Rabu, 18 Desember 2013

Wapres Boediono Takut Seret SBY dan BW di Kasus Century

Jurnalis Independen:  Tim Pengawas kasus Bank Century menilai, ketidakhadiran Wakil Presiden Boediono rapat Timwas hari ini, disebabkan karena ketakutan Boediono.


Anggota Timwas dari Fraksi Partai Hanura, Syarifudin Suding mengatakan, Boediono takut untuk dimintai konfirmasi perihal Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dianggap bertanggungjawab dalam kasus Century.

Menurut Suding, dengan pernyataan itu, Boediono secara tidak langsung menyeret nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab dalam Undang-Undang (UU) LPS, penanggungjawab tertinggi LPS adalah Presiden.

"Pak Boediono bilang yang bertanggungjawab LPS, nah di LPS itu yang bertanggungjawab presiden," kata Suding saat menggelar jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Senada dengan Suding, Anggota Timwas Century dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan hal sama. Namun Bambang mengaku sangat heran, kenapa hal itu baru disampaikan oleh Boediono usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Padahal saat diundang oleh Panitia Khusus (Pansus) kasus Century dulu, Boediono tidak mengatakan hal tersebut. "Kenapa dia baru sekarang dia menyeret-nyeret SBY dalam kasus ini?" tanya Bambang.

Sementara itu, Anggota Timwas dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menambahkan, selain Presiden SBY, Boediono juga hendak menyeret mantan lawyer LPS yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. "Dari awal BW (Bambang Widjojanto) mengatakan conflict of interest, tapi kemudian dia menguasai kasus ini. Menurut saya kasus ini bertele-tele karena ujungnya akan menyeret dua orang kuat, satu pimpinan KPK, satu pimpinan negara," paparnya.

Jauh hari sebelumnya, Anggota Tim Pengawas kasus skandal bailout Bank Century DPR RI, Bambang Soesatyo, mengatakan, adanya nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangkaian pemberian bailout Rp 6,7 triliun ke Bank Century bukanlah hal baru.

Demikian disampaikan Bambang, Sabtu (14/12/2013).

Hal itu disampaikan menanggapi adanya pemberitaan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan nama SBY terkait penanganan kasus Century di KPK.

"Adanya nama SBY dalam pusaran kasus Century sebenarnya itu bukan cerita baru," kata Bambang.

Bambang mengatakan, sebenarnya rumor tentang hal itu sudah didengar pada saat DPR menggelar Pansus Hak Angket kasus Bank Century akhir 2009. Namun, saat itu Pansus tidak berhasil mendapat pengakuan Sri Mulyani terkait dengan proses persetujuan bailout Bank Century.

Bambang menduga Sri Mulyani tidak mau dikorbankan seorang diri jika benar dia sudah mengungkapkan tentang adanya persetujuan Presiden SBY terkait bailout Bank Century dalam BAP kepada KPK.

"Berarti Sri Mulyani sudah mulai terbuka dan seperti halnya Boediono, Srimulyani juga tidak mau dikorbankan sendirian," kata politisi Partai Golkar itu.

Meski saat ini ada dugaan Presiden SBY mengetahui dan memberikan persetujuan bailout Bank Century sebagaimana pemberitaan BAP Sri Mulyani itu, Bambang belum bisa memastikan Timwas Century akan memanggil orang nomor satu Indonesia itu.

"Itu kan baru rumor. Katanya ada nama SBY di BAP SMI (Sri Mulyani). Sampai saat ini kami belum dapat BAP-nya," ujarnya.

Dalam pemberitaan sejumlah portal media, disebutkan nama Presiden SBY muncul dalam BAP mantan Menkeu, Sri Mulyani Indrawati, hasil pemeriksaan KPK di Washington DC, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

Pemeriksaan Direktur Eksekutif World Bank itu terkait kasus pengucuran dana bailout kepada Bank Century senilai Rp 6,7 triliun.

Dalam BAP tersebut memuat pengakuan Sri Mulyanii, bahwa kebijakan yang dilakukannya sudah mendapatkan persetujuan dari SBY.

"Saya berulang-ulang menelphone (SBY-red) dihadapan orang banyak saat rapat yang genting itu. Namun baru pada subuh hari waktu di Indonesia yang berarti sore hari di Amerika Serikat, Presiden SBY bisa menerima telephone dari saya," kata Sri Mulyani dalam BAP itu.

Kesibukan Presiden pada hari itu sangat padat, sehingga Sri Mulyani baru bisa berbicara dengan Presiden SBY pada subuh harinya.@JI



Tidak ada komentar: