Jurnalis Independen: Para pemimpin Intelijen Negara Paman
Sam dalam Kongres AS memperingatkan tentang semakin kuatnya al-Qaeda selama dua
tahun terakhir ini, melihat bahwa organisasi ini sangat gencar menyerang
Amerika dalam usahanya untuk mendirikan pemerintahan Islam.
Diana Feinstein, seorang Senator
dari partai Demokrat, dan Mike Rogers, anggota dewan dari partai republik
mengatakan bahwa Amerika hari ini tidak lebih aman dari pada di tahun 2011,
meskipun Amerika telah mampu membunuh pemimpin al-Qaeda, Usamah bin Laden, dan
sejumlah pemimpin lainnya, namun gerakan pendirian negara islam tetap menjadi
momok bagi AS, demikian seperti yang di lansir CNN.
Peringatan Feinstein dan Rogers
tersebut merupakan gambaran dari meningkatnya kecemasan di tubuh badan
Intelijen barat terkait al-Qaeda, dengan kekuatannya bertambah terutama di
negara-negara Arab sejak “Arab Spring” terjadi.
Rogers mengatakan, “orang-orang
berpikir kami telah menyelesaikan tugas (dalam menghadapi al-Qaeda tapi pada
faktanya hal tersebut belum terjadi”.
Suriah adalah salah satu tempat
bagi al-Qaeda untuk mengembalikan kekuatannya, dimana disanalah dua “cabang”
organisasi ini beraksi yaitu “Jabhah Nusroh” dan “Negara Islam Irak serta Syam”
dengan ribuan pasukan bersenjata yang ikut bergabung dengan mereka.
Lantaran hal itu, salah satu
usaha untuk membendung dan mengikis kekuatan Al Qaeda, pihak berwenang Libya
menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Badan investigasi utama Amerika
Serikat ‘FBI’ di kota Tripoli, untuk melatih polisi Libya melakukan investigasi
kriminal dan gerakan Al Qaeda yang dianggap sebagai teroris oleh Negara barat
dan sekutunya.
Dalam perjanjian nantinya FBI
akan melatih polisi Libya di Amerika Serikat terkait dengan bagaimana
pengumpulan bukti dan mengajukan kasus-kasus kriminal terror ke pengadilan,
serta pengolaan tempat kejadian perkara dan bukti.
Menurut keterangan Menteri
Kehakiman Libya , Solah Morgan, mengatakan bahwa “pihaknya memerlukan kerjasama
ini, untuk mengembangkan kapasitas penyelidikan menangani kasus-kasus pidana dan
terror setelah 42 tahun berada di bawah pemerintahan diktator. “
Sedangkan duta besar AS untuk
Libya , Deborah Jones , mengatakan bahwa “polisi Libya akan dilatih di negara
bagian Virginia mencakup pelatihan isu-isu penting, dan termasuk bagaimana
untuk mengumpulkan bukti forensik dan pengajuan tuntutan.@(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar