Kamis, 19 Desember 2013

Pilpres 2014, Megawati, Joko Widodo dan PDIP di Atasangin

Jurnalis Independen: Jika hanya dilihat dari pemberitaan media di Indonesia, lembaga survey maupun cara kerja, baik individu maupun kepartaian, maka sosok Megawati Soekarno Putri, Joko Widodo (Jokowi) Gubernur DKI maupun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), berada di atas angin dari seluruh tokoh pilotik dan partai yang ada dan siap menyongsong Pemilu 2014.


Bila Jokowi naik memimpin Indonesia, berapa waktu yang tepat? dan apakah Jokowi mempunyai kekuatan politik riil. Memang sekilas Jokowi didukung rakyat dimana-mana, tapi bagaimana bisa kekuatan Jokowi itu secara legal-konstitusional berhadapan dengan entitas lain, sementara dalam politik perlu adanya legitimasi legal-konsititusional yang dibentuk oleh kerja-kerja politik di masa lampau.

Namun, seorang pengamat politik dari UI Andi Wijayanto  menyatakan, "Persaingan politik di Indonesia terkenal keras dan licik, ini bisa kita lihat sejarahnya, ...kalaupun Jokowi naik tidak bisa dipastikan apakah pemerintahannya stabil atau tidak, kecuali Jokowi memiliki kemampuan lobbying politik di atas rata-rata, idealnya Indonesia itu butuh kestabilan politik selama 30 tahun, agar rencana-rencana pembangunan bisa berjalan baik, tapi juga harus memperhatikan demokrasi dan hak-hak suara rakyat" kata Andi Wijayanto. Ketika ditanya siapa pendamping Jokowi, Andi menyatakan "Itu masih teka-teki politik, mungkin itulah seni-nya politik di tahun 2014 ini, ada yang ditunggu..."

Sementara Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa "Semua menunggu keputusan Ibu Megawati" Di tempat lain Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga menyambut setuju skenario 15 tahun Jokowi berkuasa di Indonesia "Ini jelas bagi kita, bahwa pembangunan tidak boleh dipotong-potong oleh perkelahian politik, karena bila itu terjadi kemajuan bangsa akan terhambat.

Jika benar terpilih, Jokowi dan PDI Perjuangan tentunya berusaha kuat untuk mendominasi barisan politik sipil agar tercipta kestabilan politik jangka panjang, untuk tahun 2014 bisa saja Ibu Megawati mengantarkan Jokowi sebagai garansi politik untuk menghadapi macan-macan politik lawan Jokowi, karena ibu sudah berpengalaman di politik dan punya wibawa negara, selain itu Mega dinilai memiliki kekuatan jaringan internasional, ya ...Mega-Jokowi memang jadi salah satu skenario kita" Pungkas Hasto.

Sementara terkait pemimpin masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri saat ini mempunyai peran penting menentukan arah politik yang akan terjadi di 2014 nanti, perkembangan politik yang saat ini terjadi akan ditentukan oleh pilihan Megawati terhadap capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan, melejitnya nama Jokowi kader PDI Perjuangan di jajaran nama Capres yang paling diinginkan rakyat, menjadikan Megawati menjadi tokoh sentral penentu peta politik yang akan terjadi pada Pemilu 2014.

Keberhasilan Megawati melakukan regenerasi kader di Internal PDI Perjuangan dengan memunculkan kader-kader muda potensial dan berhasil mengemban jabatan yang diberikan oleh rakyat membuat peta politik di negeri ini berubah. "Megawati bisa memilih aman dengan skenario menang atau memilih skenario sesuai dengan arah partai," ungkap Hanta Yuda Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute di Gedung DPR. PDI Perjuangan yang hampir sepuluh tahun memilih menjadi partai oposisi kini berubah menjadi partai dengan tingkat Elektabilitas tinggi.

Megawati sesuai mandat Partai dari hasil Kongres mempunyai wewenang penuh menentukan siapa Capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan. "Tapi ini tantangan buat Megawati untuk memilih calon yang tepat, siapa Capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan," lanjut Hanta Yuda.

Ada beberapa opsi yang muncul di publik yang di gadang akan di usung oleh PDI Perjuangan, ada nama Megawati sendiri sebagi tokoh paling mumpuni di PDI Perjuangan.

Diantara nama-nama itu, nama Jokowi yang saat ini melejit dari hasil survei dan besar kemungkinan akan di pasangkan dengan nama-nama dari internal PDI Perjuangan.

"Tapi bisa saja PDI Perjuangan mengusung pasangan dari luar partai, jika harus berkoalisi dengan partai lain," kata Hanta Yuda.

Tapi nampaknya Megawati masih menyimpan nama yang akan dipilihnya, Megawati masih ingin PDI Perjuangan fokus dengan Pemilu Legislatif karena dari hasil pemilu itulah PDI Perjuangan bisa memastikan apakah partai akan mengusung pasangan dari Internal partai atau harus melakukan koalisi dengan partai lain. Itulah strategi yang paling matang dilakukan PDIP dibandingkan dengan partai-partai lain yang belum apa-apa sudah koar-koar menjual nama capres dan cawapresnya.

Lebih jauh tokoh gaek PDIP yang pernah menjadi mainan politik masa rezim Soeharto, tidak hanya memikirkan Presiden Indonesia, tetapi Putri Sulung Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno itu lebih memikirkan Pemimpin Indonesia Masa Depan lewat Pemilu 2014.

Kondisi bangsa yang saat ini bisa dikatakan semakin terpuruk dengan tingkat korupsi yang semakin tinggi di tingkat birokrasi baik itu terjadi di Pemerintahan pusat maupun di Daerah, dipandang oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai kegagalan Presiden dalam memimpin bangsa ini keluar dari masalah yang di hadapi.

Kurangnya kehadiran Presiden di setiap masalah yang terjadi menjadi hal yang harus dilihat dengan baik. Presiden yang diharapkan bisa menjadi pemimpin tertinggi memilih terjebak dengan kepentingan-kepentingan yang akhirnya harus mengorbankan kepentingan rakyat.

“Bangsa ini membutuhkan Pemimpin bukan Presiden, karena Presiden belum tentu punya jiwa Pemimpin,” kata Megawati.

Presiden dipandang hanya sebagai status jabatan yang tidak secara otomatis membuat seseorang bisa menjadi pemimpin, apalagi jika Presiden sudah sangat terkontaminasi dengan kepentingan golongan tertentu.

Megawati juga menyoroti perlu adanya Reformasi Birokrasi yang bisa memudahkan para Pemimpin untuk melaksanakan kebijakannya dalam memangku jabatan sebagai pemimpin. Birokasi yang sudah cacat di negeri ini alangkah baiknya diperbaiki seiring dengan seorang pemimpin menjalankan pemerintahannya.

Megawati menambahkan bangsa ini perlu lebih bisa memahami pemimpin seperti apa yang sebenarnya di butuhkan dan diharapkan, jangan mudah dipermainkan oleh kepentingan politik yang hanya berpihak terhadap kepentingan golongannya.@JI


Tidak ada komentar: