Rabu, 29 Oktober 2014

Penghina Presiden Dihukum 12 th Dibela Netizen, Ramai-ramai Jokowi di-Bully

Jurnalis Independen: Penghina Presiden Joko Widodo kini dibal para netizen. Muhammad Arsad (24) ditahan di Mabes Polri karena menghina Jokowi di media sosial Facebook. Arsad dilaporkan PDIP karena telah mengunggah gambar editan telanjang berwajah Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.



Arsad yang ditangkap pada 23 Oktober lalu di rumahnya, Kramatjati, Ciracas, Jakarta Timur kemudian dijerat dengan UU ITE dan UU Pornografi. Ancaman untuk Arsad mencapai 10 tahun penjara.

Beberapa netizen pun turut mengomentari. “Loh, kok, belum apa-apa sudah mau ikut-ikutan gaya orba?” demikian cuit akun @kang_aden, seperti yang dikutip Kamis, 28 Oktober 2014.

Akun @Bemz_Q ikut mentweet, “Cuma lulusan SMP, dan tukang sate (kalau infonya benar) yang mem-bully Jokowi, kenapa tidak dilakukan pendekatan baik-baik saja dulu?” ujar akun itu.

Bahkan, stand up comedian Sammy melalui akunnya @NOTASLIMBOY yang memiliki pengikut lebih dari 84 ribu orang ikut mencuit dengan me-mention langsung Presiden Joko Widodo. “Pak @jokowi_do2… Itu yang perang status di Facebook ada yang ditangkap polisi, Pak… Semoga bapak baca mention saya,” kata dia.

Penangkapan Arsad juga dianggap sebagai bentuk anti kritik yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi. Era Jokowi disebut sebagai era paranoid.

“Penangkapan itu salah satu bukti JKW bekerja cepat “Buruh tusuk sate dibui, pemerintah kerja cepat. Era paranoid, anti kritik dimulai #BullyJokowi,” tulis akun Twitter @rikianggana, Rabu (29/10).

Arsad ditahan di Markas Besar Polisi Republik Indonesia sejak Kamis pekan lalu hingga hari ini. Warga Ciracas, Jakarta Timur, ini memuat beberapa konten yang menghina Jokowi dalam akun Facebook pribadinya saat kampanye pemilihan presiden Juli lalu.

Menurut Irfan Fahmi, kuasa hukum MA, dia hanya ikut-ikutan pengguna Facebook lain yang riuh rendah mengikuti perkembangan politik. “Dia hanya terjebak situasi politik saat itu,” kata Irfan.

Selain ada yang meminta Arsad dibebaskan, ada juga yang menentangnya. Pihak yang menentang pembebasan beranggapan, Arsad telah melakukan pelanggaran pornografi.

Yah, kasus ini kontan saja menjadi pembahasan hangat di jejaring sosial. Netizen pun membuat #SaveTukangSate di twitter.

Dari nama tanda pagar yang memudahkan pencarian topik tersebut, terlihat memang netizen hendak membela MA, usahawan yang diduga tukang sate.

Seperti yang pesan yang disampaikan Reandra Darmawan dengan akun ‏@reeandra.

“#SaveTukangSate penghasilan ga seberapa harus berurusan dgn kepolisian.. Presiden wong cilik kemana?,” kicau Reandra dua menit yang lalu.

Sementara DHIKO WILDANI dengan ‏@dhikowildani mempersoalkan sangkaan kepada MA. Sangkaan kepada MA dianggap sebagai bentuk ketidakadilan dengan membandingkan tindakan para koruptor.

“Yang Korup di Penjara 5 tahun, yang mengkritik di Tahan 12 Tahun. Duh… Pantes Gak bisa maju maju #SaveTukangSate,”

Namun di tengah pemberian sokongan kepada MA, muncul pula tweet yang hendak menjunjung tinggi surpremasi hukum. Kicauan ini malah menyalahkan tukang sate yang dianggap pantas dihukum karena kelakuanna tak bermoral.

“Yang salah pantas di hukum!!! Ngapain #SaveTukangSate yang kelakuannya ga bermoral. Image indonesia jadi buruk gara-gara tukang sate!!,” kicau Aldi dengan akun ‏@AldiPutraL.

Proses hukum dugaan penghinaan ini akan terus dilanjutkan oleh polisi. Itu terlihat dari langkah serius penyidik yang sudah memerikan Jokowi.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Kamil Razak mengatakan Jokowi sudah diambil keterangannya pada 10 Oktober 2014.

Pemeriksaan itu dilakukan dalam rangka penyelidikan kasus dugaan penghinaan, pencemaran nama baik, pornografi, dan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik oleh seorang warga Ciracas, Jakarta Timur, MA. Pelaku menyebar foto-foto editan yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo bersama Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri lewat akun Facebook-nya, Arsyad Assegaf (Anti Jokowi).

#SaveTukangSate di twitter sudah menjadi trending topic world wide. Mereka yang melakukan perbicangan di topik ini umumnya meminta agar MA segera dibebaskan.

- See more at: http://www.siagaindonesia.com/2014/10/penghina-presiden-dibela-netizen-ramai-ramai-jokowi-di-bully#sthash.7l65Aa02.dpuf

Tidak ada komentar: