Jurnalis Independen: "Sihir" Ratu Atut Chosiyah Chasan masih terlihat ampuh, buktinya ibu-ibu jamaah majelis taklim Banten menurut saat disuruh melakukan demo di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sementara Aburizal Bakrie (ARB), merasa kehilangan "menyan banten" pasca ditetapkannya Gubernur Banten itu sebagai tersangka.
Partai Golkar telah
mendeklarasikan diri untuk mengusung Aburizal Bakrie atau Ical sebagai capres
2014. Pencapresan Ical diprediksi bakal terseok-seok lantaran Gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK .
Pengamat politik dari Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berpendapat, Banten merupakan
salah satu lumbung suara Partai Golkar . Dengan ditetapkannya Atut sebagai
tersangka, mau disadari atau tidak amat berimbas pada citra partai berlambang
beringin itu. Apalagi, ke depannya pemberitaan Atut di media akan semakin
gencar memasuki tahap-tahap persidangan.
"Iya, berpengaruh terhadap
langkah pencapresan Pak Ical (terhambat). Wilayah domestik Partai Golkar akan
terganggu. Yang seperti ini, Banten salah satu lumbungnya Golkar, tentu akan
mengganggu konsentrasi Golkar dalam memuluskan Pak Ical sebagai capres 2014.
Ada citra yang tidak bagus, secara nasional pasti akan terganggu," kata
Zuhro di Jakarta.
Menurut Zuhro, seharusnya Partai
Golkar telah mempersiapkan strategi persaingan dengan PDI Perjuangan untuk
merebut suara pada pemilu 2014 mendatang. Namun, lantaran Atut yang merupakan
salah satu pentolan Partai Golkar dan memiliki pengaruh yang kuat di wilayah
Banten telah dijadikan tersangka KPK , maka akan menjadi beban.
"Memang akan mempengaruhi
semacam kesiapan dan konsentrasi Golkar, padahal Golkar sudah ada form pada
pemilu 2014 untuk merebut pemilih dan head to head dengan PDIP sebagai partai
besar. Kalau Demokrat kan sudah jauh terperosok," jelas Zuhro.
"Sehingga obsesi Partai
Golkar untuk memenangkan pemilu 2014 menjadi tidak mudah, apalagi tahun 2009
Partai Golkar sudah kalah telak di Pileg dan Pilpres. Realitasnya sekarang elit
dan kader Partai Golkar terjerat kasus hukum. Bahkan mantan ketua MK juga
merupakan kader Partai Golkar, kepala daerah yang dari Golkar juga keserimpet
kasus hukum," lanjutnya.
Selain itu, kata Zuhro, pasca
ditetapkannya Atut sebagai tersangka berdampak pada partai baru dan partai
kecil karena bakal meraup untung perolehan suara pada pemilu 2014. Seperti
Partai NasDem, Partai Hanura, Partai Gerindra, PBB dan PKPI, tentu akan
mendapatkan tambahan pemilih.
"Karena mereka dianggap
publik sebagai partai baru, tidak melakukan korupsi, dan partainya dianggap
manis. Tak menutup kemungkinan konstituen Partai Golkar kecewa, terus mau lari
ke mana,masak ke Golkar," tegas Zuhro.
Kecuali PKS, partai yang memiliki
ideologi Islam juga berpeluang besar menarik simpati warga Banten pada pemilu
2014. Yakni seperti PKB, PPP dan PAN. Terlebih, secara historis bahwa Banten
dikenal sebagai daerah yang sosok jawara dan kiai memiliki pengaruh yang
teramat kuat.
"Afiliasi pemilih akan
berpindah sesuai ideologinya, yang NU yang dulunya Golkar akan pindah ke PKB
atau PPP. Kemudian Muhammadiyah akan beralih ke PAN. Kalau PKS gak diuntungkan
saya rasa, karena mantan presidennya juga tersandung kasus hukum, ini
masalahnya," tutupnya.
Walau kesandung KPK, namun
sebelumnya Gubernur Banten itu, memiliki beribu cara bujuk rayu sehingga banyak
kalangan bisa dijadikan show force untuk memberi tekanan pada KPK, salah
satunya dari “jamaah pengajian milik Atut”
Ribuan orang berdemonstrasi di
depan KPK mendukung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang menjadi tersangka
kasus suap sengketa Pilkada Lebak di MK dan korupsi pengadaan alat kesehatan di
Provinsi Banten.
Ternyata, peserta demonstrasi itu
banyak yang tidak paham dengan tujuan demo. Mereka juga mengaku capek dan
menyesal ikut demonstrasi itu sebab merasa tidak mendapat apa-apa.
"Engga tau lah (soal kasus
Atut). Ke sini aja ikut-ikutan, diajak juga dari LSM (koordinator). Sebenarnya
sih nyesel ikut ke sini, dapet capeknya doang, males ikut ribut-ribut,
mendingan saya duduk aja," kata seorang peserta demonstrasi, Jumat
(20/12).
Sementara ada seorang pria yang
mengaku asli Banten itu turut menjelaskan, dia dan teman-temannya itu
dikoordinir. Sebelum berangkat ke Jakarta, mereka dikumpulkan sejak subuh di
stadion. Setelah itu mereka berangkat ke Jakarta. Apakah mendapat duit? Pria
itu menjawab, "enggak tahu saya."
Apakah anda tahu apa itu KPK? Dia
menjawab, "Komisi Pemberantasan Korupsi. Enggak tahu kerja-nya ngapain,
paling nangkep orang."
Puluhan ibu-ibu yang
mengatasnamakan Majelis Taklim Banten seperti “terkena sihir”, mereka mengaku
tidak rela apabila Gubernur Ratu Atut Chosiyah ditetapkan sebagai tersangka
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka pun turut berdemo di Gedung
KPK.
Ibu-ibu pengajian yang mengenakan
baju putih dan membawa spanduk bertuliskan 'KPK jangan jadi alat politik'
menyebut bahwa Atut telah membangun Banten menjadi Provinsi yang agamis.
"Kita ke sini mendukung
Atut, dan tidak rela ditangkap," kata Ibu Rosaldiyah salah satu mewakili
Majelis Taklim Al-qosiyah Banten, di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat, (21/13).
Dia yang mengaku orang asli
Banten ini, mengatakan selama menjabat Gubernur Banten Atut dikenal sangat
dekat dengan masyarakat. Ratu Atut juga dinilai berprestasi dalam membangun
Banten yang berakhlak serta berpendidikan.
"Sesama pengajian dia (Atut)
mau turun ketemu sama pengajian mau bangun pendidikan di Banten, jadi kita
engga rela lah" katanya.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar