Jurnalis Independen: Baliho yang berisi pro kontra terkait Reklamasi Teluk Benoa, menjamur menjelang kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden terpilih Joko Widodo, di kawasan Nusa Dua, Rabu (27/8).
Padahal para aparat sudah bekerja keras membersihkan sejumlah baliho yang terpasang di sepanjang jalan bypass dari Tuban hingga kawasan Nusa Dua. Namun, tidak berselang lama sebelum SBY dan Jokowi tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, puluhan Baliho kembali tertancap. Bahkan jumlahnya melebihi dari sebelumnya.
Nampak juga ada dibeberapa titik kawasan di luar kabupaten Badung, sejumlah Baliho tentang pro Reklamasi dan yang menolak Reklamasi Teluk Benoa. Justru untuk baliho di bilangan Metro Denpasar dan sejumlah daerah seperti di Gianyar, klungkung dan karangasem, baliho yang menyatakan menolak reklamasi robek atau dirusak orang tak dikenal.
Di tempat terpisah, massa yang menolak Pepres No.51 Tahun 2014, dengan tegas menolak adanya reklamasi Teluk Benoa membentangkan baliho berukuran 6 X 4 Meter, di perempatan jalan menuju kawasan wisata tirta Tanjung Benoa.
"Kita tidak peduli bapak presiden tidak lewat sini tetapi. Dengan pemasangan baliho penolakan kami terhadap reklamasi setidaknya bisa terdengar di telinga presiden," Ucap salah seorang warga, Rabu sore 27 Agustus.
Menyikapi hal ini, Wayan Wirya Camat Kuta Selatan mengaku telah melakukan negosiasi sebelumnya kepada warga Tanjung Benoa dan massa yang melakukan pemasangan baliho dalam bentuk apapun tanpa izin.
"Saya sudah berusaha dan mencoba. Jangan sampai nanti setelah ini ada yang pasang lagi dari pihak lawan. Mau sampai kapan ini? Mari kita jaga Bali, jangan sampai kegiatan internasional ini tercoreng dengan aksi-aksi seperti ini," kata Wirya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar