Selasa, 03 Desember 2013

Gila! Ketua KPK Abraham Berani Seret Panglima Moeldoko di Kasus SKK Migas

Jurnalis Independen: Disebutnya nama petinggi militer, Panglima ABRI Jenderal Moeldoko dalam BAP tersangka kasus korupsi SKK Migas Rudi Rubiandini tak urung membuat “gila” Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dengan mengeluarkan stetmen “mengurung” sang Panglima TNI.


Pernyataan tersebut dikeluarkan Abraham mengisi diskusi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai Nasdem. Abraham Samad mengklaim tak gentar memeriksa panglima TNI, Moeldoko terkait kasus SKK Migas.

"Misalkan ada nama-nama itu (Moeldoko) dan kita butuhkan maka yang bersangkutan akan kita panggil. Jadi, KPK tidak punya kendala teknis dan juga kendala pisikologis untuk memanggil para petinggi termasuk seorang Panglima TNI sekalipun," ujar Ketua KPK, Abraham Samad, sebelum mengisi diskusi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem, di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (3/12).

Nama Moeldoko, masuk dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) milik tersangka Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini.

Ketika dikonfirmasi hal itu, Abraham mengatakan bahwa  belum melihat BAP Rudi Rubiandini secara keseluruhan. Keterangan Rudi pun baru bersifat berdiri sendiri.

"Hingga kini, KPK masih mendalami keterangan Menteri ESDM Jero Wacik guna lakukan sinkronisasi antara keterangan yang satu dengan lainnya," kata dia.

Di kalangan wartawan, beredar BAP yang mengaitkan nama mantan KSAD Jenderal TNI Moeldoko disebut-sebut pernah bertemu dengan mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini di Gambir dan rumah dinas Moeldoko, Jalan Denpasar.

Sementara dari pengakuan Panglima ABRI, Jenderal Moeldoko terlontar pengakuan jika dirinya pernah duduk bareng dengan tersangka Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini guna membahas pengamanan objek vital.

"Rudi memang pernah ketemu saya saat saya jabat KSAD, waktu beliau ke Mabes AD. Saat itu terjadi diskusi antara saya dan beberapa asisten Rudi Rubiandini. Dia pertamanya mengenalkan diri lantaran masih pejabat baru, demikian juga, saya. Setelah itu tidak ada kelanjutan dari pertemuan tersebut," ujar Moeldoko, di Markas Divisi (Madif) 1 Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/12).

Menurut dia, dalam pertemuan itu tidak ada konteksnya soal urusan bisnis, melainkan membahas kegiatan eksplorasi atau yang berkaitan dengan migas yang banyak alami resistensi dengan masyarakat.

"Jadi konteksnya itu, tidak ada urusan bisnis. Ngapain aku urusin bisnis," kata Panglima TNI.

Ia menjelaskan, dirinya selaku pejabat yang bertanggung jawab masalah tersebut siap membantu menyelesaikan permasalahan itu.

Moeldoko pun memberikan saran kepada Kepala SKK Migas agar kegiatan eksplorasi atau yang berkaitan migas juga memperhatikan persoalan masyarakat.

"Bapak harus dekati masyarakat. Jangan sampai nanti setelah berjalan malah semakin terjadi resistensi," kata Moeldoko kepada Rudi saat itu.

Namun, tak lama setelah pertemuan, Rudi Rubiandini ditangkap oleh KPK. Tetapi, kerja sama pengamanan objek vital dengan Pertamina tetap berjalan.

"Ya setelah itu karena beliau (Rudi Rubiandini) tertangkap, ya tidak berlanjut. Kalau dengan pertamina tetap berlanjut," jelas Panglima TNI pada wartawan.



Tidak ada komentar: