Jurnalis Independen: Kehancuran islam di Timur Tengah
semakin mendekati kenyataan dengan dilakukannya pertemuan dan perundingan
secara rahasia antara Arab Saudi dengan Israel. Kedua pimpinan intelejen kedua Negara
melakukan perundingan di Kota Jenewa, Swiss bulan lalu. kabar ini diungkap oleh
Iran Fars, Sunday Times dan the Times.
Di sela perundingan soal program
nuklir Iran bulan lalu di Kota Jenewa, Swiss, terjadi pertemuan rahasia antara
kepala intelijen Arab Saudi dan direktur Mossad (dinas rahasia luar negeri
Israel).
Kantor berita semiresmi Iran Fars
melaporkan rapat antara Pangeran Bandar bin Sultan dan Tamkir Pardo itu
berlangsung pada 27 November, seperti dilansir surat kabar the Times of Israel,
Senin (9/12). Keduanya membahas soal rencana menghentikan proyek senjata nuklir
Iran, mengontrol kelompok jihadis di Suriah, mengenyahkan Ikhwanul Muslimin,
dan menyetop gelombang revolusi di Timur Tengah.
Israel memang tidak setuju atas
kesepakatan sementara tentang program nuklir Iran. Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu masih yakin Iran sedang mengembangkan senjata pemusnah massal.
Laporan terbaru ini kian
menguatkan berita dilansir koran the Sunday Times bulan lalu. mereka menyebut
Saudi dan Israel tengah menyiapkan rencana buat menyerbu Negeri Persia itu.
Menurut the Times, Riyadh sepakat
memngizinkan israel menggunakan wilayah udara mereka buat membombardir Iran.
Saudi juga siap membantu upaya penyelamatan dengan helikopter dan jet tempur,
serta pesawat intai nirawak.
Sementara surat kabar Inggris, minggu
pagi melaporkan bahwa Israel akan bekerjasama dengan Arab Saudi untuk serangan
militer melawan Iran.
Kedua negara, yakni Israel dan
Arab Saudi, ingin bersatu melawan Iran, karena khawatir negara-negara Barat
akan datang untuk berdamai dengan Iran, meringankan sanksi, dan memungkinkan
Republik Islam Iran melanjutkan program nuklirnya.
Menurut Sunday Times, Riyadh
telah setuju membiarkan Israel menggunakan wilayah udaranya dalam serangan
militer terhadap Iran, dan bekerja sama atas penggunaan helikopter penyelamat,
pesawat tanker dan drone.
"Arab Saudi ikut geram dan
bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang dibutuhkan," ungkap
sebuah sumber diplomatik yang tak disebutkan namanya kepada koran itu.
Laporan itu muncul ketika Perdana
Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan lobi kesepakatan bersama sebuah
aliansi internasional menentang perjanjian yang memungkinkan Iran untuk terus
memperkaya uranium.
Pada hari Minggu, Israel akan
menyambut Presiden Prancis Francois Hollande, yang pekan sebelumnya memberikan
omong kosong pada kesepakatan antara enam kekuatan dunia dan Iran yang akan
meringankan sanksi dengan imbalan langkah awal menuju batas pengayaan.
Netanyahu pada hari Jumat
mendesak Prancis untuk tetap teguh dalam tekanan pada Iran menjelang babak baru
pembicaraan mengenai program nuklir Republik Islam itu di Jenewa.
Setelah bertemu Hollande,
Netanyahu akan pergi ke Moskow pada hari Rabu untuk bertemu dengan Presiden
Vladimir Putin dan akan melobi kesepakatan. "Sebagai perdana menteri Israel,
saya harus menjaga keberlangsungan hidup negara saya, tapi tidak dengan Negara lain
termasuk Iran" tegas Netanyahu.
CNN melaporkan bahwa Netanyahu
juga mengatakan dalam wawancara bahwa ia akan melakukan apa pun yang perlu
dilakukan untuk melindungi Israel dan menghancurkan siapa saja yang tidak
menjadi sekutunya. (timesofisrael)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar