Jumat, 27 Desember 2013

Dr Yusuf al Qaradawi: Jangan Jadikan Mesir Ajang Terorisme

Jurnalis Independen: Dr Yusuf al Qaradawi, Kepala Persatuan Ulama Islam International, mengecam aksi pemboman terhadap kantor Direktorat Keamanan di provinsi Daqahlia, Presiden Ulama Dunia itu juga menolak dijadikannya Mesir sebagai ajang terorisme.


Sebutan terorisme ini juga ditujukan kepada pihak-pihak yang melakukan pembantaian warga Mesir, baik oleh pemerintah hasil kudeta maupun kelompok-kelompok yang bermain dan berusaha keras membantai Ikhwanul Muslimin.

Ini disampaikan Dr Yusuf al – Qaradawi dalam khutbah Jumat di Masjid Umar ibn Khattab, Qatar. Dalam khutbahnya Qaradawi mengatakan “kami menolak semua pemboman yang terjadi di Mesir, dan Mesir bukan ajang untuk pemboman tersebut.”

Qaradawi melanjutkan “bagaimana mungkin menuduh Ikhwanul Muslimin (IM) bertanggung jawab atas pemboman tersebut, padahal mereka menolak untuk membunuh Muslim atau Kristen ketika menggelar aksi unjuk rasa?. Saya yakin bahwa pihak intelejen dan keamanan Mesir ikut terlibat dalam insiden pemboman di Mansoura.”

Qaradawi mengecam keputusan pemerintah melarang IM dan seluruh kegiatannya, termasuk pembubaran sebuah yayasan amal Islam yang terdiri dari lembaga penghapal Al-Quran, beberapa asosiasi panti anak-anak yatim dan rumah sakit gratis bagi pasien tidak mampu.

Ia juga menuduh pemerintah berupaya ingin mengambil dana bantuan sosial yang didapat dari lembaga amal ini, dan menyebabkan sebanyak 15 juta orang Mesir kehilangan harapan mereka akibat ditutupnya lembaga amal tersebut.

Sementara itu, seperti yang sudah-sudah, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri AS John Kerry menampilkan dua wajahnya. Pernyataan prihatin yang tidak tulus terkait label teroris oleh Pemerintah Mesir hasil kudeta terhadap IM.

Dalam komunikasi telepon dengan Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy, Kerry mengecam bom bunuh diri di Mansuora pada hari Selasa dan pemboman bus pada hari kamis  di Kairo , dan Kerry menyatakan keberatan atas labelisasi Ikhwanul Muslimin  sebagai kelompok teroris  ,  Juru bicara AS  Jen Psaki mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Selama panggilan telepon, Kerry dan Fahmy ” sepakat bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan di Mesir dan bahwa orang-orang Mesir layak mendapatkan kedamaian dan ketenangan , ” kata Psaki .

Di Washington, seorang pejabat AS mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama tidak mempertimbangkan label IM sebagai organisasi teroris.

Pejabat itu mengatakan bahwa meskipun ada kekhawatiran melalui tindakan terbaru pemerintah sementara, hal itu tidak berencana untuk mengambil tindakan apapun terhadap Mesir.

Sebelumnya, 5 Orang tewas ditembak aparat keamanan saat melakukan demonstrasi di berbagai wilayah Mesir

Sedikitnya 5 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka dalam bentrokan antara pendukung IM dan pihak aparat keamanan di beberapa provinsi Mesir, dalam aksi protes pada Jum’at (27/12) atas pengumuman pemerintah menjadikan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.

Sumber medis mengatakan bahwa 5 orang tewas dalam bentrokan yang pecah di sejumlah provinsi sepanjang hari Jum’at kemarin, dan lebih dari 265 pendukung Ikhwanul Muslimin ditangkap pihak aparat keamanan Mesir.

Satu orang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran di New Damietta, sementara satu orang lainnya tewas di kota Samalout provinsi Minya setelah ditembak timah panas aparat kepolisian pemerintah teroris Mesir yang sedang berkuasa.

Kementerian Dalam Negeri pemerintah teroris Mesir mengumumkan kematian orang ketiga, akan tetapi tidak menyebutkan lokasi tempat kejadian.

Sementara itu pasca pembunuhan terhadap seorang mahasiswa dari Universitas Al – Azhar Kairo pada Kamis (26/12) malam, bentrokan meluas antara mahasiswa Al Azhar dengan aparat keamanan pemerintah teroris mesir setempat pasca pelaksanaan shalat Jum’at di komplek kampus Al azhar di kawasan Nasr City, Kairo.

Aksi unjuk rasa damai mahasiswa berubah menjadi anarkis setelah aparat keamanan pemerintah teroris Mesir menghujani mahasiswa yang sedang berkumpul dengan gas air mata.

Bentrokan juga pecah di berbagai provinsi di Mesir seperti Sharqia, Daqahlia, Kafr El – Sheikh dan Alexandria akibat sikap represif aparat keamanan.

Sementara di provinsi Fayoum pihak kepolisian pemerintah teroris Mesir menembaki pengunjuk rasa dengan timah panas, dan mengakibatkan sejumlah demonstran terluka.

Pasca terjadinya pemboman di kantor Direktorat Keamanan Daqahlia dan pemboman bus di depan Al – Azhar University di kota Kairo, pemerintah hasil kudeta Mesir yang menjadi sebab kekacauan hingga saat ini, menetapkan organisasi IM sebagai kelompok teroris. Kebijakan ini menuai protes massal di berbagai provinsi Negara Mesir.@JI


Tidak ada komentar: