Senin, 23 Januari 2012

Kutip Hadits Akhir Zaman Mufti Yerusalem di Kecam Al Kafirun Menlu Inggris



Jurnalis Independen: Kantor Menteri Luar Negeri Inggris Alistair Burt pada hari Senin (23/1) kemarin mengutuk kata-kata "menghasut" yang digunakan oleh Mufti Yerusalem Otoritas Palestina (PA) di sebuah acara baru-baru ini di Ramallah.

Pada tanggal 9 Januari lalu dalam sebuah aksi yang menandai ulang tahun ke-47 berdirinya Fatah, Syaikh Muhammad Hussain (mufti Yerusalem) membaca sebuah hadits Saw yang mengatakan "Kiamat tidak akan datang sampai kaum muslimin melawan orang-orang Yahudi." Hussein dan PA mengatakan kutipan agama tersebut merupakan nubuat, bukan seruan untuk mengangkat senjata.

"Untuk merujuk kepada orang-orang Yahudi dengan sedemikian rupa dan mengatakan membunuh orang-orang Yahudi adalah tindakan anti-semitisme," kata Burt, Menteri untuk Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan.

"Inggris menentang setiap komentar yang dapat membangkitkan kebencian dan prasangka di daerah yang membutuhkan budaya perdamaian dan saling menghormati.  Yerusalem adalah sebuah kota suci bagi tiga agama dan semua pemimpin agama harus bekerja untuk martabat dan keadilan bagi orang-orang dari semua agama."

Kelompok AS Americans for Peace Now (APN) juga merilis pernyataan pada hari Senin kemarin mengutuk "pernyataan anti-Yahudi" yang disampaikan oleh Mufti Yerusalem.

"Kami terkejut oleh komentar-komentar ini, yang datang dari ulama Muslim paling senior yang masuk dalam daftar gaji Otoritas Palestina," kata Debra DeLee, presiden APN, dalam sebuah pernyataan.
"Apa yang kami temukan sangat mengganggu karena komentar ini disiarkan di saluran televisi resmi Otoritas Palestina."

"Orang-orang dalam posisi otoritas keagamaan, di semua sisi, menanggung tanggung jawab yang berat untuk menghindari retorika pembakar Konflik Israel-Palestina," tambahnya.

Video dari aksi yang diedarkan oleh sebuah LSM Israel, memperlihatkan seorang pria yang merupakan Mufti Yerusalem mengatakan: "Perang kita dengan keturunan kera dan babi adalah perang agama dan keimanan. Hidup Fatah!."

Syaikh Muhammad Hussain sendiri menggambarkan Hadits yang ia kutip sebagai nubuat akhir zaman, bukan ajaran politik.

"Tidak ada dalam pidato saya bahwa menyerukan untuk membunuh," katanya kepada Reuters TV. "Saya sedang berbicara tentang rakyat saya, ketabahan dan keberadaan mereka di tanah ini sampai nanti adanya kebangkitan."

Menteri urusan agama PA Mahmud al-Habash mengatakan: "Posisi politik kami tetap tidak berubah. Kami percaya perdamaian. Dia (Hussain) hanya mengutip sebuah hadits yang berbicara tentang takdir, tentang apa yang bisa terjadi di masa depan."(fq/emi/mnt)

Tidak ada komentar: