Jurnalis Independen: Sudah seharusnya jika perkembangan teknologi komunikasi
membuat semua orang di seluruh dunia tak lagi terkendala jarak. Begitu pun
dengan seorang ustaz yang biasa berdakwah di pedalaman Nuu Waar, Papua bernama
KH Fadlan P Garamatan yang menyapa Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan lewat
jagad tweeter, Rabu (20/11) dan mengeluhkan permasalahannya tentang bantuan yang tak kunjung ia terima.
Dengan akun @fadlannuuwaar, Kiai
Fadlan mengeluhkan bantuan pakaian dari Qatar berupa pakaian layak pakai yang
selama setahun sejak November 2012 tidak bisa disalurkan pada penduduk di
pedalaman Papua. Kyai Fadlan menjelaskan bantuan itu tak bisa lolos dari bea
cukai Pelabuhan Tanjung Priuk karena terkendala aturan baru Kementerian
Perdagangan tentang impor pakaian bekas.
"Bantuan itu untuk
saudara-saudara di pedalaman Irian, Pak Menteri @GWirjawan. Menurut bea cukai
jika ada rekomendasi Kemendag, bantuan akan di berikan," papar ustaz yang
berdakwah dari pelosok ke pelosok pedalaman Papua yang memiliki 8.249 followers
di twitter itu.
Menteri pemilik akun @gwirjawan
pun segera mereply '@fadlannuuwaar saya berterima kasih atas info ini. Segera
saya tindaklanjuti. Salam.'
Kiai Fadlan pun mengucapkan
terima kasih. Walaupun menurutnya belum pernah berjumpa Gita Wirjawan namun dia
berharap semoga bantuan rekomendasi yang diperlukan bisa menyelamatkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kiai Fadlan mengingatkan bahwa saudara-saudara di
Papua adalah anak NKRI yang memerlukan perhatian kita semua dan perlu dibangun
dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.
K.H Fadlan adalah pimpinan
Pesantren Al-Fatih Kaaffah Nusantara di Nuu Waar, Papua, perbatasan dengan
Papua Nugini. Dia memiliki puluhan ribu jamaah dan santri. Kiprahnya berdakwah
di pedalaman Papua mendapat banyak perhatian dari dunia internasional juga kalangan
ustaz di Pulau Jawa.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar