Sabtu, 21 Januari 2012

KAMMI: Kunjungan ke Pusat Kebudayaan AS Bagian Diplomasi Dakwah


Jurnalis Independen: Selasa (17/01) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan kunjungan ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat. Kunjungan ini sebagai rangkaian KAMMI dalam melakukan dialog keIslaman dengan pihak Kedubes Amerika Serikat. Selain itu KAMMI pun berencana membangun persahabatan di tingkat kepemudaan.


“Kunjungan kami ke Pusat Kebudayaan Amerika Serikat sebagai bentuk komunikasi untuk membangun persahabatan di tingkat Pemuda,” kata Muhammad Ilyas, Ketua Umum KAMMI, kepada Eramuslim.com, Kamis malam (19/01).

Meski selama ini Amerika menunjukkan sikap represif terhadap dunia Islam, namun dalam pertemuan tersebut, Amerika memberikan data lain. “Mereka menjelaskan bagaimana Amerika menghormati agama Islam di negaranya,” tandas alumnus LIPIA tersebut.

Menurut Ilyas, KAMMI memiliki agenda jangka panjang dengan pihak kedubes AS. Namun ia enggan merinci lebih jauh apa agenda tersebut. “Ya jangka panjang kita punya hidden agenda. Cuma ini tidak perlu dipublish,” tambahnya.

Namun Ilyas sedikit mengatakan bahwa leadership adalah salah satu tujuan mereka. “Saya sampaikan kemarin bahwa tujuan kami ini, ini, ini. Tujuan kami tujuan leadership. Jangka panjangnya begini, begini, begini,” jelas Ilyas.

Ilyas mengatakan kunjungan KAMMI ke AS juga upaya diplomasi baru terhadap AS. Berbeda denga sikap pemerintah Indonesia yang menjadikan hutang sebagai jalan diplomatik, KAMMI lebih memilih diplomasi dakwah.

“Sekarang kan diplomasi kita cari hutang, menunduk-nunduk, merusuk-rusuk. Kita tidak boleh tunduk kepada Amerika, karena itu diplomasi kita diplomasi dakwah. Tidak ada salahnya,” tegasnya.

Sebelumnya, kunjungan KAMMI ke kedubes AS ini menuai kritik dari pemerhati intelijen Herman Y Ibrahim yang sangat concern dalam mengkritik kebijakan AS. Menurut Herman, tindakan KAMMI itu sangat melukai gerakan pemuda dan Umat Islam Indonesia yang selama ini menentang kebijakan AS di berbagai negara. "Para pemuda berbagai ideologi di Indonesia menentang dominasi AS, justru KAMMI yang Islam berbaikan dengan AS," ujarnya seperti dilansir Indonesiantoday, Selasa (17/01).

"Kalau pengurus KAMMI Pusat berkunjung ke Pusat Kebudayaan AS sudah keterlaluan, lebih buruk daripada gerakan kiri liberal yang selama ini menentang AS. Saya bisa memaklumi jika staf pusat kebudayaan AS berkunjung ke kantor KAMMI, karena sebagai tamu," sambungya.

Tokoh yang menolak Obama datang ke Indonesia ini juga tidak sependapat jika kunjungan tersebut sebagai upaya dialog Islam dengan kebudayaan AS. "AS itu tidak bisa diajak dialog karena selalu merugikan umat Islam dan negara-negara lain," papar Herman.

Menganggapi kritikan ini, Ilyas berusaha memahami. Ia mengatakan siap berdialog jika langkah yang KAMMI ambil tidak disetujui.

“Ya barangkali orang boleh kecewa dengan kebijakan yang kita ambil. Memang kita mungkin perlu dialog. Amerika ini manusia juga dan mereka bisa diajak dialog,” katanya kepada Eramuslim.com. (Pz)

Tidak ada komentar: