Kamis, 19 Desember 2013

Arab Spring Perkuat Al Qaeda, AS Ketakutan

Jurnalis Independen: Para pemimpin Intelijen Negara Paman Sam dalam Kongres AS memperingatkan tentang semakin kuatnya al-Qaeda selama dua tahun terakhir ini, melihat bahwa organisasi ini sangat gencar menyerang Amerika dalam usahanya untuk mendirikan pemerintahan Islam.


Diana Feinstein, seorang Senator dari partai Demokrat, dan Mike Rogers, anggota dewan dari partai republik mengatakan bahwa Amerika hari ini tidak lebih aman dari pada di tahun 2011, meskipun Amerika telah mampu membunuh pemimpin al-Qaeda, Usamah bin Laden, dan sejumlah pemimpin lainnya, namun gerakan pendirian negara islam tetap menjadi momok bagi AS, demikian seperti yang di lansir CNN.

Peringatan Feinstein dan Rogers tersebut merupakan gambaran dari meningkatnya kecemasan di tubuh badan Intelijen barat terkait al-Qaeda, dengan kekuatannya bertambah terutama di negara-negara Arab sejak “Arab Spring” terjadi.

Rogers mengatakan, “orang-orang berpikir kami telah menyelesaikan tugas (dalam menghadapi al-Qaeda tapi pada faktanya hal tersebut belum terjadi”.

Suriah adalah salah satu tempat bagi al-Qaeda untuk mengembalikan kekuatannya, dimana disanalah dua “cabang” organisasi ini beraksi yaitu “Jabhah Nusroh” dan “Negara Islam Irak serta Syam” dengan ribuan pasukan bersenjata yang ikut bergabung dengan mereka.

Lantaran hal itu, salah satu usaha untuk membendung dan mengikis kekuatan Al Qaeda, pihak berwenang Libya menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Badan investigasi utama Amerika Serikat ‘FBI’ di kota Tripoli, untuk melatih polisi Libya melakukan investigasi kriminal dan gerakan Al Qaeda yang dianggap sebagai teroris oleh Negara barat dan sekutunya.

Dalam perjanjian nantinya FBI akan melatih polisi Libya di Amerika Serikat terkait dengan bagaimana pengumpulan bukti dan mengajukan kasus-kasus kriminal terror ke pengadilan, serta pengolaan tempat kejadian perkara dan bukti.

Menurut keterangan Menteri Kehakiman Libya , Solah Morgan, mengatakan bahwa “pihaknya memerlukan kerjasama ini, untuk mengembangkan kapasitas penyelidikan menangani kasus-kasus pidana dan terror setelah 42 tahun berada di bawah pemerintahan diktator. “

Sedangkan duta besar AS untuk Libya , Deborah Jones , mengatakan bahwa “polisi Libya akan dilatih di negara bagian Virginia mencakup pelatihan isu-isu penting, dan termasuk bagaimana untuk mengumpulkan bukti forensik dan pengajuan tuntutan.@(*)


Tidak ada komentar: