Rabu, 29 Oktober 2014

Pakar: Indonesia Guncang! Lasykar Cendana vs Gaharu di Parlemen

Jurnalis Independen: Pertarungan antara kekuatan Cendana melawan Gaharu mulai memanas khusunya di parlemen. Istilah Cendana dinisbahkan kepada Koalisi Merah Putih (KMP), sedangkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di istilahkan Gaharu.

Istilah diatas pertama kali dilontarkan oleh Hendrikus Mesak. Saat ini, lelaki asal Atambua Belo NTT ini masih menyelesaikan pendidikannya untuk meraih gelar Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada.  

Kisruh di parlemen semakin memanas. Perebutan "kekuasaan", sudah tak terhindarkan. Anggota Parlemen yang tergabung di  KIH, melancarkan mosi tidak percaya kepada Pimpinan DPR. Parahnya, KIH justru membentuk Pimpinan DPR tandingan dan berencana membentuk alat kelengkapan dewan sendiri.

Pakar politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti menyebut, asal mula kekisruhan itu adalah UU MD3 yang memuat berbagai pasal baru yang dinilai menguntungkan KMP. Penguasaan Parlemen oleh KMP, menjadi "bibit kecurigaan" menuju pemazgulan Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla yang diusung KIH.  

"Kalau buat saya titik tolaknya UU MD3, UU itu yang kemudian meluluh lantahkan sistem politik di Parlemen," kata Ikrar dalam program Bincang Pagi di Metro TV, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Ikrar mengatakan, sistem politik di Parlemen selama ini mengemukakan asas proposionalitas. Sistem paket pada pemilihan pimpinan di DPR dan MPR, menunjukkan itikat buruk yang menyebabkan monopoli kekuasaan politik di Parlemen menjadi kenyataan.

Sistem politik di Parlemen, kata Ikrar, sudah sangat liberal, monopolistik, dan hegemonistik. "Siapa yang bisa merasuk pikiran orang dan mendominasi itulah kemudian yang menang, ini bagi saya menjadi titik kritis dalam sistem politik kita," kata dia.

Seharusnya, di umur yang ke-17 tahun setelah reformasi, sistem politik Indonesia bisa lebih dewasa. Kedewasaan itu tidak muncul dalam sistem politik di parlemen. Meski, sindir ikrar, DPR saat ini sudah naik kelas dibandingkan DPR dulu.

"DPR sekarang sudah naik kelas dari taman kanak-kanak menjadi anak SMP yang suka berantem," sindir dia.

Terkait gaduh parlemen Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais justru mengatakan hal itu sebagai hal yang biasa. Mantan Ketua MPR Amien Rais menilai aksi jungkir balik meja di Parlemen sebagai hal remeh yang memang biasa terjadi.

"Kursi dibolak balik di MPR itu biasa, hal-hal kecil, pada saatnya akan hilang," kata Amien setelah pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014).

Amien mengatakan hal itu setelah dirinya bertemu dan  mengucapkan selamat atas terbentuknya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Saat itu Amien pun mengatakan dirinya lega, sebab saat ini suasana telah cair sehingga ke depan dirinya akan lebih nyaman bertemu dengan Presiden Jokowi ataupun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya senang ketika Jokowi-Kalla dalam beberapa kesempatan mengatakan yang akan dibangun adalah kabinet pro rakyat, bukan pro pasar," terangnya.

Pasar yang dimaksud Amien bukanlah pasar tradisional atau pasar rakyat melainkan pasar modal. Oleh karenanya, Amien menyatakan senang Jokowi-JK lebih berorientasi kepada rakyat.

Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo, Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan.

Amien juga sempat mengisahkan, dan mengenang ketika dirinya menjabat sebagai ketua MPR dulu. Saat itu, bahkan beberapa anggota hampir terlibat adu jotos.

Dia mengaku menanggapi hal itu dengan santai. "Banyak orang yang nanya, 'Pak Amien kok demikian.' Saya jawab saja itu mereka udah lama enggak olahraga, jadi biar saja, itu biasa," kenang Amien.

Amien memberikan contoh suasana sidang paripurna di beberapa Parlemen negara tetangga. Beberapa negara, tutur dia, suasana sidang paripurna dihiasi adu jotos.

"Bukan berarti saya muji ya, tapi so far not so bad," tegas Amien.

Sebelumnya, pada sidang paripurna di DPR terjadi aksi membalikkan meja yang dilakukan anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hazrul Azwar. Namun, Hazrul mengaku tindakan itu dilakukan secara tidak sengaja.JI

Tidak ada komentar: