Jurnalis Independen-Batam: PT Pelindo II terus mengepakkan sayap mendongkrak kinerja layanan pelabuhan di Indonesia. Termasuk dengan rencana pembangunan pelabuhan baru di Batam dan pengembangan pelabuhan di Lampung.
"Hari ini kami buat kesepakatan kerja sama dengan otoritas kedua daerah," kata Dirut PT Pelindo II, Rj Lino, di Batam, Senin (30/1). Kesepakatan dibuat dengan pemerintah atau pengelola daerah, terutama terkait lahan dan perizinan.
Rencana pelabuhan baru di Batam, akan dibangun di Pulau Tanjung Sauh. Kesepakatan akan dibuat PT Pelindo dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam, nama baru untuk institusi yang dulu bernama Otorita Batam.
Kerja sama pengembangan Pelabuhan Panjang, Lampung, adalah kerja sama PT Pelindo II dengan Pemerintah Provinsi Lampung. Melibatkan serta Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Kabupaten Tanggamus.
Sementara itu beberapa hari sebelumnya, Manajemen Pelindo III (Persero) didesak untuk mempercepat waktu bongkar
muat sejumlah pengusaha. Pasalnya sampai sekarang, menurut penilaian
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, proses tersebut masih bertele-tele hingga
membuat banyak kapal mengantre di beberapa pelabuhan di wilayah
kerjanya.
"Selama ini, penyebab antrean adalah kapal maupun truk
yang membawa beragam komoditas di sejumlah pelabuhan di antaranya kapal
pengangkut beras Bulog, pupuk, dan semen," katanya saat ditemui dalam
peresmian anak perusahaan Pelindo III, PT Pelindo Marine Service (PMS)
di Surabaya, Jumat (27/1).
Ia mecontohkan, kapal pengangkut beras
Bulog ketika melakukan bongkar muat sering menghabiskan waktu pengusaha
lainnya sampai mempengaruhi perekonomian nasional menyusul arus
logistik terhambat.
"Namun, kondisi tersebut tak sebanding dengan
yang terjadi di kawasan Indonesia timur menyusul antreannya lebih parah
atau bisa mencapai 10-15 hari," ujarnya.
Bahkan, ungkap dia, di
kawasan Indonesia timur banyak kapal yang tidak beroperasi karena waktu
bongkar muat kapal pembawa komoditas tersebut sangat lama.
"Syukur
jika truk beras yang dimaksud segera datang, kalau tidak atau truk itu
dapat kendala lain di jalan menyusul jarak tempuh menuju pelabuhan
sangat jauh. Ini permasalahan yang wajib diantisipasi," katanya.
Untuk
itu, imbau dia, Pelindo bisa mengambil peran lebih dalam mengatasi
persoalan logistik nasional. Apalagi, saat ini Indonesia menempati
peringkat ke-65 di dunia karena pemberlakuan biaya logistiknya yang
sangat mahal.(rep/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar