Jurnalis Independen: Badan investigasi
federal pemerintah AS (Federal Bureau Investigation/FBI) menempuh berbagai cara
dalam menyadap target-target yang disasarnya, termasuk dengan malware yang
disusupkan ke komputer target. Namun tidak semuanya berjalan sukses dan mudah, justru kegagalan sering kali dialami oleh badan intelejen milik paman Sam ini.
Malware itu bisa mengerjakan
banyak hal, mulai dari melacak apa yang dilakukan di komputer, sampai memotret
muka target secara diam-diam melalui webcam. Mengesankan.
Menurut dokumen pengadilan
terungkap, dalam melancarkan aksi itu FBI membentuk tim peretas elit, dilansir
The Verge, Senin 9 Desember 2013.
Kasus pengawasan yang diklaim FBI
menggunakan teknologi tinggi itu diterapkan untuk mengawasi aktivitas Mo,
seorang warga Iran yang diduga merencanakan pembunuhan massal kepada warga AS.
Mo dicari oleh FBI karena beberapa kali melayangkan ancaman akan meledakkan bom
di berbagai tempat.
FBI pun merancang skenario
serangan malware ke Mo. Ini bertujuan mengumpulkan berbagai informasi mengenai
target, mulai dari situs apa saja yang sering dikunjungi serta melacak lokasi
komputer tempat ia biasa mengakses Internet.
Dengan mempelajari pola pergerakan
pelaku, agen FBI akan lebih mudah meringkus Mo. Disebutkan dalam dokumen
pengadilan, Mo merupakan salah satu target operasi yang telah lama menjadi
bulan-bulanan FBI.
Sepandai-pandai tupai melompat,
pasti akan jatuh juga. Meski dikenal superior, lembaga intelijen Amerika itu
juga pernah gagal. Kendati sudah menggunakan teknologi canggih, hasil
penyerangan tim peretas FBI nihil. Ironisnya lagi, penyebab kegagalan boleh
dibilang konyol. Tim elit tidak teliti mengeja e-mail sang target.
Walhasil, serangan malware salah
alamat. Tim FBI harus menulis ulang dan menginstal malware ke alamat Mo yang
benar. Apesnya lagi, meski tautan malware sempat berhasil masuk ke e-mail Mo,
ternyata malware itu tak berfungsi.
Mo pun sangat lihai
menyembunyikan identitasnya, dia teliti menghapus jejak di setiap akun e-mail
maupun jaringan komputer yang dipakai.
Tim FBI yakin sang target masih
berkeliaran di Teheran, Iran. Untuk alasan itulah FBI semakin gencar merekrut
peretas tingkat tinggi melalui forum DefCon, konvensi tahunan para peretas
dunia.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar