Jurnalis Independen: Sopir pembunuh 9 pejalan kaki 'Xenia' ternyata tidak memiliki SIM dan tidak pula membawa STNK mobilnya. Kata polisi, Afriani Susanti (29) diketahui tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) A dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
"Saat mengemudi pengemudi tidak memiliki SIM dan STNK," kata Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Sudarmanto di Jakarta, Minggu. Sudarmanto mengatakan penyidik menemukan indikasi Afriani tidak mengantongi SIM dan STNK, berdasarkan penyelidikan sementara.
Perwira menengah kepolisian itu, menyatakan penyidik akan mendalami keterangan Afriani yang mengaku tidak membawa dokumen kendaraan, karena sedang diperpanjang. Petugas juga akan memeriksa kelengkapan surat kendaraan Afriani melalui Subdirektorat Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya.
Saat ini, penyidik telah menetapkan Afriani sebagai tersangka dalam peristiwa tabrakan yang menewaskan delapan orang pejalan kaki di Jalan M. Ridwan, Tugu Tani, Jakarta Pusat tersebut.
Sudarmanto menduga tersangka mengemudikan kendaraan dengan kecepatan hingga mencapai 70 km per jam dalam keadaan hilang konsentrasi dan oleng. Sedang tersangka mengaku rem mobil tidak berfungsi dengan baik. Padahal tidak demikian kenyataannya.
Saat oleng, kendaraan yang kemudikan Afriani menabrak pejalan kaki yang berada di trotoar dan halte, kemudian berhenti setelah masuk ke halaman kantor Kementerian Perdagangan.
Sementara itu berdasarkan keterangan dari Suwarto (54), seorang saksi yang hampir menjadi korban Xenia maut, saat ditemui di unit kecelakaan Polda Metro Jaya, Minggu (22/1/2012), mengatakan mobil Xenia bernopol B 2497 XI yang dikendarai tersangka Apriyani Susanti (29), melaju dengan kencang, sampai akhirnya oleng dan zig zag.
"Wah, mobil itu jalannya sangat kencang banget dan sempat oleng dan zig-zag," ucap Suwarto saat menunggu proses pemeriksaan.
Suwarto lalu memaparkan kejadian berawal saat mobil itu datang dari arah Gambir menuju ke Tugu Tani. Saat mendekati Tugu Tani, mobil oleng kehilangan kendali. Dan langsung menyamber para pejalan kaki yang sedang berada di trotoar.
"Pas nyamber pertama tiga orang kena, terus sekelompok lagi dan lagi, sampai akhirnya menabrak halte. Nah, di situ ada anak-anak, ibu-ibu, dan remaja. Semuanya abis pulang olahraga dari monas. Jelasnya, mereka ada di trotoar, bukanya mau nyeberang," jelas Suwarto.
Lebih lanjut setelah menabrak halte, mobil ternyata tidak langsung berhenti tetapi masih masuk ke halaman Kementerian Perdagangan. Dan di situ ada dua orang korbanya," ucap Suwarto.
Kejadian dramatis ini menyeret pengendara Xenia Alfriani Susanti, 29 tahun, menjalani tes urine dan darah guna memastikan kecelakaan bukan dampak dari konsumsi obat berbahaya dan terlarang. "Tersangka sedang dicek darah dan urinenya," kata Wakil Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Wahyono kepada Tempo, Ahad 22 Januari 2012.
Menurut Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Antoni Wijaya, tersangka mengaku begitu mendekati Kementerian Perdagangan, dirinya menurunkan kecepatan. Tapi, pada saat hendak belok ada keanehan di rem mobil sehingga ia panik dan membanting mobil ke kiri.
"Kebetulan itu adalah trotoar, sedang ramai pejalan kaki," kata Antoni. Saat ini berkas dilimpahkan ke Polisi Daerah Metro Jaya karena termasuk kecelakaan menonjol yang menewaskan lebih dari 3 orang. "Kami juga sedang mendalami penyebab lain dari kecelakaan ini seperti human error," katanya.
Sebelumnya pengendara mobil penabrak 12 orang pejalan kaki mengaku telah membunyikan
klakson menjelang kejadian.
Delapan orang yang
meninggal seketika terdiri dari 4 laki-laki, 3 anak-anak, dan seorang
balita berusia 2,5 tahun. "Sedangkan 4 orang luka langsung dibawa ke
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto" kata petugas tersebut. Dan ternyata salah satu korban terawat di RS meninggal dunia. Sehingga total meninggal dunia "Xenia Pembunuh" menjadi 9 jiwa.(tem/rep/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar