Jurnalis Independen: Anis Matta, Presiden Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) tak dinyana mau menceritakan indahnya poligami yang ia
lakukan dengan dua istrinya. Hal itu ia kemukakan lantaran bagi diri dan dua
istrinya, rumah tangganya menjadi ayem tentrem berkat poligami.
Dibandingkan dengan kepala keluarga
selebritis, public figure dan para pejabat Negara yang melakukan
perselingkuhan, diri dan keluarganya jauh lebih bahagia. Poligami merupakan
solusi bagi lelaki hidung belang, lelaki haus seks maupun lelaki yang hanya mau
mempermainkan wanita tanpa mau bertanggungjawab.
Bagi orang awam yang telmi, bodoh
dan hidung belang, melacur, kumpul kebo maupun perselingkuhan merupakan perbuatan
terhormat dalam pandangan mereka, jika dibandingkan dengan pelaku poligami.
Biasanya hasil hubungan
perselingkuhan, melacur maupun kumpul kebo selain penyakit fisik berupa HIV
ADIS akan juga memunculkan penyakit social lainnya. Anak hasil perselingkuhan,
kumpul kebo maupun melacur akan menjadi beban lahir batin bagi si wanita. Karenanya
tidak sedikit dari hasil hubungan itu dibunuh, dibuang maupun dijual.
Wal hasil, semua itu menimbulkan
penyakit social serta dapat membawa pelakunya sebagai pelaku tindak criminal lantaran
membunuh anak hasil perselingkuhan, melacur maupun kumpul kebo. Bisa jadi si
perempuan akan dibunuh oleh pasangannya yang tidak ingin bertanggungjawab atas
perbuatannya jika si perempuan hamil lantaran perbuatannya. Namun semua itu
tidak akan terjadi pada pelaku poligami. Memang hanya orang yang cerdas, bermoral
dan berpikiran luas, menghargai wanita yang berani melakukan poligami, tentu
saja jika si lelaki itu mampu melakukanya dan bersikap adil.
Sebaliknya, hanya manusia-manusia
rendah, tidak berperikemanusiaan, bodoh serta melecehkan harkat martabat wanita
yang lebih senang melacur, berselingkuh serta melakukan kompul kebo yang
kemudian membunuh, membuang dan menjual anak hasil nafsu kebodohannya. Namun hal
itu tidak akan terjadi pada para pelaku poligami.
Lelaki pelaku poligami dan istri
yang mau dimadu suaminya dengan suka rela adalah manusia pilihan yang lebih
mengedepankan kehormatan, kecerdasan akal budi serta moralitas diatas rata-rata
tingkat manusia.
Pelaku poligami yang benar dan wanita termadu yang tidak
memberikan syarat berat kepada sang suami adalah manusia pencipta tatanan
masyarakat yang bebas dari HIV AIDS, pembebas “masyarakat kondom” dan pelahir
anak-anak suci dari sebutan anak haram, anak jalanan, dan anak terlantar
lainnya yang biasanya terlahir dari para pelacur, para kumpul kebo, maupun para
peselingkuh.
Pendek kata, poligami adalah
tuntunan manusia sehat jasmani dan rohani, sedangkan wanita termadu, adalah wanita
mulia yang menjunjung tinggi nama keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Wanita
termadu adalah wanita yang tidak ingin membunuh keturunannya, keluarganya,
masyarakatnya dengan munculnya anak haram, keluarga haram, masyarakat haram bahkan
Negara haram.
Maka menjadi kebanggaan jika
seorang calon Presiden 2014 dari PKS ini mau menceritakan kisahnya saat bertemu
dengan Istri keduanya yang berasal dari Hungaria, bernama Szilvia Pabula. Menurut
Anis Matta, mereka awalnya bertemu pada tahun 2005 lalu saat Anis menghadiri sebuah
konferensi di Turki.
"Saya diundang konferensi ke
Turki kan dekat tuh sama Hungary. Mampir ke Hungary ketemu di sana," cerita
Anis Matta saat pertama kali bertemu dengan calon istri keduanya.
Anis mengatakan dia berkenalan
lebih dahulu selama empat bulan sebelum Szilvia memutuskan untuk menjadi
mualaf. Selama empat bulan tersebut, Anis selalu berdiskusi dengan Szilvia.
"Dia mualaf. Dia baca surat
saya dan diskusi selama 4 bulan dan 2006 menikah di sini," kata dia.
Dari dua istri Anis mengaku punya
anak banyak. Anis mengatakan Istri keduanya telah melahirkan anaknya yang ke-10
pada September lalu.
"Anak saya 10, ini yang
terakhir namanya Shofia Anis Matta. Baru lahir September," kata Anis.
Dari sepuluh anak hasil dua perkawinannya, tidak ada
yang ia gugurkan, ia telantarkan atau ia jual, apalagi dijual keluar negeri. Tentu
saja ini akan lain ceritanya jika terjadi pada para lelaki hidung belang,
lelaki penzinah maupun peselingkuh dan pelaku kumpul kebo. Demikian pula kelahiran
anak-anak dari pelaku poligami seperti saya, tidak akan bisa tumbuh menjadi
dewasa dengan kasih sayang dan kehidupan social yang normal jika dibandingkan
dengan anak –anak yang lahir dari pelaku pelacuran, kumpul kebo maupun
perselingkuhan.
Bisa dipastikan anak-anak yang lahir dari para
pelaku pelacuran, persel;ingkuhan maupun kumpul kebo, akan dibunuh, dibuang
atau dijual! Perbuatan ini akan merusak nama pribadi, keluarga, masyarakat,
bangsa dan Negara! Sebab dampak negatifnya sangat luas, selain itu, lantaran
tidak dihentikan dengan hasil perbuatan berupa anak, akan menyebabkan Virus
atau penyakit HIV AIDS.
Akhirnya, jelas sudah bahwa poligami hanya bisa dilakukan
oleh lelaki pilihan yang cerdas, bermoral, bermartabat serta bertanggungjawab,
sebaliknya wanita yang mau dimadu adalah wanita terhormat yang menjaga nama, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negaranya. Jika saja masih ada manusia yang meremehkan,
merendahkan bahkan antipasti akan poligami, pasti orang itu tidak waras, tidak
bermoral dan tidak memiliki perikemanusiaan!@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar