Kamis, 02 Oktober 2014

Wisma Bakrie, 7 Jenderal (Purn) dan PT Toba Sejahtera

Jurnalis Independen: Ketujuh Purnawirawan Jenderal yang bertemu dengan SBY beberapa waktu lalu dikabarkan satu kantor di Lantai 17 Wisma Bakrie 2 di HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Sejak  tahun 2011 Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie  telah menggandeng tujuh orang Purnawirawan Jenderal itu untuk mendukungnya sebagai calon presiden.
Karenanya, Ical menyiapkan beberapa lantai peruntukan kantor di Wisma Bakrie II di kawasan bisnis Kuningan, Jakarta Selatan. Kebanyakan mereka adalah lulusan Akademi Militer tahun 1970. Para Jenderal ini dikomandani Luhut Panjaitan. Subagyo HS sebelumnya aktif di Partai Hanura. Sementara Suaidi Marasabessy adalah wakil ketua Komisi Pengawas DPP Partai Demokrat.

Dari pantauan The Politic, Lantai 17 yang berada di Wisma Bakrie 2 tersebut merupakan kantor PT Toba Sejahtra yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, selaku pemimpin dari tujuh Purnawirawan Jenderal tersebut. Enam Purnawirawan Jenderal lain yaitu Jenderal (Purn) Subagyo  Hadisiswoyo (mantan KSAD), Jenderal (Purn) Fahrul Razi (mantan Wakil Panglima TNI), Letjen (Purn) Johny Josephus Lumintang (mantan Pangkostrad), Letnan Jenderal (Purn) Sumardi (mantan Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI), Letjend (Purn) Agus Widjojo (mantan Kepala Staf Teritorial TNI), dan Letjend (Purn) Suady Marassabessy (mantan Kepala Staf Umum TNI).

Para Purnawirawan Jenderal itu dikabarkan sering berkumpul dan melakukan diskusi. Selain di ruangan kantor, diskusi juga sering digelar di kantin Wisma Bakrie 2 saat jam makan siang. Mereka berdiskusi tentang apa saja, mulai masalah bisnis, ekonomi, kebangsaan, dan tentu saja politik. Peserta diskusi itu tidak hanya para Jenderal tapi juga melebar ke sejumlah politisi. Para Purnawirawan Jenderal itu juga disebut tergabung dalam Tim Begawan yang dipimpin oleh Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada era Presiden Gus Dur.

PT Toba Sejahtra masih tergolong baru namun pertumbuhan usaha perusahaan yang didirikan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan itu, bisa dibilang sangat pesat.  Sejumlah anak usaha bermunculan. Umumnya, anak usaha Toba bergerak di tiga bidang, yakni batubara dan migas, sumber daya energi, dan agrikultur (minyak sawit). Di bidang batubara, PT Toba Sejahtra mendirikan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. Perusahaan itu membawahi PT Indomining, PT Trisensa Mineral Utama dan PT Adimitra Baratama Nusantara. Areal konsesi Toba Bara sekitar 7087 hektar, dengan estimasi sumber daya total 236 juta ton.

Di bidang minyak dan gas, PT Toba Sejahtra membuat anak usaha dengan nama PT Zenergi Mineral Langgeng dan Fairfield Indonesia. Dan, untuk urusan energi, dibentuk PT Pusaka Jaya Palu Power. Selain itu, PT Toba Sejahtra juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur yang diberi nama PT Trisena Agro Sejahtra. Untuk menjalankan sejumlah perusahaan yang berada di bawah PT Toba Sejahtra itu, Luhut, lulusan Akabri tahun 1970, menggandeng sejumlah temannya sesama Jenderal.

Dari penelusuran The Politic di Wisma Bakrie 2, para Purnawirawan Jendral itu tidak semua berkantor di Lantai 17, melainkan tersebar di beberapa lantai gedung itu. Para Purnawirawan Jenderal itu menempati posisi penting dari anak perusahaan PT Toba Sejahtra. “Tujuh Jenderal ini tidak semua berkantor di lantai 17. Seperti Pak Suaidi itu di Lantai 16 di PT Trisensa Mineral Utama (TMU), Pak  Agus Widjojo di Lantai 12 tapi saya tidak tahu nama perusahaannya, dan Pak Johny J. Lumintang itu di Lantai 11 di PT Adimitra Baratama Nusantara. Selebihnya memang di Lantai 17 ini (PT Toba Sejahtra),” ujar resepsionis Gedung Wisma Bakrie II itu.

The Politic kemudian menyambangi PT Adimitra Baratama Nusantara yang berada di Lantai 11. Anak perusahaan PT Toba Sejahtra ini memiliki kantor lebih besar dan terlihat modern. Setelah keluar dari lift 1 Wisma Bakrie 2, posisinya berada di sebelah kanan. Sebelum masuk lewat pintu kaca, akan terlihat nama  PT Adimitra Baratama Nusantara beserta logo.

Setelah melewati pintu kaca menuju meja resepsionis, tepat di depan meja resepsionis terdapat ruang meeting dilengkapi televisi LCD dan bangku sofa berwarna abu-abu gelap beserta meja. Selain itu di belakang meja resepsionis tersebut terdapat ruangan para karyawan dan ruangan Direktur Utama PT Adimitra Baratama Nusantara. Menurut resepsionis, Letjen (Purn) Johny Josephus Lumintang berkantor di lantai tersebut. “Betul, Bapak sebagai Dirut (Direktur Utama) di sini,” ujarnya singkat.

Kemudian di Lantai 12 terdapat Yayasan Luhur Bina Prakarsa. Resepsionis Yayasan Luhur Bina Prakarsa membenarkan yayasan tersebut masih merupakan anak perusahaan PT Toba Sejahtra. Posisi Letjen (Purn) Agus Widjojo sebagai Ketua Umum yayasan  yang bergerak di bidang Konsultan Politik. “Orang Golkar kebanyakan. Kan Bapak orang Golkar,” cetusnya. Namun menurut Intan, sekretaris Agus Widjojo, yayasan tersebut merupakan transformasi dari nama perusahaan sebelumnya yang bergerak di bidang konsultan politik dan tidak semuanya berafiliasi ke Golkar, bisa saja untuk konsultasi politik partai lain dan para politikus. Masih menurut keterangan Intan, hingga saat ini hanya Demokrat dan Gerindra yang belum pernah menggunakan jasa yayasan tersebut.

“Nama Yayasan Luhur Bina Prakarsa sebenarnya baru, bukan hanya bergerak di bidang konsultan politik saja, dulu memang iya bergerak di bidang itu, namun sekarang setelah adanya transformasi, kami juga menyediakan out bound, dan lainnya,” jelas Intan. Yayasan tersebut rupanya sedang ada penyusunan struktur organisasi baru dan pembenahan lainnya. Sehingga belum bisa menjelaskan secara rinci siapa saja Jenderal lain yang juga bergabung di perusahaan yang diketuai oleh Letjen (Purn) Agus Widjojo tersebut.

Selain yayasan tersebut, Agus juga memiliki yayasan lain. “Ada yayasan lain di luar milik Pak Agus, bergerak di pendidikan (sekolah, -red), tapi saya juga kurang begitu paham untuk yang diluar,” ujar sekretaris Agus. Yayasan Luhur Bina Prakarsa tersebut terletak paling pojok. Jika keluar dari lift 1 Wisma Bakrie 2 belok kiri menuju lorong hingga menemukan sebuah ruangan. Kantor ini tidak terlalu besar. Didominasi pula dengan tembok yang dilapisi kayu berwarna cokelat muda. Pintu masuk karyawan berada tepat di sebelah kiri meja resepsionis.

The Politic juga mendatangi PT Trisena Agro Sejahtera di Lantai 16. PT Trisena Agro Sejahtera ini merupakan anak perusahaan PT Toba Sejahtra yang bergerak di bidang perkebunan dan Letjen (Purn) Suaidi Marasabessy sebagai Direktur Utama. “Bapak sedang tidak ada, minggu-minggu ini sedang sibuk di partainya, Demokrat,” ujar salah satu pegawai.

Pada Sabtu (23/3), kepada The Politic, Suaidi membenarkan bahwa ketujuh Purnawirawan Jenderal itu menduduki posisi sebagai Dirut di anak perusahaan PT Toba Sejahtra. Menurutnya, masih ada satu lantai lagi anak perusahaan yang dipegang Jenderal di lantai 20 yang digunakan untuk lembaga pengkajian ekonomi, politik, bisnis, dan kebangsaan. Namun Suaidi tidak memberitahukan nama resmi lembaga kajian tersebut dan Dirutnya.

Suaidi juga sering bertemu dengan Purnawirawan Jenderal lain pada saat makan siang. Namun bukan hanya dilakukan di kantin saja, terkadang di Lantai 20. “Bukan hanya kami-kami saja (tujuh Purnawirawan Jenderal). Kalau memang diajak diskusi dengan politikus profesional, ya kami kumpul dan itu melihat bagaimana waktu Pak Luhut juga, kalau Pak Luhut tidak ada dan sedang berada di luar negeri seperti sekarang ini, ya kita atur jadwal kembali,” pungkasnya. Sopan, Leonina K Lahama.

Tidak ada komentar: