Jumat, 27 Desember 2013

Menelisik Kicauan Anas, “Duplikat SBY” Terkait Strategi SBY-Prabowo-Yusril

Jurnalis Independen: Bagi “analis politik” seperti mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum tidak sulit membaca alur pikiran “induk semangnya” yang kini menduduki “bekas kursinya” sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang juga menjabat Presiden RI, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait pertemuannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo dan Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Kantor Presiden beberapa waktu lalu.

Selain sebelumnya, Anas sangat dekat dengan SBY bahkan bisa dibilang sebagai anak emas khususnya dikalangan PD, karakter Anas dan SBY selatif sama dalam menapaki dunia politik, mereka berdua ibarat orang Jawa bilang “Tumbuh ketemu Tutup”.

Berikut cuplikan kata-kata Anas Urbaningrum yang kini menjadi orang nomor wahid dalam daftar musuh politik SBY. Karenanya, mesin politik SBY yang bernama KPK, terus didesak mengerangkeng Anas dengan berbagai upaya.

"Jelang 2014 tentu Pak SBY butuh membangun kerjasama politik baru. Untuk kelanjutan programnya serta keselamatan diri dan keluarganya. Dengan angka elektabilitas Demokrat yang sekarang, koalisi untuk bisa maju menjadi capres-cawapres adalah keniscayaan. Tidak bisa tidak. #cawapressby," kicau Anas di twitternya, @anasurbaningrum, Kamis (26/12/2013) malam.

"Demikian halnya degan Pak Prabowo. Butuh kawan berkoalisi. Gerindra tidak mudah menembus ambang batas presidensial. Dari berbagai survei, yang relatif bisa tembus treshold presidensial adalah PDIP. Mungkin juga Golkar jika tidak ada masalah. #cawapressby," imbuhnya.

Anas menjelaskan, sebenarnya antara SBY, Prabowo dan Yusril sama-sama punya kepentingan di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang. "Jadi Pak SBY dan Pak Prabowo, PD dan Gerindra, sama-sama mempunyai hajat untuk membuka rintisan kerjasama. Hal yang wajar dalam politik. #cawapressby," ungkapnya.

"Bagi partai-partai yang tidak bisa menembus treshold presidensial, koalisi adalah jalan sat – satunya guna memiliki tiket menuju pilpres. Jika Gerindra dan Demokrat berjodoh nanti pada 2014, maka pasangan Prabowo-SBY layak dipertimbangkan. Bisa kuat. #cawapressby," tambahnya.

Pendiri Organisasi Masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini menduga, jika di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang, akan terjadi duet Prabowo-SBY dan Megawati-Jokowi.

"Saya menduga jika nanti 2014 Prabowo-SBY bertanding dengan Megawati-Jokowi akan dimenangkan Prabowo-SBY. Apa Pak SBY mau berpasangan dengan Pak Prabowo atau sebaliknya dengan pola Prabowo-SBY, saya tidak tahu. Yang pasti pasangan menjadi kuat. #cawapressby," tuturnya.

Dia menilai, jika SBY mau menjadi calon wakil presiden (cawapres), menurutnya, akan mengubah peta politik dan cukup mencengangkan nanti hasilnya.

"Sebagai kemungkinan politik, jangan apriori diterima dan ditolak. Ada baiknya disurvei, sambil menunggu hasil pileg April 2014. Yang saya yakin adalah kalau Pak SBY mau jadi cawapres, akan jadi yang paling favorit dan jadi rebutan para capres. #cawapressby," tandasnya.

"Lalu, harap diingat bahwa sekarang Bang Yusril sedang mengajukan judicial review UU Pilpres. Yang diuji adalah ambang batas presidensial. Di luar PDIP dan (mungkin) Golkar, semua partai lebih aman tiketnya jika uji materi Bang Yusril dikabulkan oleh MK. #cawapressby," pungkasnya.

"Fakta elektabilitas Demokrat, Gerindra dan partai-partai lain, belum aman tiketnya oleh treshold presidensial yang sekarang menjadi acuan pencapresan. Artinya, jika uji materi Bang Yusril sukses, secara politik tidak hanya menguntungkan PBB. Demokrat dan partai-partai lain juga menerima manfaat. #cawapressby," tuntasnya.

Kicau Anas menyinggung soal pertemuan antara Presiden SBY, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, sebagai momen paling penting di penghujung tahun 2013 ini.

Lebih jauh Ketua PPI itu dalam ocehannya. "Tentu saja setelah pertemuan, baik Pak Prabowo maupun Bang Yusril menyampaikan hasil pertemuan kepada media. #cawapressby," imbuhnya.

Menurutnya, apa yang dibicarakan ketiga tokoh partai tersebut, pasti hal yang penting dan kemudian disampaikan kepada media adalah hal yang penting, tidak sembarangan.

"Juga bisa dipastikan bahwa tdk semua hal penting yang dibicarakan dalam pertemuan disampaikan kepada media. #cawapressby," ujarnya.

"Pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo mudah dipahami sebagai upaya untuk mencetak kartu politik baru jelang 2014. #cawapressby," tambah Anas.

Memang sebelumnya telah diketahui akan kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo bertemu dengan Presiden SBY memunculkan sinyal kuat akan terbentuknya koalisi antara kedua partai menjelang Pemilu 2014 mendatang.

Sinyal ini menguat ketika Prabowo memberikan pernyataannya kepada media usai menemui SBY yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.

"Saya kira tadi saya sampaikan bahwa Gerindra ingin menjalin kerja sama dengan semua pihak. Yang penting bagi kita kepentingan bangsa dan negara. Dan beliau (SBY) juga welcome dengan sikap saya," kata Prabowo saat itu di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta (24/12/2013).

Prabowo pun memuji kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh SBY selama sembilan tahun.
"Bagi kita yang penting kepentingan bangsa dan negara, dan saya sudah katakan Gerindra apreciate kepemimpinan SBY, memimpin dan mengendalikan negara yang begini besar, multi etnis multi agama dengan segala persoalannya, tidak ringan," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Prabowo dan Partai Gerindra, memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap SBY. "Saya kira kita harus mengapresiasi, di tengah gejolak dunia. Indonesia masih dikendalikan dengan baik itu yang saya sampaikan ke beliau," pungkasnya.

Padahal, jika kita mencermati iklan pencitraan yang dilakukan oleh Prabowo dan Gerindra (yang sekarang masih bisa kita lihat di tayangan televisi walaupun tidak sesering beberapa bulan lalu), terkesan menyudutkan kinerja Pemerintahan SBY. Namun, begitulah namanya politik, sebentar jadi musuh, sebentar jadi teman, tetapi perlu diingat, politik yang didemontrasikan oleh kebanyakan politikus khususnya yang tersebut diatas, adalah politik busuk yang jika memegang tampuk kepemimpinan akan selalu bersikap sewenang-wenang seperti sikap penjajah yang hanya memberangus rakyat jelata, rakyat bumi putra. Masih maukah kita dipimpin oleh pemimpin seperti mereka?


Yang jelas apa yang dikicaukan oleh Anas Urbaningrum terkait strategi SBY dan Demokrat, penulis nilai Anas sebagai “Duplikat SBY”, dalam kasus pertemuan SBY dengan Prabowo (Gerindra) dan Yusril (PBB), merupakan pembongkaran isi hatinya sendiri. Sebab SBY, sama cerdik dan licinnya dengan diri Anas Urbaningrum. Dan jauh hari sebelumnya, Anas telah mengatakan juga dalam twiternya jika Cikeas ingin menyelamatkan “Dinastinya”, maka SBY harus rela menjadi cawapres pada pemilu 2014 mendatang. (*)   

Tidak ada komentar: