Jurnalis Independen: Kapok! Mungkin itu komentar masyarakat Indonesia terkait di kerangkengnya tiga maling besar uang negara pada kasus Wisma Atlet, itu kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berani.
Paranormal spesialis tanah susah laku, Ki Sabdo Jagad
Royo, kembali menyoroti dunia hukum dan perpolitikan tanah air. Tidak
tanggung-tanggung, orang-orang paling berpengaruh saat ini menjadi
rasan-rasan supranaturalis asli Surabaya ini. "Hukum di negeri ini sudah
sangat compang-camping".
"Wong cilik yang melakukan kesalahan begitu
mudahnya dijebloskan penjara. Sebaliknya jika pelakunya para pembesar
maka seolah-olah tidak ada hukum yang sanggup menyentuhnya. Jadi tunggu
saja terjadinya revolusi yang bisa jadi pada tahun ini juga," jelas Ki
Sabdo kepada media ini, Minggu (29/1).
Ki Sabdo berkoar-koar seperti ini bukan tidak ada dasar. Menurutnya,
sejak 6 bulan lalu sebenarnya dirinya mengaku sudah mendapatkan
terawangan tentang keterlibatan orang-orang Partai Demokrat, yakni Anas
Urbaningrum, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh (Angie) dalam kasus
Wisma Atlet Palembang.
Seperti diketahui, ahli supranatural Ki Sabdo Jagad Royo senantiasa
memantau persidangan kasus Wisma Atlet yang melibatkan terdakwa mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin. Namun orang-orang yang
terlibat hingga kini justru bebas berkeliaran. “Susah kalau tetap
begitu. Hukum seperti itu tetap bisa direkayasa!” kata Ki Sabdo.
Lebih jauh Ki Sabdo mengungkapkan, terbongkarnya kasus ini ibarat
membuka kotak Pandora. Seharusnya aparat penegak hukum bisa leluasa
memeriksa semua orang yang terlibat di dalamnya. Tapi ini lain, ada
suatu ‘drama’ yang sedang diputar. Ada banyak keruwetan yang sedang
mereka atur.
Digambarkan Ki Sabdo, dalam lakon wayang Purwa, diceritakan asal
muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasa yang dikenal
angkara murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah.
Dasamuka
lahir dari ayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta
luas pengetahuannya yang bernama Wisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang
berparas jelita tiada bandingannya dan cerdas haus ilmu kesejatian
hidup.
“Begawan, wanita cantik, ilmu kesejatian hidup merupakan pelaksana
hukum. Tapi sayang sekali, hukum itu kini sedang dipermainkan.
Dipermainkan orang-orang yang sedang berkuasa, yakni Dasamuka,” sindir
Ki Sabdo.
Dalam kasus Si Nazaruddin, sudah jelas kalau akar permasalahan mengarah
kepada “SATU” orang. Namun Ki Sabdo enggan menyebut siapa ‘satu’ orang
tersebut. Yang jelas, menurutnya, terlepas dari kesalahan Nazaruddin,
kini aib para penguasa negeri ini telah terbongkar. "Masyarakat kan
sudah banyak yang pintar, jadi tanpa dibongkar lewat persidanganpun
sudah tahu semuanya. Ini yang menjadi suatu hal riskan. Sebab lama-lama
masyarakat yang memiliki negeri ini tidak tahan dan tidak sabar juga.
Saya pribadi berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi di negeri ini
sebab saya sangat mencintai NKRI," tandasnya.
Selanjutnya, Ki Sabdo menyayangkan para Wisrawa (ksatria) berwatak
wiku yang digadang-gadang dapat menjadi algojo atau pengeksekusi,
terlalu lamban bekerja. Padahal para Wisrawa itu termasuk kaum cerdik,
pandai dan sakti mandraguna. Mereka mendapat anugerah menguasai Serat
Sastrajendrahayuningrat Diyu, sebuah ilmu mengenai ketatanegaraan.
Wisrawa yang dimaksud adalah hakim, polisi, kejaksaan dan KPK.
“Kalau saya melihat, Wisrawa kita mulai melempem. Sebagian dari
mereka menyerahkan tahta kerajaaan kepada para penguasa. Lebih suka
tunduk pada kebatilan,” kata Ki Sabdo.
Jika para Wisrawa tidak
bisa berbuat banyak, maka para terhukum di negeri ini akan semakin asyik
bercengkrama dengan dunianya. Malahan, para Dasamuka itu bebas berbuat
yang lebih daripada sekarang ini.
Kembali dalam kasus Nazaruddin, Ki Sabdo menerawang, Partai Demokrat
pada tahun 2014 nanti dipastikan tidak akan berkuasa lagi. Sebab,
begitu banyak masalah yang ‘dipendam’ oleh Demokrat, sehingga yang
namanya penghuni gaib di Istana Negara, sangat marah betul terhadap
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kasus Nazaruddin merupakan contoh satu dari sekian banyak kasus yang
terjadi di tubuh Demokrat. Kasus tersebut kini menjadi pelik, karena
hukum tidak bisa buru-buru bertindak. “Dari kacamata spiritual, saya
berani memastikan ketiga orang ini (Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng,
dan Angelina Sondakh) akan menjadi tersangka oleh KPK,” terawang pria
yang selama dua periode berhasil membawa SBY menduduki kursi
kepresidenan ini.
Yah, meski hukum di negeri ini terlalu lamban bertindak, Ki Sabdo
percaya diantara Kisrawa-kisrawa tersebut masih terdapat cahaya
kebajikan. “Mereka masih punya kepedulian terhadap keadilan,” lanjutnya.
Karenanya
Ki Sabdo mendesak KPK untuk langsung menahan ketiga orang ini. “Jangan
boleh pulang, tahan saja!” ujar paranormal yang terbiasa keluar masuk
Istana Negara ini. (t)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar