mantan Ketua DPRD Jatim menjadi “ancaman” bagi koruptor di wilayah Jatim. Hal itu terlihat dari statemen mantan narapidana kasus korupsi itu yang rencananya akan membongkar kasus-kasus korupsi yang merajalela di Jatim yang sedang menjadi sorotan KPK.

Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad, telah memberikan sinyal jika timnya akan mengobok-obok Propinsi Jawa Timur yang selama ini menjadi lahan korupsi yang tak tersentuh oleh KPK. Para koruptor di Propinsi kekuasaan Soekarwo dan Gus Ipul ini dinilai Abraham Samad sangat canggih dan terkenal dengan gerakan tutup mulutnya. Karenanya, belakangan pihak KPK merencanakan dan menyiapkan timnya untuk menguak kasus-kasus korupsi di Jatim. Di duga, keluarnya Fathorrasjid menjadi momen tepat bagi KPK untuk mengorek kasus korupsi yang ada di Jatim. Hal itu terkuak dengan adanya jumpa pers yang akan dilakukan oleh Fathorrasjid siang nanti di RM “Halo Surabaya”, jalan Bubutan Surabaya.

Diketahui tadi pagi sesuai rencana, mantan Ketua DPRD Jatim, Fathorrasjid akhirnya bebas dari Rutan Klas I Surabaya di Medaeng.

Fathorrasjid keluar dan pergi bersama istri dan pengacaranya sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepala Rutan Klas I Medaeng, Kadiyono menuturkan, sesuai rencana semula, maka proses administrasi pada Fathorrasjid dan pengacaranya, Sunarno Edi Wibowo, dilakukan sejak pukul 07.00 WIB.

“Pengacara sudah datang sejak pagi tadi,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (26/12/2013).

Dijelaskan, proses administrasi yang diselesaikan Fathorrasjid tandatangan surat pembebasan, kesehatan dan pengambilan foto.

Sekitar pukul 08.00 WIB, proses administrasi pada Fathorrasjid sudah selesai. Kemudian, pengacaranya Sunarno Edi Wibowo yang juga ikut menyelesaikan administrasi.

“Mereka meninggalkan rutan sekitar pukul 09.00 WIB,” katanya.

Sedangkan sebelum Fathor bebas, dia sudah dijemput Wibowo dan istrinya dengan mobil Toyota Rush.

Sebelum pergi, Fathor sempat bersalaman dengan beberapa pengunjung. Saat di dalam mobil, Fathor sempat berteriak ‘merdeka’ dan melambaikan tangan.

“Kami akan ke Kejari Surabaya untuk menyelesaikan proses administrasi disana. Setelah itu, kami akan menggelar tanya jawab seputar kasus P2SEM sekitar pukul 13.00 WIB,” papar Fathorrasjid.

Fathorrosjid: Ada Koruptor P2SEM yang Diselamatkan

Di RM Hallo Surabaya Mantan Ketua DPRD Jatim Fathorrosjid yang juga mantan napi Medaeng, Kamis (26/12/2013) akibat Kasus Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), mengadakan klarifikasi dengan pihak media dan berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat menangkap koruptor kakap lainnya di Jatim.

Acara tersebut juga dihadiri mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan mantan Ketua DPRD Kota Surabaya Musyafak Rouf.

“KPK bisa menangkap koruptor kelas wahid di Jatim dengan cara membongkar kasus P2SEM. Apa saya ini yang dimaksud koruptor kelas wahid, atau ada koruptor kelas wahid lainnya. KPK harus bisa tangkap itu,” tegas Fathorrosjid kepada wartawan.

Fathor menganggap pertemuan dengan media kali ini, diharapkan bisa memberi pencerahan awal bagi masyarakat Jatim tentang adanya rekayasa tingkat tinggi dalam penanganan kasus korupsi P2SEM. “Saya kan dikorbankan dalam kasus P2SEM, berarti ada juga yang diselamatkan. Ini artinya ada tebang pilih,” tukas ketua Tim Ranjau 09 ini (aliansi korban kasus P2SEM).

Dengan pernyataan Ketua KPK Abraham Samad bahwa ada koruptor kelas wahid di Jatim, menurut dia, dirinya bukanlah koruptor sesesungguhnya di Jatim. “Saya sesungguhnya hanyalah korban politik korupsi tingkat tinggi dan hanya menjadi tumbal hukum oleh koruptor kelas wahid yang belum tersentuh itu,” tudingnya.

Sebelumnya, sesaat setelah keluar dari pintu penjara Rutan Medaeng yang mencengkeram dirinya selama 4,6 tahun karena kasus korupsi P2SEM, Fathorrosjid mengaku akan kembali konsentrasi ke panggung politik.

Pria yang akrap di sapa Gus Fathor itu bakal mempersiapkan diri untuk pencalonan Pilbub Situbondo 2015. Dirinya akan kembali konsentrasi mendekati masyarakat dan elemen yang ada untuk persiapan Pilbup 2015.

“Sudah banyak yang melamar kepadanya soal pencalonan bupati 2015 mendatang. Selain dari unsur kyai yang mendukung, permintaan dari masyarakat Situbondo juga terus mengalir,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, mantan Napi, sesuai keputusan MK, tidak harus menunggu sampai lima tahun. Jadi dirinya mempunyai kesempatan yang luas untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati Situbondo.

“Soal dukungan dari para ulama, juga ada. Termasuk partai juga banyak yang sudah mendekati atau menawarinya. Saya juga siap melalui jalur independen,” tukas mantan Ketua DPRD Jatim itu.

Terkait dengan kasus program penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat(P2SEM) mantan Ketua DPRD Jawa Timur Fathorrosjid, mengatakan kasus Program itu bisa dijadikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka semua kasus korupsi lain yang ada di Jawa Timur, Kamis(26/12/2013).

“Kita akan memformulasikan sebenarnya ada konspirasi anggaran di Jawa Timur, sebagai awal dan pintu masuknya ya program P2SEM ini,” kata Fathorrosjid saat menggelar press konfrence di Resto Hallo, Surabaya (26/12).

Modus korupsi P2SEM menurut Fathor, diperhalus di program Jalinkesra (jalan lain menuju kesejahteraan) yang juga digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Modus Jalinkesra itu lebih rapi dan memang sama dengan P2SEM,” tegas Gus Fathor didampingi Syaian Choir salah satu dosen asal Darul Ulum Jombang.

Menurut Mantan Kepala DPRD Jatim ini dikarenakan lebih rapinya Jalin Kesra, ini jadi kesulitan bagi KPK untuk menelusuri korupsi yang ada di Jalinkesra.

“Jika KPK mau, maka kasus P2SEM sebenarnya ini bisa dijadikan alat masuk bagi KPK untuk menjerat koruptor sesungguhnya yang ada di Jawa Timur,”tukasnya sesaat setelah keluar dari Rumah Tahanan Medaeng.

Karena Jalin Kesra dan P2SEM sendiri memiliki modus sama. Dimana payung hukumnya terlebih dahulu dibuat lalu programnya dijalankan dengan berbagai taktik penyimpangan di dalamnya.

Di RM Hallo Surabaya Mantan Ketua DPRD Jatim Fathorrosjid yang juga mantan napi Medaeng, Kamis (26/12/2013) akibat Kasus Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), mengadakan klarifikasi dengan pihak media dan berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat menangkap koruptor kakap lainnya di Jatim.

Diberitakan sebelumnya, Di RM Hallo Surabaya Mantan Ketua DPRD Jatim Fathorrosjid yang juga mantan napi Medaeng, Kamis (26/12/2013) akibat Kasus Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), mengadakan klarifikasi dengan pihak media dan berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat menangkap koruptor kakap lainnya di Jatim.

Acara tersebut juga dihadiri mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan mantan Ketua DPRD Kota Surabaya Musyafak Rouf setelah P2SEM ramai dan beberapa pelakunya dipenjara, pemerintah provinsi Jawa Timur memang mengubah pemberian bantuan dari P2SEM berganti nama dengan Jalin Kesra. “Kedatangan saya hanya mendoakan saja tidak ada yang lain, mari kita doakan bersama sama, Fathurrosjid, tetap sehat,”pungkas Hasyim Muzadi.

Forrosjathid dari Napi P2SEM Menuju Bupati Situbondo

Agenda politik Fathorrosjid, Mantan Ketua DPRD Jawa Timur telah disiapkan sejak jauh hari bahkan setelah keluar dari Rumah Tahanan dirinya bertekad maju jadi Bupati Situbondo, Kamis(26/12/2013).

Hal yang diungkapkan Forrosjathid adalah sebagai putra asli Situbondo merupakan panggilan hatinya.

“Saya yakin di Situbondo hanya dengan 370 Ribu pemilih pasti bisa diraih, apalagi sekarang pakai e-ktp lebih mudah lagi,” tandasnya.

Selain itu dirinya mengacu pada pemilu 2009, silam Fathor di dapilnya yaitu Situbondo berhasil mendapatkan 250 ribu suara.

Jalur independen akan dipilihnya, dikarenaka partai yang ditungganginya PKNU tidak bisa ikut pemilu tahun depan.

Fathorrosjid mengaku sudah mendapat banyak dukungan dari teman mantan napi.

“Saat ini kami, sesama napi punya paguyuban, bahkan saat ini dibentuk tim survei, dan saya siap untuk maju di Situbondo,” tukasnya.

Fathorrosyid nampak tetap semangat dan bisa memenangkan pilkada Situbondo yang akan digelar dua tahun mendatang itu.

Fathorrasyid mendasarkan hal itu pada, sesuai dengan Undang-undang nomor 8 tahun 2008, saat ini mantan napi tidak perlu lagi menunggu hingga lima tahun untuk meraih jabatan publik. 

“Ranjau 09″ Bentukan Mantan Napi P2SEM, Cokot Koruptor Wahid di Jatim 

Tim ranjau 09 bentukan mantan napi p2sem bantu kpk buka konspirasi koruptor di jatim
Upaya Fathurrosjid benar benar nyata dalam membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka memburu koruptor nomor wachid di Jawa Timur.

Salah satu upayanya diwujudkan dalam pertemuan antara Fathurrosjid mantan Ketua DPRD Jatim yang dilibatkan dalam kasus P2SEM serta Musyafak Rouf dan mantan napi kasus P2SEM sepakat untuk membentuk tim advokasi yang bernama “Tim Ranjau 09″ dan diketuai oleh Fathorrosjid sendiri yang berlangsung di RM. Hallo Surabaya, Kamis(26/12/2013).

Dimana tugas utama tim ini adalah mencari fakta dan mengumpulkan kesaksian yang lantas akan mereka kirimkan ke KPK.

“Kami ingin membantu KPK menumpas korupsi di Jatim,” kata Syaian Choir dosen darul ulum jombang saat mendampingi Fathurrosjid usai keluar dari Rumah Tahanan Medaeng sekaligus dalam menggelar press konfrence “Membongkar Koruptor Kelas Kakap Melalui P2SEM.

“Kami berbulat tekad untuk mendukung Upaya KPK dalam menyeret koruptor kelas wahid di Jawa Timur ke Pengadilan,” tegas Fathurrosjid.

Pria yang akrab disapa Gus Fathorr ini menjelaskan bahwa sesungguhnya dirinya hanya korban politik yang dijadikan tumbal hukum. “Saya hanya korban saja, dan setelah ini teman teman akan berangkat menuju KPK, pintu masuknya adalah P2SEM,” tukas pria yang mengajukan diri jadi Bupati Situbondo ini.@


Tidak ada komentar: