Jurnalis Independen-Yaman: Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tidak akan bepergian ke Amerika Serikat, seorang pembantu seniornya mengatakan pada hari Rabu kemarin (4/1), membantah pernyataan pemimpin yang telah bertahan hampir satu tahun menghadapi aksi protes serta oposisi yang berusaha menggulingkan dia.
"Ide kunjungan Presiden Saleh ke Amerika sekarang tidak mungkin dilakukan," kata Abdu al-Janadi, yang merupakan tokoh senior dalam partai politik Saleh dan wakil menteri informasi Yaman kepada wartawan pada hari Rabu kemarin.
Dia mengatakan anggota partai Saleh memintanya untuk tetap tinggal dan membantu memastikan bahwa wakil Saleh secara resmi telah berhasil menetapkan pemilu yang akan berlangsung pada Februari.
"(Mereka) ... telah meminta presiden untuk tidak bepergian dalam keadaan ini karena mereka takut bahwa jika dia melakukannya, pelaksanaan inisiatif Teluk akan berantakan dan pemilihan presiden akan gagal," kata Janadi.
Sebelumnya Saleh mengumumkan dia akan mengunjungi Amerika Serikat bulan lalu, beberapa jam setelah pasukan yang setia kepadanya bentrok dengan pengunjuk rasa yang menuntut dia menghadapi pengadilan atas pembunuhan selama pemberontakan yang bertujuan mengakhiri 33 tahun pemerintahannya.
Dia akan menikmati kekebalan dari penuntutan berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh negara Teluk dan didukung oleh Washington yang ditujukan untuk menghindari perang saudara dengan meringankan dia dari kekuasaan.
Amerika Serikat mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan memberikan Saleh visa untuk perawatan medis, hal itu menyiratkan kepada masyarakat Yaman bahwa Pemerintah AS melindungi Saleh yang menjadi bonekanya, namun para kritikus mengecam keputusan pemerintah AS dengan mengatakan hal itu memberikan kesan bahwa Washington melindungi Saleh.(emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar