Jumat, 20 Januari 2012

Negara-negara Asia "Mbalelo" Perintah AS Terkait Embargo Minyak Iran

Pemotongan impor minyak mentah Iran sangat berisiko bagi Jepang. Sejak bencana pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima tahun lalu, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu lebih bergantung pada impor energi. Sekitar 10 persen impor minyak secara keseluruhan datang dari Iran.

Menteri Perdagangan Yukio Edano, meminta Amerika Serikat (AS) untuk mempertimbangkan situasi Jepang dengan cara yang fleksibel. Edano menjanjikan Jepang akan memotong impor minyak mentah dari Iran sekitar 40 persen dalam lima tahun terakhir.

Bagi AS, dukungan Asia sangat penting, karena wilayah ini telah membeli lebih dari separuh ekspor minyak mentah harian Iran. Tetapi beberapa negara tidak begitu mematuhi untuk ikut dalam sanksi AS untuk embargo minyak Iran.

Cina, sebagai pelanggan terbesar minyak mentah Iran, telah resmi menolak sanksi AS. India, sebagai importir terbesar kedua minyak mentah Iran, juga menolak tekanan AS dan mengatakan akan terus perdagangan dengan Teheran.

India mengirim sebuah delegasi ke Teheran minggu ini untuk terus membeli minyak Iran. India khawatir bahwa rute pembayaran dan pasokan minyak saat bisa tertatih-tatih oleh sanksi AS.

Secara resmi, Korea Selatan mengatakan belum menentukan responnya. "Kami belum mengatur kebijakan tertentu seperti mengurangi impor minyak mentah kita dari Iran," ujar Menteri Ekonomi Korea Selatan, Hong Suk-woo, Jumat, (20/1).

Dengan keengganan Cina dan India, menjadikan pertempuran sanksi embargo impor minyak ini jauh lebih sulit bagi Washington. Cina telah lama menolak sanksi sepihak terhadap Iran, walaupun As telah berkali-kali melobi Beijing.

Tidak ada komentar: