Senin, 09 Desember 2013

Persekongkolan Jahat Saudi - Israel Musnahkan Islam dari Timur Tengah

Jurnalis Independen: Kehancuran islam di Timur Tengah semakin mendekati kenyataan dengan dilakukannya pertemuan dan perundingan secara rahasia antara Arab Saudi dengan Israel. Kedua pimpinan intelejen kedua Negara melakukan perundingan di Kota Jenewa, Swiss bulan lalu. kabar ini diungkap oleh Iran Fars, Sunday Times dan the Times.
 

Di sela perundingan soal program nuklir Iran bulan lalu di Kota Jenewa, Swiss, terjadi pertemuan rahasia antara kepala intelijen Arab Saudi dan direktur Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel).


Kantor berita semiresmi Iran Fars melaporkan rapat antara Pangeran Bandar bin Sultan dan Tamkir Pardo itu berlangsung pada 27 November, seperti dilansir surat kabar the Times of Israel, Senin (9/12). Keduanya membahas soal rencana menghentikan proyek senjata nuklir Iran, mengontrol kelompok jihadis di Suriah, mengenyahkan Ikhwanul Muslimin, dan menyetop gelombang revolusi di Timur Tengah.

Israel memang tidak setuju atas kesepakatan sementara tentang program nuklir Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih yakin Iran sedang mengembangkan senjata pemusnah massal.

Laporan terbaru ini kian menguatkan berita dilansir koran the Sunday Times bulan lalu. mereka menyebut Saudi dan Israel tengah menyiapkan rencana buat menyerbu Negeri Persia itu.

Menurut the Times, Riyadh sepakat memngizinkan israel menggunakan wilayah udara mereka buat membombardir Iran. Saudi juga siap membantu upaya penyelamatan dengan helikopter dan jet tempur, serta pesawat intai nirawak.

Sementara surat kabar Inggris, minggu pagi melaporkan bahwa Israel akan bekerjasama dengan Arab Saudi untuk serangan militer melawan Iran.

Kedua negara, yakni Israel dan Arab Saudi, ingin bersatu melawan Iran, karena khawatir negara-negara Barat akan datang untuk berdamai dengan Iran, meringankan sanksi, dan memungkinkan Republik Islam Iran melanjutkan program nuklirnya.

Menurut Sunday Times, Riyadh telah setuju membiarkan Israel menggunakan wilayah udaranya dalam serangan militer terhadap Iran, dan bekerja sama atas penggunaan helikopter penyelamat, pesawat tanker dan drone.

"Arab Saudi ikut geram dan bersedia untuk memberikan Israel semua bantuan yang dibutuhkan," ungkap sebuah sumber diplomatik yang tak disebutkan namanya kepada koran itu.

Laporan itu muncul ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan lobi kesepakatan bersama sebuah aliansi internasional menentang perjanjian yang memungkinkan Iran untuk terus memperkaya uranium.

Pada hari Minggu, Israel akan menyambut Presiden Prancis Francois Hollande, yang pekan sebelumnya memberikan omong kosong pada kesepakatan antara enam kekuatan dunia dan Iran yang akan meringankan sanksi dengan imbalan langkah awal menuju batas pengayaan.

Netanyahu pada hari Jumat mendesak Prancis untuk tetap teguh dalam tekanan pada Iran menjelang babak baru pembicaraan mengenai program nuklir Republik Islam itu di Jenewa.

Setelah bertemu Hollande, Netanyahu akan pergi ke Moskow pada hari Rabu untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan akan melobi kesepakatan. "Sebagai perdana menteri Israel, saya harus menjaga keberlangsungan hidup negara saya, tapi tidak dengan Negara lain termasuk Iran" tegas Netanyahu.

CNN melaporkan bahwa Netanyahu juga mengatakan dalam wawancara bahwa ia akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk melindungi Israel dan menghancurkan siapa saja yang tidak menjadi sekutunya. (timesofisrael)


Tidak ada komentar: