Jurnalis Independen: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak akan menghalangi aksi korporasi tukar guling saham milik PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel) antara PT Telkom Indonesia dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Telkom menukarkan 49 persen kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru TBIG, yang mewakili sekitar 5,7 persen dari modal TBIG setelah penerbitan saham baru. "Itu aksi korporasi, saya tidak akan menghalangi aksi korporasi," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Senin (13/10) malam.
Dia menegaskan, aksi tersebut merupakan tantangan dari Dahlan pada direksi agar Telkom bisa bersaing dengan perusahaan sejenis di Asia Tenggara terutama dengan perusahaan sejenis milik Malaysia dan Singapura.
"Beberapa waktu yang lalu saya kasih tantangan, pada direksi Telkom, apakah di masa jabatan Anda, Telkom bisa berkembang pesat? Jawabannya bisa. Caranya kami (Telkom) diberikan kebebasan aksi aksi korporasi," katanya.
Dia menegaskan, tidak tahu adanya penolakan dari DPR terkait tugar guling saham tersebut. Saya tidak akan ikut campur. Itu aksi korporasi bagaimana Telkom agar besar. Buktinya sahamnya naik terus."
Sebelumnya, Chief Executive Officer TBIG Hardi Wijaya Liong kerja sama tersebut membuat TBIG akan memegang kendali manajemen dan mengonsolidasikan Mitratel dalam laporan keuangan Perseroan. Selain itu, kata dia, Telkom juga memiliki opsi untuk menukarkan 51 persen sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu 2 tahun.
Dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG, membuat komposisi kepemilikan Telkom di TBIG akan menjadi 13,7 persen dari modal setelah penerbitan saham baru. Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp 1,739 miliar.
Tetapi, penyelesaian transaksi ini bergantung pada berbagai persetujuan termasuk persetujuan pemegang saham TBIG dan semuanya ini diharapkan akan selesai pada kuartal keempat 2014.
Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi mengecam keras keputusan PT Telkom menjual anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), ke Tower Bersama Infrastructure (TBIG) beberapa waktu lalu.
"Keputusan Telkom melakukan tukar guling sangat merugikan keuangan negara," tegas Uchok dalam keterangan pers, semalam.
Menurutnya, Telkom tak seharusnya menjual anak usaha yang menguntungkan. BUMN telekomunikasi itu menjual 49 persen saham Mitratel kepada TBIG seharga Rp 2,31 triliun.
TBIG tidak membayar dalam bentuk tunai, tetapi menukarnya dengan 290 juta saham TBIG. Dengan demikian, keseluruhan saham Telkom di Mitratel saat ini dihargai Rp 4,71 triliun atau Rp 1,2 miliar per menara. Karena saat ini Mitratel memiliki 3.928 menara.
"KPK jangan terkecoh dengan tukar guling saham, yang seolah-olah hanya proses bisnis tetapi ternyata menjual aset negara untuk mengejar fee," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar