Jurnalis Independen: Dr Yusuf al Qaradawi, Kepala
Persatuan Ulama Islam International, mengecam aksi pemboman terhadap kantor
Direktorat Keamanan di provinsi Daqahlia, Presiden Ulama Dunia itu juga menolak
dijadikannya Mesir sebagai ajang terorisme.
Sebutan terorisme ini juga
ditujukan kepada pihak-pihak yang melakukan pembantaian warga Mesir, baik oleh
pemerintah hasil kudeta maupun kelompok-kelompok yang bermain dan berusaha
keras membantai Ikhwanul Muslimin.
Ini disampaikan Dr Yusuf al –
Qaradawi dalam khutbah Jumat di Masjid Umar ibn Khattab, Qatar. Dalam
khutbahnya Qaradawi mengatakan “kami menolak semua pemboman yang terjadi di
Mesir, dan Mesir bukan ajang untuk pemboman tersebut.”
Qaradawi melanjutkan “bagaimana
mungkin menuduh Ikhwanul Muslimin (IM) bertanggung jawab atas pemboman
tersebut, padahal mereka menolak untuk membunuh Muslim atau Kristen ketika
menggelar aksi unjuk rasa?. Saya yakin bahwa pihak intelejen dan keamanan Mesir
ikut terlibat dalam insiden pemboman di Mansoura.”
Qaradawi mengecam keputusan
pemerintah melarang IM dan seluruh kegiatannya, termasuk pembubaran sebuah
yayasan amal Islam yang terdiri dari lembaga penghapal Al-Quran, beberapa
asosiasi panti anak-anak yatim dan rumah sakit gratis bagi pasien tidak mampu.
Ia juga menuduh pemerintah
berupaya ingin mengambil dana bantuan sosial yang didapat dari lembaga amal
ini, dan menyebabkan sebanyak 15 juta orang Mesir kehilangan harapan mereka
akibat ditutupnya lembaga amal tersebut.
Sementara itu, seperti yang
sudah-sudah, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri AS
John Kerry menampilkan dua wajahnya. Pernyataan prihatin yang tidak tulus
terkait label teroris oleh Pemerintah Mesir hasil kudeta terhadap IM.
Dalam komunikasi telepon dengan
Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy, Kerry mengecam bom bunuh diri di
Mansuora pada hari Selasa dan pemboman bus pada hari kamis di Kairo , dan Kerry menyatakan keberatan
atas labelisasi Ikhwanul Muslimin
sebagai kelompok teroris , Juru bicara AS Jen Psaki mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Selama panggilan telepon, Kerry
dan Fahmy ” sepakat bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan di Mesir dan bahwa
orang-orang Mesir layak mendapatkan kedamaian dan ketenangan , ” kata Psaki .
Di Washington, seorang pejabat AS
mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama tidak mempertimbangkan
label IM sebagai organisasi teroris.
Pejabat itu mengatakan bahwa
meskipun ada kekhawatiran melalui tindakan terbaru pemerintah sementara, hal
itu tidak berencana untuk mengambil tindakan apapun terhadap Mesir.
Sebelumnya, 5 Orang tewas ditembak
aparat keamanan saat melakukan demonstrasi di berbagai wilayah Mesir
Sedikitnya 5 orang tewas dan
puluhan orang lainnya terluka dalam bentrokan antara pendukung IM dan pihak aparat
keamanan di beberapa provinsi Mesir, dalam aksi protes pada Jum’at (27/12) atas
pengumuman pemerintah menjadikan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok
teroris.
Sumber medis mengatakan bahwa 5
orang tewas dalam bentrokan yang pecah di sejumlah provinsi sepanjang hari Jum’at
kemarin, dan lebih dari 265 pendukung Ikhwanul Muslimin ditangkap pihak aparat
keamanan Mesir.
Satu orang tewas dalam bentrokan
antara pasukan keamanan dan demonstran di New Damietta, sementara satu orang
lainnya tewas di kota Samalout provinsi Minya setelah ditembak timah panas
aparat kepolisian pemerintah teroris Mesir yang sedang berkuasa.
Kementerian Dalam Negeri pemerintah
teroris Mesir mengumumkan kematian orang ketiga, akan tetapi tidak menyebutkan
lokasi tempat kejadian.
Sementara itu pasca pembunuhan
terhadap seorang mahasiswa dari Universitas Al – Azhar Kairo pada Kamis (26/12)
malam, bentrokan meluas antara mahasiswa Al Azhar dengan aparat keamanan pemerintah
teroris mesir setempat pasca pelaksanaan shalat Jum’at di komplek kampus Al
azhar di kawasan Nasr City, Kairo.
Aksi unjuk rasa damai mahasiswa
berubah menjadi anarkis setelah aparat keamanan pemerintah teroris Mesir menghujani
mahasiswa yang sedang berkumpul dengan gas air mata.
Bentrokan juga pecah di berbagai
provinsi di Mesir seperti Sharqia, Daqahlia, Kafr El – Sheikh dan Alexandria
akibat sikap represif aparat keamanan.
Sementara di provinsi Fayoum
pihak kepolisian pemerintah teroris Mesir menembaki pengunjuk rasa dengan timah
panas, dan mengakibatkan sejumlah demonstran terluka.
Pasca terjadinya pemboman di
kantor Direktorat Keamanan Daqahlia dan pemboman bus di depan Al – Azhar
University di kota Kairo, pemerintah hasil kudeta Mesir yang menjadi sebab
kekacauan hingga saat ini, menetapkan organisasi IM sebagai kelompok teroris.
Kebijakan ini menuai protes massal di berbagai provinsi Negara Mesir.@JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar