Jurnalis Independen: Tim Pengawas kasus Bank Century menilai,
ketidakhadiran Wakil Presiden Boediono rapat Timwas hari ini, disebabkan karena
ketakutan Boediono.
Anggota Timwas dari Fraksi Partai
Hanura, Syarifudin Suding mengatakan, Boediono takut untuk dimintai konfirmasi
perihal Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dianggap bertanggungjawab dalam
kasus Century.
Menurut Suding, dengan pernyataan
itu, Boediono secara tidak langsung menyeret nama Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). Sebab dalam Undang-Undang (UU) LPS, penanggungjawab tertinggi
LPS adalah Presiden.
"Pak Boediono bilang yang
bertanggungjawab LPS, nah di LPS itu yang bertanggungjawab presiden," kata
Suding saat menggelar jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu
(18/12/2013).
Senada dengan Suding, Anggota
Timwas Century dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan hal sama.
Namun Bambang mengaku sangat heran, kenapa hal itu baru disampaikan oleh
Boediono usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal saat diundang oleh
Panitia Khusus (Pansus) kasus Century dulu, Boediono tidak mengatakan hal
tersebut. "Kenapa dia baru sekarang dia menyeret-nyeret SBY dalam kasus
ini?" tanya Bambang.
Sementara itu, Anggota Timwas
dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menambahkan, selain
Presiden SBY, Boediono juga hendak menyeret mantan lawyer LPS yang kini
menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. "Dari awal BW (Bambang
Widjojanto) mengatakan conflict of interest, tapi kemudian dia menguasai kasus
ini. Menurut saya kasus ini bertele-tele karena ujungnya akan menyeret dua
orang kuat, satu pimpinan KPK, satu pimpinan negara," paparnya.
Jauh hari sebelumnya, Anggota Tim
Pengawas kasus skandal bailout Bank Century DPR RI, Bambang Soesatyo,
mengatakan, adanya nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangkaian
pemberian bailout Rp 6,7 triliun ke Bank Century bukanlah hal baru.
Demikian disampaikan Bambang, Sabtu (14/12/2013).
Hal itu disampaikan menanggapi
adanya pemberitaan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) mantan Menteri Keuangan Sri
Mulyani menyebutkan nama SBY terkait penanganan kasus Century di KPK.
"Adanya nama SBY dalam
pusaran kasus Century sebenarnya itu bukan cerita baru," kata Bambang.
Bambang mengatakan, sebenarnya
rumor tentang hal itu sudah didengar pada saat DPR menggelar Pansus Hak Angket
kasus Bank Century akhir 2009. Namun, saat itu Pansus tidak berhasil mendapat
pengakuan Sri Mulyani terkait dengan proses persetujuan bailout Bank Century.
Bambang menduga Sri Mulyani tidak
mau dikorbankan seorang diri jika benar dia sudah mengungkapkan tentang adanya
persetujuan Presiden SBY terkait bailout Bank Century dalam BAP kepada KPK.
"Berarti Sri Mulyani sudah
mulai terbuka dan seperti halnya Boediono, Srimulyani juga tidak mau
dikorbankan sendirian," kata politisi Partai Golkar itu.
Meski saat ini ada dugaan
Presiden SBY mengetahui dan memberikan persetujuan bailout Bank Century
sebagaimana pemberitaan BAP Sri Mulyani itu, Bambang belum bisa memastikan
Timwas Century akan memanggil orang nomor satu Indonesia itu.
"Itu kan baru rumor. Katanya
ada nama SBY di BAP SMI (Sri Mulyani). Sampai saat ini kami belum dapat
BAP-nya," ujarnya.
Dalam pemberitaan sejumlah portal
media, disebutkan nama Presiden SBY muncul dalam BAP mantan Menkeu, Sri Mulyani
Indrawati, hasil pemeriksaan KPK di Washington DC, Amerika Serikat, beberapa
waktu lalu.
Pemeriksaan Direktur Eksekutif
World Bank itu terkait kasus pengucuran dana bailout kepada Bank Century
senilai Rp 6,7 triliun.
Dalam BAP tersebut memuat
pengakuan Sri Mulyanii, bahwa kebijakan yang dilakukannya sudah mendapatkan
persetujuan dari SBY.
"Saya berulang-ulang
menelphone (SBY-red) dihadapan orang banyak saat rapat yang genting itu. Namun
baru pada subuh hari waktu di Indonesia yang berarti sore hari di Amerika
Serikat, Presiden SBY bisa menerima telephone dari saya," kata Sri Mulyani
dalam BAP itu.
Kesibukan Presiden pada hari itu
sangat padat, sehingga Sri Mulyani baru bisa berbicara dengan Presiden SBY pada
subuh harinya.@JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar