Senin, 09 Desember 2013

Kisah Kegagalan Penyadapan FBI

Jurnalis Independen: Badan investigasi federal pemerintah AS (Federal Bureau Investigation/FBI) menempuh berbagai cara dalam menyadap target-target yang disasarnya, termasuk dengan malware yang disusupkan ke komputer target. Namun tidak semuanya berjalan sukses dan mudah, justru kegagalan sering kali dialami oleh badan intelejen milik paman Sam ini.

Malware itu bisa mengerjakan banyak hal, mulai dari melacak apa yang dilakukan di komputer, sampai memotret muka target secara diam-diam melalui webcam. Mengesankan.

Menurut dokumen pengadilan terungkap, dalam melancarkan aksi itu FBI membentuk tim peretas elit, dilansir The Verge, Senin 9 Desember 2013.

Kasus pengawasan yang diklaim FBI menggunakan teknologi tinggi itu diterapkan untuk mengawasi aktivitas Mo, seorang warga Iran yang diduga merencanakan pembunuhan massal kepada warga AS. Mo dicari oleh FBI karena beberapa kali melayangkan ancaman akan meledakkan bom di berbagai tempat.

FBI pun merancang skenario serangan malware ke Mo. Ini bertujuan mengumpulkan berbagai informasi mengenai target, mulai dari situs apa saja yang sering dikunjungi serta melacak lokasi komputer tempat ia biasa mengakses Internet.

Dengan mempelajari pola pergerakan pelaku, agen FBI akan lebih mudah meringkus Mo. Disebutkan dalam dokumen pengadilan, Mo merupakan salah satu target operasi yang telah lama menjadi bulan-bulanan FBI.

Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Meski dikenal superior, lembaga intelijen Amerika itu juga pernah gagal. Kendati sudah menggunakan teknologi canggih, hasil penyerangan tim peretas FBI nihil. Ironisnya lagi, penyebab kegagalan boleh dibilang konyol. Tim elit tidak teliti mengeja e-mail sang target.

Walhasil, serangan malware salah alamat. Tim FBI harus menulis ulang dan menginstal malware ke alamat Mo yang benar. Apesnya lagi, meski tautan malware sempat berhasil masuk ke e-mail Mo, ternyata malware itu tak berfungsi.

Mo pun sangat lihai menyembunyikan identitasnya, dia teliti menghapus jejak di setiap akun e-mail maupun jaringan komputer yang dipakai.

Tim FBI yakin sang target masih berkeliaran di Teheran, Iran. Untuk alasan itulah FBI semakin gencar merekrut peretas tingkat tinggi melalui forum DefCon, konvensi tahunan para peretas dunia.@


Tidak ada komentar: