Jurnalis Independen: Beginilah jadinya bila militer bersikap urakan dan merasa digdaya, tak kenal budi dan mengingkari perjanjian yang dibuatnya sendiri. Penembakan dan pembunuhan tentara Pakistan oleh militer AS beberapa waktu lalu telah menghasilkan kesulitan bagi tentara NATO dalam memenuhi kebutuhan logistiknya. Pemuka agama dan politikus Pakistan sepakat mengusulkan pada pemerintah Pakistan untuk menutup jalur logistik Militer NATO.
Para pemimpin agama dan politik Pakistan mengatakan mereka tidak akan membiarkan Islamabad membuka kembali penyeberangan Pakistan untuk truk pasokan NATO, yang telah ditutup setelah pasukan AS dengan aliansi mereka melakukan serangan mematikan terhadap negara itu.
Para pemimpin membuat pengumuman pada Minggu kemarin (29/1) saat demonstrasi besar anti-AS diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan, yang merupakan aliansi dari 40 partai-partai keagamaan dan politik negara itu, di kota Multan, sekitar 400 kilometer barat daya ibu kota Islamabad.
Ribuan orang dari kelompok agama dan politik yang berbeda menghadiri aksi demonstrasi mengutuk kebijakan Washington dan serangan pesawat tak berawak AS di wilayah suku Pakistan.
Islamabad sendiri telah menghentikan laju konvoi pasokan untuk 130.000 pasukan asing yang dikerahkan di Afghanistan, dalam menanggapi insiden serangan 26 November tahun lalu yang menewaskan 24 tentara Pakistan di dua pos pemeriksaan di perbatasan Afghanistan.
Menurut laporan, parlemen Pakistan kemungkinan akan menyetujui pembukaan kembali rute pasokan NATO pada kondisi bahwa aliansi militer Barat membayar tarif yang mahal.
Berbicara selama aksi, kepala Jamaat-e-Islami, partai politik agama terbesar di Pakistan, mengatakan bahwa setiap resolusi yang diajukan di parlemen yang mendukung pembukaan kembali rute akan menjadi langkah yang merugikan negara.(emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar