Jurnalis Independen: Setelah dinasti Ratu Atut
Chosiyah di ambang kejatuhan, akankah benih-benih kebangkitan itu kembali
dimunculkan oleh garis keturunan atau sanak saudara dari Gubernur Banten
tersebut? Sepertinya Partai Golkar menjadi fasilitator bangkitny akembali dinasty Ratu Atut Chosiyah di Banten, sebab Aburizal Bakrie (ARB) sebagai calon presiden takut partainya tak memenuhi treshold presidensial.
Ratu Tatu Chasanah adik dari Ratu
Atut, kini resmi menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Banten. Setelah
Ketua DPD Partai Golkar Banten sekaligus suami Ratu Atut, Hikmat Tomet
meninggal pada 9 November 2013.
Seperti sistem atau puzzle yang
tengah disusun kembali, Ratu Tatu saat itu tak ingin aroma pencalonan untuk
mengisi Ketua DPD Banten ini dengan bebasnya menyeruak. Ratu Tatu lebih memilih
menunggu momentum, dan melihat kondisi di tubuh Golkar.
Saat itu ia mengatakan. "Gimana
nanti saja, gimana aturannya saja, kalau memang secara aturan boleh ya ikut,
kalau aturan tidak boleh, ya enggak masalah, tak apa-apa," kata Ratu Tatu
di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan,
Jakarta Selatan, Rabu 25 Desember 2013.
Ratu Tatu tak mau gegabah dalam
bertindak jika maju sebagai calon Ketua DPD. Dia lebih memilih untuk menunggu
Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub). "Itu nanti ada proses Musdalub,
itu nanti saja," imbuhnya.
Tak hanya Ratu Tatu, regenerasi
rezim Atut di Banten bisa dirintis kembali dari Andika Harzumy, anak sulung
Ratu Atut. Andika digadang-gadang bisa menggantikan posisi Ratu Atut dan
diharapkan bisa menyatukan kembali dinasti Atut yang tengah tercabik.
"Saya bicara internal reform
bukan dalam kerangka keluarga Atut menjadi gubernur. Saya rasa karena semua
sudah berpengalaman kedua putra dan menantunya punya pengalaman dalam mengikuti
perkembangan ini. Mungkin yang paling tua Andika (Andika Harzumy)," kata
Juru Bicara (Jubir) Atut, Fitron Nur Ikhsan di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 21
Desember 2013 lalu.
Fitron menyampaikan, anak-anak
Atut telah dewasa sehingga mereka bisa menjadi tulang punggung. "Saya
pikir mereka harus mampu melakukan recovery internal reform di keluarga karena
persoalan ini bertubi-bertubi dilakukan," terangnya.
Diakui Fitron, awal mula
kejatuhan dinasti Atut, dimulai dari tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana (TCW)
alias Wawan, adik dari Ratu Atut, setelah Ratu Tatu. "Mulai saat TCW
ditangkap kemudian Ibu ditahan ini suatu hal berat bagi keluarga. Namun, ini
persoalan yang harus dihadapi," sambungnya.
Ia pun meyakini anak-anak Atut
tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan persoalan yang belakangan dihadapinya.
"Persolan ini tak diibaratkan menginjak duri terlalu lama, mereka pasti
beranjak. Internal reform mereka akan bangkit," pungkasnya.
Aneh bin ajaib memang jika
memperhatikan Golkar di satu sisi dan Dinasty Atut di Banten ini. Partai Golkar
tak mempersoalkan siapa saja yang ingin memimpin DPD 1 Banten, termasuk Wakil
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah yang juga merupakan adik Gubernur Banten,
Ratu Atut Chosiyah. Ini membuktikan jika Golkar masih memupuk Jorgan lamanya
yaitu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang selama ini hendak diberangus
oleh masyarakat bangsa ini.
Lebih jauh Partai Golkar melalui Wakil
Sekretaris Jenderal (Wasekjen), Tantowi Yahya menyampaikan, siapa saja boleh
mencalonkan diri selama yang bersangkutan memiliki dukungan.
"Setiap kader boleh dan
berhak mencalonkan atau dicalonkan jadi Ketua DPD 1. Yang pentingkan ada yang
dukung," katanya, Rabu (25/12/2013).
Kata dia, mekanisme pemilihan itu
bisa dilakukan melalui Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang akan
digelar dalam waktu dekat.
Lanjut Tantowi, kegiatan itu
dilakukan hanya untuk mencari pengganti almarhum Hikmat Tomet yang sebelumnya
menduduki kursi Ketua DPD I Banten. "Hanya memilih pengganti almarhum
Hikmat Tomet," terangnya Tantowi ketika itu.
Anggota Komisi I DPR ini juga
menginformasikan, pertemuan itu rencananya akan dibuka oleh Ketua Pemenangan
Jawa I Partai Golkar, Ade Komarudin.
Lain bagi Indonesia Corruption
Watch (ICW) dalam menilai, terpilihnya Ratu Tatu Chasanah sebagai Ketua DPD I
Golkar Banten, menunjukkan bahwa rezim dan kekuatan Ratu Atut Chosiyah di
wilayah Banten masih sangat kuat.
Pasalnya, Ratu Tatu adalah adik
kandung dari Gubernur Banten Ratu Atut, yang saat ini telah ditahan di Rumah
Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Ini menunjukkan rezim dan
kekuatan Atut masih sangat kuat, ini masih harus menjadi perhatian serius.
Masyarakat Banten harus mengawal proses transisi perubahan itu," tegas
aktivis ICW, Abdullah Dahlan di Kantor ICW, Jalan Kalibata Timur, Jakarta
Selatan, Jumat (27/12/2013).
ICW menegaskan, saat ini harus
ada kekuatan yang cepat untuk memutus klan Ratu Atut di Banten, agar setiap
jabatan strategis di Banten tidak selalu dikuasai oleh keluarga Ratu Atut.
"Harus ada pertarungan
kekuatan percepatan, apakah klan lama, atau ada klan perubahan yang memang juga
lebih cepat dan serius dan ini juga harapannya idealisme desakan agenda
perubahan di Banten," papar Abdullah.
Abdullah menambahkan, jika tidak
ada transisi pemerintahan di wilayah Banten, maka tidak menutup kemungkinan
keluarga Ratu Atut akan terus menduduki kursi pemerintahan di daerah Banten.
"Kalau tidak transisi
semacam ini, akan memberi ruang berkuasanya kekuatan-kekuatan lama di
Banten," pungkas Abdullah.
Terpilihnya Ratu Tatu Chasanah
menjadi Ketua DPD Partai Golkar Banten menggantikan Hikmat Tomet, membuka
peluang Dinasti Atut susun puzzle kebangkitan, demikian yang dikatakan Mohammad
Atik Fajardin dengan rasa cemas, terkait perkembangan kepemimpinan Partai
Golkar di Banten.
Untuk diketahui, hari ini Ratu
Tatu Chasanah secara resmi terpilih menjadi Ketua DPD I Golkar Banten. Setelah
terpilih, Tatu yakin bisa mengantar Golkar membuat Banten jadi kuning di Pemilu
2014. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar