Jurnalis Independen: Ini tulisan lama, 6 Januari tahun 2009. Aku tidak hanya mengira, bahkan yakin seyakin-yakinnya. Siapapun
orangnya dan siapapun namanya pemimpon Amerika Serikat, tak akan pernah merubah
pendiriannya tentang Israel, Timur Tengah dan Islam.
Pada pemilihan Presiden AS tahun kemarin, banyak orang
mengeluh-eluhkan kandidat yang kini memenangkan Pilpres Negara Kapitalis
Bernama Barack Obama. Walau ia punya nama tengah Husain dan pernah tinggal di
Indonesia. Karenanya, di Indonesia sendiri bahkan Wakil Presiden negeri ini
menyanjungnya demikian rupa. Tetapi bagiku, Amerika tetap Amerika ! mereka akan
bertindak dan berbuat untuk kepentingan Amerika, bukan untuk kepentingan Negara
lain, apalagi memikirkan kepentingan Negara bernama Indonesia, Palestina,
ataupun Negara lainnya.
Tetapi pertanyaan yang sama akan terjawab lain bila hal itu
menyangkut gerombolan bernama Yahudi dan Israel. Mereka (AS dan Negara Eropa
lainnya) akan berbuat apa saja bila kelompok teroris itu membutuhkannya.
Ummat Islam di seluruh dunia, sedang “menyuci diri” untuk
menyambut 1 Muharram 1430 H. sedangkan “ummat lainnya” mempersiapkan mengisi
liburan tahun baru Masehi dengan berbagai cara. Ada yang berlibur ke luar
negeri seperti para artis kita. Ada yang merombak motor maupun mobil terutama
dengan mengubah bentuk knalpotnya. Walaupun jelek bentuknya, yang pasti bisa
merobek telinga yang mendengar suara kendaraannya, mereka cukup puas. Tetapi
disisi lain, kelompok gangster Stren yang kini memiliki pusat kegiatannya di
Timur Tengah ini membunuh dengan amat sadis tanpa peri apapun. Jangankan peri
kemanusiaan, perikehewanan pun tak diperhitungkan. Sebab mereka sebenarnya adalah
kelompok teroris sejati. Karena mereka adalah Dajjal yang lahir dari Talmut.
Sayangnya di negeri ini, Amrozi sudah terkubur, Imam Samudra telah
menjadi Syuhada, sedangkan Muklas tlah tiada untuk selamanya. Yang tertinggal
hanyalah duka sepanjang sejarah, Palestina merana. Pemimpin dunia hanya
terperangah, ulamanya mungkin hanya berdoa, sedangkan kita hanya puas menonton
dari berita. Kita mengumpat pun tak berani, takut terdengar oleh dengus 88.
Siapa yang berani menuduh pemimpin Negara teroris itu sebagai
penjahat perang, siapa yang berani membawa Bush ke Makamah Internasional? Siapa
yang berani berteriak lantang kepada Blair sebagai jagal bangsa Irak? Yang
berani melakukan perlawanan hanyalah seorang wartawan dengan melemparkan sepatunya.
Sebab wartawan tak memiliki senjata selain yang ada dikakinya.
Maafkan aku saudaraku…….
Aku hanya bisa berteriak tanpa suara
Ditempat yang sepi
Dan dilayar kaca ini…….
Bagi mereka, Eropa, bangsa-bangsa Yahudi, Nasrani, komunis maupun
kapitalis, islam adalah Syetan dan teroris. Sebab masyarakat Muslim tidak mau
tuntuk terhadap kemauan mereka. Yaitu hidup dengan mengesampingkan Sunnah Rasul
dan Al Qur’an.Tak ada yang berani mengirimkan senjata. Jangankan kirim senjata
ke Palestina, kirim obat-obatan saja tak bisa. Kirim makanan pun tak
diperbolehkan oleh kelompok teroris bernama Israel.@repro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar