Rabu, 11 Desember 2013

Gara-gara Bantuan Tersendat, Ustaz Pedalaman Papua Nge-tweet Mendag

Jurnalis Independen: Sudah seharusnya jika perkembangan teknologi komunikasi membuat semua orang di seluruh dunia tak lagi terkendala jarak. Begitu pun dengan seorang ustaz yang biasa berdakwah di pedalaman Nuu Waar, Papua bernama KH Fadlan P Garamatan yang menyapa Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan lewat jagad tweeter, Rabu (20/11) dan mengeluhkan permasalahannya tentang bantuan yang tak kunjung ia terima.


Dengan akun @fadlannuuwaar, Kiai Fadlan mengeluhkan bantuan pakaian dari Qatar berupa pakaian layak pakai yang selama setahun sejak November 2012 tidak bisa disalurkan pada penduduk di pedalaman Papua. Kyai Fadlan menjelaskan bantuan itu tak bisa lolos dari bea cukai Pelabuhan Tanjung Priuk karena terkendala aturan baru Kementerian Perdagangan tentang impor pakaian bekas.

"Bantuan itu untuk saudara-saudara di pedalaman Irian, Pak Menteri @GWirjawan. Menurut bea cukai jika ada rekomendasi Kemendag, bantuan akan di berikan," papar ustaz yang berdakwah dari pelosok ke pelosok pedalaman Papua yang memiliki 8.249 followers di twitter itu.

Menteri pemilik akun @gwirjawan pun segera mereply '@fadlannuuwaar saya berterima kasih atas info ini. Segera saya tindaklanjuti. Salam.'

Kiai Fadlan pun mengucapkan terima kasih. Walaupun menurutnya belum pernah berjumpa Gita Wirjawan namun dia berharap semoga bantuan rekomendasi yang diperlukan bisa menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kiai Fadlan mengingatkan bahwa saudara-saudara di Papua adalah anak NKRI yang memerlukan perhatian kita semua dan perlu dibangun dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.

K.H Fadlan adalah pimpinan Pesantren Al-Fatih Kaaffah Nusantara di Nuu Waar, Papua, perbatasan dengan Papua Nugini. Dia memiliki puluhan ribu jamaah dan santri. Kiprahnya berdakwah di pedalaman Papua mendapat banyak perhatian dari dunia internasional juga kalangan ustaz di Pulau Jawa.@


Tidak ada komentar: