Jurnalis Independen: Siapapun harus mengakui, jika Amerika Serikat (AS), Israel dan sekutunya memenangi Perang Teluk dan berhasil menguasai Irak dan membunuh Presiden Saddam Husain. Namun walau Negeri Seribu Malam itu telah mengganti wajahnya dengan Negeri Seribu Mortir, bagi sosok Ray Allen Sang Veteran Perang Teluk asal AS adalah Sebuah Negeri Seribu Berkah.
Seorang Cowboy
asal AS , Ray Allen , kini menetap di
Irak dan menjadi seorang penduduk biasa di area pegunungan yang tertutup salju
di Sulaymaniyah , ibukota Kurdistan di Irak .
” Tak seorang pun di Irak percaya
ketika saya mengatakan bahwa saya
seorang Muslim , ” ujar Allen , seorang koboi urban dari Texas yang beragama
Islam , mengatakan kepada buletin Islam
pada hari Senin, 9 Desember 2013.
” Biasanya mereka ingin bukti
(bahwa saya Muslim) , maka saya biasanya
menunjukkan kepada mereka bahwa saya bisa melafalkan Surah Fatihah , ”
tambahnya.
Di Texas , dahulu dia hanya
tinggal sendirian di sebuah rumah bergaya country berhalaman luas , ia hidup
hanya dengan anjingnya , beberapa alat
berkebun dan sebuah kitab al Qur’an .
Dia menjelaskan bagaimana dia
berjuang untuk menjadi Muslim , pada saat semua masjid kala itu hanya
memberikan khotbah dalam bahasa Arab,
dan ia sangat sulit untuk mengerti .
” Saya akan pergi ke masjid lokal
dan mencoba untuk belajar bahasa Arab , ” katanya .
Pertemuan pertamanya dengan Islam
adalah sekitar dua puluh tahun yang lalu di Arab Saudi di mana ia bertugas di
militer AS selama Perang Teluk pertama .
” Ketika itu saya berusia
sembilan belas tahun dan berdinas di
Thaif , ” kenangnya .
Di Thaif -lah , dia mendengar
adzan untuk pertama kalinya ‘ .
Dilahirkan sebagai seorang
Katolik yang fanatik , Allen berasal dari keluarga besar dan hingga saat ini
hanya ia satu-satunya yang beragama
Islam di keluarga besarnya.
” Saya belum sanggup
mendeklarasikan kemuslimannya ketika kedua orang tua saya masih hidup .
Saya pikir itu pengakuan itu akan menyakiti mereka terlalu banyak, ” dia
mengakui kelemahannya .
Tetapi dalam usia empat puluhan ,
Allen bersemangat untuk belajar tentang Islam dan iman dan ia mendapatkan
kembali kekuatannya setelah ujian
pernikahannya yang gagal dan
wafatnya kedua orang tuanya akibat kanker .
Namun demikian , Allen memiliki
darah seorang koboi , bersikap sopan , belajar dari orang tua , lakukan apa yang benar , tidak pernah
berbohong kepada orang lain dan ringan tangan.
” Saya belajar semua ini dari
orang tua saya , dan kemudian menemukan prinsip-prinsip yang sama dan lebih
dijelaskan dalam Islam , ” katanya .
Walaupun ia menetap ribuan mil
jauhnya dari rumah asalnya , di Irak Allen menemukan lebih mudah untuk
menerapkan Islam .
” Saya pikir saya akan memiliki
lebih banyak waktu untuk belajar Islam
walau melelahkan , ” katanya .
” Aku selalu dibuat senang bila
menggunakan kata-kata seperti Alhamdulilah dan Mashallah dalam percakapan
sehari-hari . Aku tidak bisa melakukan ini di Amerika dengan semua orang , ”
katanya.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar