Rabu, 25 Desember 2013

Anis Matta Capres PKS Bicara Poligami

Jurnalis Independen: Anis Matta, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak dinyana mau menceritakan indahnya poligami yang ia lakukan dengan dua istrinya. Hal itu ia kemukakan lantaran bagi diri dan dua istrinya, rumah tangganya menjadi ayem tentrem berkat poligami.

Dibandingkan dengan kepala keluarga selebritis, public figure dan para pejabat Negara yang melakukan perselingkuhan, diri dan keluarganya jauh lebih bahagia. Poligami merupakan solusi bagi lelaki hidung belang, lelaki haus seks maupun lelaki yang hanya mau mempermainkan wanita tanpa mau bertanggungjawab.

Bagi orang awam yang telmi, bodoh dan hidung belang, melacur, kumpul kebo maupun perselingkuhan merupakan perbuatan terhormat dalam pandangan mereka, jika dibandingkan dengan pelaku poligami.

Biasanya hasil hubungan perselingkuhan, melacur maupun kumpul kebo selain penyakit fisik berupa HIV ADIS akan juga memunculkan penyakit social lainnya. Anak hasil perselingkuhan, kumpul kebo maupun melacur akan menjadi beban lahir batin bagi si wanita. Karenanya tidak sedikit dari hasil hubungan itu dibunuh, dibuang maupun dijual.

Wal hasil, semua itu menimbulkan penyakit social serta dapat membawa pelakunya sebagai pelaku tindak criminal lantaran membunuh anak hasil perselingkuhan, melacur maupun kumpul kebo. Bisa jadi si perempuan akan dibunuh oleh pasangannya yang tidak ingin bertanggungjawab atas perbuatannya jika si perempuan hamil lantaran perbuatannya. Namun semua itu tidak akan terjadi pada pelaku poligami. Memang hanya orang yang cerdas, bermoral dan berpikiran luas, menghargai wanita yang berani melakukan poligami, tentu saja jika si lelaki itu mampu melakukanya dan bersikap adil.

Sebaliknya, hanya manusia-manusia rendah, tidak berperikemanusiaan, bodoh serta melecehkan harkat martabat wanita yang lebih senang melacur, berselingkuh serta melakukan kompul kebo yang kemudian membunuh, membuang dan menjual anak hasil nafsu kebodohannya. Namun hal itu tidak akan terjadi pada para pelaku poligami.  

Lelaki pelaku poligami dan istri yang mau dimadu suaminya dengan suka rela adalah manusia pilihan yang lebih mengedepankan kehormatan, kecerdasan akal budi serta moralitas diatas rata-rata tingkat manusia. 

Pelaku poligami yang benar dan wanita termadu yang tidak memberikan syarat berat kepada sang suami adalah manusia pencipta tatanan masyarakat yang bebas dari HIV AIDS, pembebas “masyarakat kondom” dan pelahir anak-anak suci dari sebutan anak haram, anak jalanan, dan anak terlantar lainnya yang biasanya terlahir dari para pelacur, para kumpul kebo, maupun para peselingkuh.

Pendek kata, poligami adalah tuntunan manusia sehat jasmani dan rohani, sedangkan wanita termadu, adalah wanita mulia yang menjunjung tinggi nama keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Wanita termadu adalah wanita yang tidak ingin membunuh keturunannya, keluarganya, masyarakatnya dengan munculnya anak haram, keluarga haram, masyarakat haram bahkan Negara haram.   

Maka menjadi kebanggaan jika seorang calon Presiden 2014 dari PKS ini mau menceritakan kisahnya saat bertemu dengan Istri keduanya yang berasal dari Hungaria, bernama Szilvia Pabula. Menurut Anis Matta, mereka awalnya bertemu pada tahun 2005 lalu saat Anis menghadiri sebuah konferensi di Turki.

"Saya diundang konferensi ke Turki kan dekat tuh sama Hungary. Mampir ke Hungary ketemu di sana," cerita Anis Matta saat pertama kali bertemu dengan calon istri keduanya.

Anis mengatakan dia berkenalan lebih dahulu selama empat bulan sebelum Szilvia memutuskan untuk menjadi mualaf. Selama empat bulan tersebut, Anis selalu berdiskusi dengan Szilvia.

"Dia mualaf. Dia baca surat saya dan diskusi selama 4 bulan dan 2006 menikah di sini," kata dia.

Dari dua istri Anis mengaku punya anak banyak. Anis mengatakan Istri keduanya telah melahirkan anaknya yang ke-10 pada September lalu.

"Anak saya 10, ini yang terakhir namanya Shofia Anis Matta. Baru lahir September," kata Anis.

Dari sepuluh anak hasil dua perkawinannya, tidak ada yang ia gugurkan, ia telantarkan atau ia jual, apalagi dijual keluar negeri. Tentu saja ini akan lain ceritanya jika terjadi pada para lelaki hidung belang, lelaki penzinah maupun peselingkuh dan pelaku kumpul kebo. Demikian pula kelahiran anak-anak dari pelaku poligami seperti saya, tidak akan bisa tumbuh menjadi dewasa dengan kasih sayang dan kehidupan social yang normal jika dibandingkan dengan anak –anak yang lahir dari pelaku pelacuran, kumpul kebo maupun perselingkuhan.

Bisa dipastikan anak-anak yang lahir dari para pelaku pelacuran, persel;ingkuhan maupun kumpul kebo, akan dibunuh, dibuang atau dijual! Perbuatan ini akan merusak nama pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara! Sebab dampak negatifnya sangat luas, selain itu, lantaran tidak dihentikan dengan hasil perbuatan berupa anak, akan menyebabkan Virus atau penyakit HIV AIDS.


Akhirnya, jelas sudah bahwa poligami hanya bisa dilakukan oleh lelaki pilihan yang cerdas, bermoral, bermartabat serta bertanggungjawab, sebaliknya wanita yang mau dimadu adalah wanita terhormat yang menjaga nama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Jika saja masih ada manusia yang meremehkan, merendahkan bahkan antipasti akan poligami, pasti orang itu tidak waras, tidak bermoral dan tidak memiliki perikemanusiaan!@  

Tidak ada komentar: