Kamis, 05 Desember 2013

Perempuan Ini Menolak Fasilitas Negara

Jurnalis Independen: Perempuan ini dikenal sebagai seorang jurnalis berpena tajam. Namanya Trimurti, kerap harus merasakan siksa di balik jeruji penjara akibat tulisannya. Bahkan, anak pertamanya pun lahir di dalam penjara.


Lantaran aksinya tersebut, Trimurti mendapat tawaran menjadi Menteri Tenaga Kerja untuk era 1947-1948, 18 bulan setelah Indonesia merdeka. Tawaran itu dijawabnya spontan dengan penolakan.

"Saya merasa tidak mampu, saya belum pernah menjadi menteri," ujar Trimurti tegas, dikutip dari buku SK Trimurti, Wanita Pengabdi Bangsa karya Soebagijo IN.

Setiajid menjawab, "Bung Karno juga belum pernah menjadi presiden." dan membuat Trimurti terdiam. Semalaman dia memikirkan tawaran tersebut, sebelum akhirnya menerima.

Setelah era kabinet itu selesai, Trimurti kembali menempuh pendidikan di bangku kuliah. Pada 1959, Soekarno menawarinya posisi Menteri Sosial. Tak ingin dianggap haus kekuasaan, Trimurti menolak lagi, kembali menjadi mahasiswi ekonomi Universitas Indonesia.

Yang layak dicatat lebih dari Trimurti, wanita ini selalu menolak segala pemberian dan fasilitas negara, yang mana sebenarnya adalah haknya. Dia pun selalu menegaskan tidak pernah setuju untuk menghalalkan setiap cara. Menurutnya, pemikiran itu bisa berarti menyiksa dan menyakiti orang lain.

Kesederhanaan dan kebersahajaan tetap dijalani Trimurti hingga akhir hidup. Tutup usia di 96 tahun, Trimurti tinggal di sebuah rumah kontrakan di Bekasi. Di dinding rumah itu, terpampang sebuah lukisan bergambar Bung Karno sedang menyematkan Bintang Mahaputra tingkat V padanya.

Suka duka kehidupan telah dicicipi seorang Trimurti. Pengalaman keluar-masuk penjara, bersembunyi dari kejaran musuh yang memaksa berpisah dari keluarga, makin meneguhkan pengabdian wanita luar biasa ini kepada Indonesia.@



Tidak ada komentar: