Jumat, 27 Januari 2012

Pilot Inggris Dipecat Gara-gara Tampang Asia dan Muslim


Jurnalis Independen: Negara-negara Eropa dan Amerika yang memproklamirkan diri sebagai negara yang menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) membutakan masyarakat di belahan dunia terutama negara-negara Timur termasuk Indonesia. Buktinya, negara-negara tersebut justru menerapkan rasisme paling keras, terutama kepada bangsa Asia yang muslim. Berikut kisah seorang Asia yang mendapatkan perlakuan diskriminasi dengan berbagai kedok menuduh Asia Muslim termasuk dengan tuduhan terorisme.
Seorang pilot muslim yang dipecat oleh maskapai penerbangan Inggris tempatnya bekerja, menolak semua tuduhan yang diarahkan padanya di pengadilan sengketa tenaga kerja. Pilot itu mengatakan, latar belakang pemecatannya adalah masalah etnis dan agamanya, bukan karena ia diduga terlibat dalam jaringan teroris.
Pilot yang namanya dirahasiakan dengan alasan hukum itu pada tahun 2007 ditangkap oleh Kepolisian Metropolitan, Inggris atas tuduhan terlibat jaringan teroris, setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap dua orang yang menjadi tersangka kasus terorisme. Polisi mengaikan pilot itu pada kedua tersangka, lewat saudara lelaki si pilot yang menjadi rekan bisnis salah satu tersangka.

Setelah penangkapan itu, maskapai penerbangan tempat pilot itu bekerja menangguhkan kartu tanda pengenal kru penerbangannya, dengan alasan untuk melakukan peninjuan penuh masalah keamanan terkait posisinya sebagai pilot. Peninjauan itu berujung pemecatan pada Oktober 2010.

Dalam hearing di pengadilan Havant, Hampshire, pilot itu meyakini dipecat karena latar belakangnya yang berasal dari Asia dan sebagai muslim. "Perusahaan menciptakan sebuah sistem yang khusus menangangi situasi saya dan memastikan bahwa saya harus disingkirkan dari perusahaan," kata sang pilot yang merasa sudah diperlakukan diskriminatif.

"Dengan menggunakan istilah 'tersangka teroris', perusahaan telah menciptakan atmosfir kecurigaan bahwa telah terjadi sesuatu, padahal tidak ada apa-apa," sambungnya.

Pilot itu mengungkapkan, bahwa perusahaannya menawarkan tiga posisi lain yang tidak ada hubungannya dengan profeinya sebagai pilot, jika ia masih mau bekerja di maskpai penerbangan itu. Ia mencoba tawaran itu, tapi tidak lolos saat proses aplikasi.

Sementara itu, pihak maskapai penerbangan dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, "Keamanan dan keselamatan pelanggan, pesawat dan seluruh staf kami selalu menjadi prioritas nomor satu dan kami tidak akan pernah mengkompromikan masalah ini dalam bisnis kami."

"Menyusul informasi dari polisi, kami melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan melakukan analisa resiko. Kami menyimpulkan bahwa ia (pilot yang dipecat) tidak layak bekerja," demikian pernyataan perusahaan tersebut, yang menolak tuduhan bahwa pihaknya melakukan diskriminasi. Betulkah begitu hai si mulut besar???(emi/mnt)

Tidak ada komentar: