Jurnalis Independen: Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah
bagian alami dari siklus bisnis. Namun kenyataan yang sebenarnya
tidaklah seperti itu. Resesi dan depresi selalu terjadi bila Bank
Sentral memanipulasi jumlah uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah
memastikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke
tangan mereka. Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari pedagang
uang di zaman dahulu
…
48 S.M Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin
emas dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat.
Dengan suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek
konstruksi dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar
memenangkan hati dari rakyatnya.
Tetapi para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar dibunuh.
Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian
juga korupsi.
Pada akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.
Tahun 30 Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.
Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus
membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak
murni) Koin jenis itu adalah satu-satunya koin perak murni tanpa gambar
Raja, karenanya bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa
diterima oleh Tuhan.
Sayangnya koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang uang
mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat
mahal karenanya. Mereka memaksa orang-orang Yahudi untuk membayar mahal
koin ini dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Yesus mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka
yang merusak kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus
disalib.
1024 Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan
secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan
dalam bentuk kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang
emas karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas.
Kertas-kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam
perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada
koin emas dan perak.
Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian
kecil dari para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas
mereka, dan mereka mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka
mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka
miliki dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para
tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang
sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga atas pinjamannya kepada
orang-orang.
Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional
Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih
banyak uang daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan
kepercayaan diri mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa
meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.
Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai
uang di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan
mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.
Caranya adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada
orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar bertambah di masyarakat,
kemudian berpindah ke mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada
orang-orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan
sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini
adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak
bisa mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar
ini akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka
kepada para tukang emas dengan harga murah.
Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust,
resesi, depresi, ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi
penipuan kejahatan dari para pedagang uang.
1100 Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris.
Dia mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan
uang di masyarakat. Uang yang dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama
sekali berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang
kemudian merupakan salah satu uang yang bertahan paling lama, 726 tahun
sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di
antara masa itu).
1225 St. Thomas Aguinas lahir, dan pada zaman itu Dia memimpin Gereja Katolik untuk melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.
Konsep ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang
adalah untuk melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan
barang. Pengenaan bunga atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut
karena bunga menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.
Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1509 Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi raja
Inggris. Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas
pinjaman uang. Para pedagang uang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini
dan segera mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini
juga Gereja Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, yang masih
tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1553 Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada
masa ini, Ratu memperketat kembali aturan bunga pinjaman uang. Para
pedagang uang yang marah segera membalas dengan cara memperketat suplai
uang dengan menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi
Inggris lumpuh.
1558 Ratu Elizabeth I naik tahta, dan memutuskan bahwa untuk
mengendalikan suplai uang dia harus mengedarkan koin emas dan perak
sendiri, dan berhasil mengambil kendali suplai uang dari para pedagang
uang.
1609 Para pedagang uang di Belanda mendirikan Bank Sentral pertama dalam sejarah di Amsterdam.
1642 Pedagang uang membiayai Oliver Cromwell untuk melancarkan
revolusi di Inggris, supaya mereka bisa memegang kendali atas suplai
uang kembali. Dalam perang yang penuh darah, Cromwell akhirnya
menggulingkan Raja Charles I dan memberikan hukuman mati kepadanya tahun
1649.
Para pedagang uang segera mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka
dan selama beberapa dekade berikut memprakarsai berbagai perang dengan
biaya yang sangat tinggi untuk kerajaan Inggris. Mereka juga mengambil
kepemilikan atas sebidang properti di tengah kota London yang saat ini
dikenal dengan nama City of London.
1688 Para pedagang uang di Inggris bekerja sama dengan rekan mereka yang
lebih sukses di Belanda, melancarkan sebuah invasi ke Inggris. Dipimpin
oleh William of Orange, mereka merebut tahta kerajaan Inggris. William
of Orange kemudian menjadi raja Inggris dengan sebutan Raja William III
tahun 1689.
1694 Selama 50 tahun yang penuh dengan peperangan, pemerintah Inggris
akhirnya kesulitan dalam pembiayaan dan harus meminjam kepada para
pedagang uang. Para pedagang uang bersedia meminjamkan uang mereka
dengan syarat mereka akan diberikan hak untuk mendirikan sebuah bank
swasta dengan hak menciptakan kredit.
Nama dari bank ini adalah Bank of England, yang dinamai demikian dengan
tujuan satu-satunya adalah untuk membohongi publik bahwa seolah-olah itu
adalah milik pemerintah.
Modal awal yang seharusnya disetor untuk mendirikan bank ini adalah 1,25
juta pound dalam bentuk koin emas, nyamun kenyataannya hanya 750 ribu
pound yang benar-benar disetor oleh para pedagang uang ini. Namun hal
ini tidak menghalangi mereka untuk segera memulai pinjaman kepada
kerajaan Inggris dengan mengenakan bunga atas setiap sen yang mereka
pinjamkan.
Salah satu Direkturnya pernah mengatakan, “Bank ini mendapatkan
keuntungan dari uang-uang yang dia ciptakan tanpa modal, dan semua
pinjamannya harus dijamin dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat
Inggris.”
Tak lama kemudian, Bank of England segera menyerang talley stick, bentuk uang lain yang masih beredar pada masa itu.
1698 Selama empat tahun pertama Bank of England, rencana mereka untuk
mengendalikan suplai uang berkembang dengan pesat. Hutang awal yang
sebelumnya cuma 1,25 juta pound sekarang sudah bertambah menjadi 16 juta
pound! Ini adalah peningkatan sebesar 1280% hanya dalam 4 tahun.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana, sebagai contoh bila uang
yang beredar di sebuah negara adalah 5 juta pound, dan Bank Sentral
kemudian menerbitkan 15 juta pound baru dan mengedarkannya di masyarakat
dalam bentuk pinjaman, maka ini akan melemahkan nilai dari 5 juta pound
yang sebelumnya ada. 5 juta pound itu sekarang hanyalah 25% dari
perekonomian. Dengan demikian bank mengontrol 75% dari sirkulasi uang di
negara tersebut. Ini adalah tahap I dari skema kerja mereka.
Hal ini sekaligus menciptakan inflasi yang merupakan pengurangan nilai
uang yang dimiliki setiap orang karena masyarakat tersebut dibanjiri
dengan uang baru dari Bank Sentral. Karena nilai uangnya bertambah
kecil, maka orang-orang mulai pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman
modal untuk menjalankan usaha dan lain-lain. Saat Bank Sentral merasa
cukup puas dengan tingkat hutang dari masyarakat tersebut, mereka akan
mulai mengetatkan suplai uang dengan mempersulit pinjaman. Ini adalah
tahap II dari skema kerja mereka.
Tahap III, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar /
bangkrut, ini akan memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita
kekayaan riil, bisnis, properti dll, dengan membayar harga murah kepada
pemilik sebelumnya. Inflasi tidak pernah memberikan efek jelek terhadap
bank, mereka adalah satu-satunya grup yang mendapatkan manfaat darinya,
sebab bila mereka kekurangan uang mereka tinggal mencetak lebih banyak.
1757 Benjamin Franklin (salah satu pemimpin revolusi Amerika) menuju
Inggris dan menghabiskan 18 tahun berikut di sana sampai menjelang
perang Revolusi.
1760 Mayer Amschel Bauer mengganti namanya menjadi Mayer Amschel
Rothschild dan mendirikan House of Rothschild. Dia menemukan bahwa
memberikan pinjaman kepada pemerintah jauh lebih menguntungkan daripada
memberikan pinjaman kepada individu, sebab nilai pinjaman kepada
pemerintah lebih besar dan hutangnya dijamin oleh pajak dari rakyat
negara yang bersangkutan. Kemudian dia melatih kelima anaknya seni
penciptaan uang ini.
1764 Benjamin Franklin ditanya oleh Bank of England mengapa koloni
mereka, Amerika, bisa bertambah makmur dan dia menjawab “Gampang saja.
Di Amerika kami menerbitkan uang kami sendiri. Kami menyebutnya Colonial
Scrip. Kami menerbitkannya sesuai dengan proporsi permintaan dari
perdagangan dan industri yang memproduksi semua barang dari produsen ke
konsumen. Dengan mengendalikan mata uang kami sendiri, kami
mengendalikan daya beli mata uang kami, dan kami tidak berhutang kepada
siapapun.”
Mendengar penjelasan ini, parlemen Inggris segera mengeluarkan aturan
Currency Act tahun 1764. Mereka melarang koloni mereka untuk
mengeluarkan mata uang sendiri dan semua pajak diharuskan untuk
dibayarkan dalam bentuk koin emas maupun perak.
Dalam autobiografinya, Franklin berkata, “Dalam waktu satu tahun,
kondisi Amerika berbalik dengan sebelumnya, depresi mulai terjadi, dan
orang-orang kehilangan pekerjaan mereka… Negeri koloni ini sebenarnya
dengan senang hati bersedia membayar sedikit pajak atas produksi teh dan
lainnya seandainya uang mereka tidak diambil oleh Inggris”
Hilangnya hak koloni untuk mengeluarkan mata uang mereka sendiri dari
tangan Raja George III dan para bankir internasional inilah yang
menyebabkan perang revolusi.
Kontrol atas sistem keuangan Amerika ini kemudian berganti tangan selama 8 kali sejak 1764.
1775 Tanggal 19 April, dimulainya perang revolusi di Lexington,
Massachusetts. Saat itu koloni sudah tidak punya koin emas dan perak
karena habis untuk membayar pajak kepada kerajaan Inggris. Akibatnya,
pemerintahan kolonial mencetak uang kertas untuk membiayai perang.
Saat perang dimulai, suplai uang Amerika berjumlah 12 juta dolar. Di
akhir perang, jumlahnya menjadi 500 juta dolar, dan akibatnya mata uang
ini menjadi tak berharga.
1781 Menjelang akhir dari perang revolusi Amerika, Konggres sudah
putus asa akan persediaan uang. Jadi mereka mengizinkan kepala pengawas
finansial, Robert Morris, untuk membuka sebuah bank swasta, dengan
harapan bisa mengatasi masalah kekurangan uang.
Morris adalah orang kaya yang mendapatkan rezekinya di masa revolusi
dengan berdagang material perang.
Bank Sentral pertama di Amerika ini
disebut dengan Bank of North America, yang diizinkan untuk beroperasi
selama 4 tahun, yang dioperasikan dengan cara yang serupa dengan Bank of
England. Mereka bisa mempraktekkan fractional reserve banking,
menciptakan uang yang tidak mereka miliki, meminjamkannya kepada orang
lain dengan mengenakan bunga atas pinjamannya.
1785 Walaupun berjanji untuk mengatasi masalah suplai uang, tetapi
kenyataannya Robert Morris tidak berhasil melakukan apapun selain
menciptakan keuntungan untuk pribadinya, dan hak kartel banknya pun
tidak diperpanjang Konggres.
1791 Bank Sentral kedua berhasil didirikan atas lobi dari Robert Morris,
Alexander Hamilton, dan Thomas Willing. Nama dari bank ini adalah First
Bank of the United States, yang sebenarnya sama persis dengan Bank of
North America. Mereka mendapatkan kartel selama 20 tahun dan berhak
memonopoli pengadaan uang dari Amerika. 80% dari sahamnya dikuasai oleh
swasta dan 20% lainnya oleh pemerintah. Namun, sama seperti Bank of
England maupun Bank of North America, para pemegang saham swasta ini
sebenarnya tidak menyetor penuh modal mereka, mereka menggunakan uang
deposit dari pemerintah untuk menciptakan kredit bagi mereka sendiri
untuk membeli 80% saham mereka.
Pemegang saham swasta di bank ini tidak pernah diumumkan, namun secara umum dipercayai bahwa Rothschildlah yang ada di baliknya.
Pada tahun 1790, saat Alexander Hamilton sedang mengajukan pendirian
bank ini kepada Konggres, Mayer Amschel Rothschild di Frankfurt, Jerman,
mengatatakan hal ini, “Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara,
maka saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.”
1796 Selama 5 tahun sejak pendiriannya, pemerintah Amerika sudah
meminjam 8,2 juta dolar dari Bank Sentral ini, dan harga barang-barang
sudah melonjak sebanyak 72%. Saat itu presiden Thomas Jefferson berkata,
“Saya berharap kita bisa mengamandemen konstitusi kita untuk mengambil
hak meminjam dari pemerintahan federal.”
1798 M.A. Rothschild mengirim anaknya, Nathan, yang saat itu berumur
21 tahun ke Inggris. Dengan modal 20.000 pound, dia mendirikan sebuah
bank di sana.
1800 Di Perancis, Bank of France didirikan. Tetapi Napoleon
memutuskan untuk tidak berhutang kepada bankir. Dia berkata “Bila
pemerintah tergantung pada para bankir untuk mendapatkan uang, maka
bankirlah dan bukan pemerintah yang sedang memegang kendali. Tangan yang
memberi di atas tangan yang menerima. Uang tidak mengenal nasionalisme,
para bankir tidak memiliki patriotisme, satu-satunya tujuan mereka
adalah keuntungan.”
1803 Presiden Thomas Jefferson bersepakat dengan Napoleon, Amerika
akan memberikan 3 juta dolar emas sebagai ganti atas sisi Barat sungai
Missisipi. Ini dikenal sebagai pembelian Louisiana.
Napoleon menggunakan uang ini untuk membentuk pasukan, dan mulai
menaklukkan Eropa. Bank of England segera bangkit membiayai perang
melawan Napoleon dan mendapatkan keuntungan besar dari perang tersebut.
Prussia, Austria, dan Rusia semuanya terbenam dalam hutang dalam usaha
untuk menghentikan Napoleon.
1807 Nathan Rothschild menyelundupkan emas dari Perancis menuju
Spanyol untuk membiayai serangan Duke of Wellington terhadap Napoleon.
1811 Masa 20 tahun kartel First Bank of the United States berakhir.
Nathan Rothschild mengancam “Bila aplikasi kartel ini tidak
diperpanjang, Amerika akan terlibat dalam perang yang mengerikan.”
Presiden keempat Amerika saat itu, James Madison, sangat membenci
bankir, dan bersama dengan Wakil Presiden, George Clinton, mereka
berhasil menghalangi Senat untuk memperpanjang kartel bank.
1812 Seperti yang dijanjikan Nathan Rothschild, akhirnya Inggris
menyerang Amerika. Namun, karena pada saat yang bersamaan Inggris masih
sibuk berperang melawan Napoleon, sampai perang berakhir tahun 1814,
Amerika belum berhasil dikalahkan.
1814 Napoleon kalah dan dibuang ke sebuah pulau di Italy, Elba.
1815 Napoleon berhasi melarikan diri dan kembali ke Perancis. Dia
berhasil mengumpulkan kembali pasukan, tetapi akhirnya kalah kembali
dari Duke of Wellington di perang Waterloo.
Nathan Rothschild mengirim salah satu orang kepercayaannya, Rothworth
untuk memantau perang tersebut. Begitu hasil perang akhir diketahui,
Rothworth segera kembali ke Inggris untuk memberitahu kepada Nathan.
Nathan mengetahui kabar ini 24 jam lebih cepat daripada Wellington
sendiri di London.
Nathan segera menuju bursa saham London dan menjual besar-besaran. Para
pedagang yang lain percaya ini adalah pertanda bahwa Napoleonlah yang
memenangkan perang dan mereka pun ikut menjual dalam kepanikan.
Pasar benar-benar goncang, dan semua orang mulai menjual surat hutang
pemerintahan Inggris, tetapi Rothschild diam-diam membeli kembali dalam
jumlah besar saat harga surat hutang itu jatuh beberapa jam kemudian.
Surat-surat hutang ini bisa dikonversikan dengan saham Bank of England,
dengan cara itulah Rothschild mengambil alih Bank of England, dan sejak
saat itu mengendalikan suplai uang di Inggris.
Nathan Rothschild mengatakan bahwa selama 17 tahunnya di Inggris, dia
berhasil melipatgandakan 20.000 pound yang dia bawa sebesar 2500 kali
lipat menjadi 50 juta pound!
Sebagian orang bertanya, mengapa bankir menyukai perang? Sederhana saja,
bankir membiayai kedua belah pihak yang berperang. Perang adalah
generator hutang terbesar dari sebuah negara. Sebuah negara bersedia
meminjam berapapun juga agar bisa memenangkan perang. Hasil akhir
sebenarnya sudah diketahui dari awal. Sang pecundang akan dibiayai
secukupnya, dan pihak yang dibiayai besar-besaran akan memenangkan
perang.
Bagaimana bankir memastikan uang mereka bisa kembali? Semua pinjaman
diberikan hanya ketika mereka mendapatkan jaminan pemerintah bahwa
hutang yang mereka berikan akan dibayarkan saat perang dimenangkan.
1816 Konggres Amerika kembali mengizinkan Bank Sentral swasta
didirikan. Kali ini namanya “Second Bank of the United States.” Bentuk
dan pemegang sahamnya adalah lagi-lagi sama dengan First Bank of the
United States.
1826 Talley stick ditarik dari peredaran uang di Inggris.
1828 Perekonomian Amerika yang sudah dimanupulasi gila-gilaan oleh
Bank Sentralnya menyebabkan banyak orang bangkit melawan mereka. Anggota
Senat Andrew Jackson menyampaikan kampanye menuju Presiden dengan
target utama membubarkan Bank Sentral.
Jackson memenangkan pemilihan Presiden dan langsung beraksi
menyingkirkan orang-orang suruhan bankir yang menjabat di pemerintahan.
Dia memecat 2.000 orang dari total 11.000 pegawai pemerintahan Federal
saat itu.
1832 Walaupun para bankir membiayai lebih dari 3 juta dolar untuk
calon yang mereka sukai, Henry Clay, Jackson tetap terpilih kembali
sebagai Presiden Amerika. Motto kampanyenya “Jackson and No Bank!”
Presiden Jackson dalam pidato kemenangannya mengatakan “Bahaya korupsi
ini cuma terhalangi, belum benar-benar mati.”
1833 Presidan Jackson menunjuk Roger Taney sebagai Sekretaris
Keuangan Negara, dan menginstruksikannya memulai penarikan deposit
pemerintah di Second Bank of the United States.
Kepala Second Bank of the United States, Nicholas Biddle, menggunakan
pengaruhnya di Senat untuk menolak rencana Roger, dan mengancam
memprakarsai sebuah depresi bila kartel mereka tidak diperpanjang.
Biddle berkata, “Tidak ada hal lain selain penderitaan masif yang bisa
mempengaruhi Konggres… Saya sama sekali tidak ragu, bila tiba saat itu,
mereka akan memperpanjang kartel ini.”
Kemudian Second Bank of the United States memperketat peredaran uang di
Amerika, mereka memanggil kembali pinjaman mereka dan menolak memberikan
pinjaman baru. Kepanikan dan kekacauan finansial pun muncul, dan
Amerika memasuki masa depresi. Apa yang dilakukan Biddle sekali lagi
membuktikan kepada dunia seperti apa Bank Sentral sebenarnya.
Biddle tanpa rasa malu malahan menyalahkan Presiden Jackson, bahwa Presidenlah yang menyebabkan depresi.
1835 Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari Second Bank of the United States.
1836 Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas Biddle ditangkap dan dituntut atas tuduhan penipuan.
1838 Pada tanggal 8 Januari Jackson membayar pembayaran terakhir
hutang pemerintah. (Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah
melunasi hutang pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini)
Seorang pembunuh bayaran, Richard Lawrence mencoba menembak Jackson,
namun tidak berhasil. Di pengadilan dia divonis tidak bersalah atas
dalih dia sudah gila. Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan
di publik dia bekerja untuk sekelompok orang berkuasa di Eropa yang
berjanji akan melindunginya bila dia tertangkap.
Ketika ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam hidupnya, Jackson berkata “Penutupan Bank Sentral”
Perlu waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan
mendirikan bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini mereka
menggunakan keturunan langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan
dari Rothschild.
1850 Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600
juta Franc, lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis
dijadikan satu.
1852 Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan “Sejak
saya bertugas di sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak
berkuasa atas masalah finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk
berkuasa, pekerjaan sebenarnya mereka adalah melindungi dan menutupi
“Kekuatan Kaya.”
1861 Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah
perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara
berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan
tidak adil yang diterapkan Utara yang memaksa Selatan harus mengimpor
barang dari Eropa dengan harga yang lebih mahal. Eropa pada akhirnya
juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.
Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan
menaklukkan Amerika, mereka membiayai Napoleon III Perancis untuk
menaklukkan Meksiko di sebelah Selatan dan pada saat yang sama Inggris
menempatkan pasukan mereka di Kanada (Utara).
Presiden Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar,
bersama dengan Sekretaris Keuangan Salomon Chase, pergi ke New York dan
mencoba mendapatkan pinjaman dari bankir.
Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36
persen, Lincoln menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian
bertanya kepada salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara
membiayai perang ini. Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres
dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang
kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang resmi dari negara, dan
semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat tukar.
1862 Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini
menggunakan tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari
uang kertas lainnya saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan
nama “Greenbacks” Uang ini tidak dikenai bunga dan dapat digunakan
untuk membayar pasukan dan membeli persediaan barang mereka.
Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan
mata uang tanpa hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata
“Pemerintahlah yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai
dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli dari masyarakat.
Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan dari bunga pajak
yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan
majikannya.”
Mengenai pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian
menuliskan sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya
kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan,
pemerintah akan memiliki uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi
hutang mereka dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan
memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan.
Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia.
Pemerintahan itu harus dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua
monarki di muka bumi.”
1863 Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga
kepada Lincoln. Tsar mengatakan bahwa bila Inggris ataupun Perancis
mengintervensi perang sipil, dan membantu Negara bagian Selatan, Rusia
akan menganggap ini sebagai deklarasi perang. Untuk membuktikan
kata-katanya, Rusia mengirimkan sebagian kapal perangnya menuju San
Fransico.
Bantuan ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar
melihat maksud dari para bankir besar, dan diapun telah menolak
pendirian bank sentral di Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit
Eropa. Dia menyadari bahwa bila Amerika jatuh ke tangan Inggris atau
Perancis, maka mereka akan berada dalam kendali Bank Sentral lagi.
Ekspansi sedemikian besar dari kekaisaran bankir, cepat atau lambat akan
mengancam Rusia.
1865 Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.
Hanya ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk
menyingkirnya, Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi
kredit dari Presiden Amerika tersebut.
Tak lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank
sentral. Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan menghidupkan
kembali mata uang standar emas, yang memang mereka miliki. Ini
bertentangan dengan kebijaksanaan Lincoln yang menerbitkan greenbacks,
yang dibacking hanya oleh niat baik dan kredit dari Amerika.
Para bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua
negara di dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka
berhasil menerapkan sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.
1866 Para pemilik bank sentral Eropa menginginkan agar bank sentral
Amerika segera didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh
emas. Emas adalah komoditi yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya
lebih gampang untuk dimonopoli. Lebih baik dibandingkan dengan perak,
yang tersedia secara berlimpah di Amerika.
Pada 12 April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan
Sekretaris Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali
mata uang greenbacks.
Akibatnya, suplai uang berkurang drastis:
* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita
* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita
* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita
* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita
Dalam waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh
bankir dan menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat
Amerika. Uang sulit didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman
baru tidak diberikan.
1872 Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of
England. Dia diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak
anggota Konggres yang dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak,
yang ditemukan secara berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam
keuntungan Rothschild.
1873 Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan “bijak”,
Konggres meluluskan sebuah peraturan baru “Coinage Act,” yang
menyebabkan pembuatan koin perak dihentikan sama sekali.
1874 Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di Amerika.
1876 Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak
memiliki pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang
mulai menuntut untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak.
Hasilnya, Konggres membentuk “Komisi Perak Amerika Serikat” untuk
menginvestigasi masalah tersebut.
Tampaknya komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik masalah ini. Dalam salah satu laporannya, mereka menulis:
Zaman kegelapan dalam sejarah disebabkan oleh berkurangnya uang dan
jatuhnya harga… Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika
suplai uang terus berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era
awal Kerajaan Romawi, jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir
abad ke-15 suplai uang tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak
bisa menemukan masa yang lebih gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi
ke Zaman Kegelapan.
Sekalipun mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.
1877 Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para
bankir berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan
mereka. Mereka tahu bahwa walaupun keadaan memang kacau, tetapi mereka
tetap orang yang sedang memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir
Amerika, mereka menekankan kepada semua anggotanya untuk menolak semua
gagasan untuk kembali ke Greenbacks.
1878 Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan “Sherman Law.” Hukum ini
memperbolehkan pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua
orang yang membawa perak ke Amerika bisa menjadikannya dolar perak.
Uang Amerika masih tetap dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.
Beredarnya uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai
diberikannya pinjaman oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas
kendali mereka, mengakhiri masa depresi paska perang sipil.
1881 Wakil partai Repulik, James Garfiel terpilih sebagai Presiden
Amerika. Bankir tidak menyukainya, dia adalah mantan Ketua Komite
Pengawas dan juga anggota departemen Banking and Currency. Garfield
mengetahui dengan pasti penipuan para bankir terhadap orang Amerika.
Pada hari pelantikannya, dia berkata, “Siapa yang mengendalikan volume
uang di sebuah negara adalah tuan sebenarnya dari industri dan
perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa keseluruhan sistem ini
sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok kecil orang di
atas, Anda tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya periode deflasi
dan depresi.”
Tanggal 2 Juli Presiden Garfiels mati ditembak.
1891 Para bankir menciptakan booming perekonomian selama satu dekade
dan kemudian memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli
ribuan rumah dan lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar.
Mereka juga menyiapkan sebuah rencana untuk menjatuhkan perekonomian
dalam waktu dekat. Dalam salah satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika,
yang ditemukan dalam catatan Konggres duapuluh tahun kemudian, terbaca :
“Pada tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa
pinjaman kami atas pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan
meminta kembali uang kami. Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar.
Kami akan mengambil alih 2/3 lahan pertanian di sebelah Barat Missisipi,
dan ribuan kavling lainnya di Timur Missisipi, dengan harga yang kami
buka… Para petani akan menjadi penyewa, sama seperti di Inggris…”
1896 Isu sentral dari pemilihan Presiden kali ini adalah seputar
penerbitan lebih banyak perak sebagai uang. Wakil Partai Demokrat
William Bryan maju sebagai anti standar emas dan menginginkan perak
sebagai uang. Bankir mendukung wakil Partai Republik, William Mckinley
yang membela standar emas. Mckinley menyuruh para manufaktur dan
industrialis mengancam kepada pegawai mereka bahwa bila Bryan yang
terpilih, semua pabrik akan tutup dan tidak akan ada pekerjaan.
Taktik ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.
1898 Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,
Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka
memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan
perdagangan, yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai
uang, yang bahkan lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi
yang lain ada sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup
menderita. Bunga pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh
Gereja, masih dipraktekkan hari ini walaupun dengan bentuk yang berbeda,
supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari
orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding seorang
budak.”
1907 Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk
mendirikan sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob
Schiff, dalam sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York,
berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:
“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali
kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan
kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”
Agen dari Rothschild, J.P. Morgan yang akan melaksanakan misi ini. Bapak
dari J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk
Inggris, dan setelah kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan
Edward Grenville, mantan Direktur Bank of England.
Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan
dan beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka
mengetahui ada banyak bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak,
sebagian bahkan cuma memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan
fractional reserve banking. Dalam beberapa hari, orang-orang yang antri
menarik simpanan mereka dari bank menjadi pemandangan biasa.
Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi
bank-bank ini. Namun apa yang tidak dia katakan adalah uang untuk
melakukannya adalah datang dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya,
Konggres mengizinkannya! Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris
tanpa modal, yang tidak dibacking oleh emas sama sekali, yang bisa
digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian
masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan
mengenakan bunga!
Hasilnya, masyarakat umum mulai kembali percaya kepada uang kertas. Tapi
yang terpenting adalah mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai
terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.
1908 Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji
sebagai pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya
berkata,
“Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang
seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan
negara kita. Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi
Moneter Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan
memberikan rekomendasi kepada Konggres. Tak perlu ditanya, anggota
komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.
Ketua komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah
satu keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah
dengan John D. Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak
laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun
1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua Council of Foreign
Relations)
Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke
Eropa, yang mana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris,
Perancis, dan Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada
Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.
1910 Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia
mengadakan sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di
Amerika ke Pulau Jekyll, dekat Georgia.
Di grup ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 pertahun oleh
perusahaan milik Rothschild : Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan
digunakan untuk melobi Konggres untuk mendirikan sebuah bank sentral di
Amerika. Hadir juga di pertemuan itu Jacob Schiff.
Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.
Pertemuan itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan
yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan
mengetahui identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang
partisipan, Frank Vanderlip, Presiden dari National Citibank dan
representatif dari keluarga Rockefeller, mengkonfirmasi pertemuan itu.
Dia berkata,
“Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang
bahwa kami berkumpul dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka
Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Konggres.”
Pada masa itu masalah dari bankir elit tersebut adalah ada terlalu
banyak bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29%
bank yang merupakan bank Nasional dan total deposit yang mereka
kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.
Seperti yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”
Senator Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah,
“Sebelum Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa
mendominasi di kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di
seluruh Amerika.”
Jadi salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol
bank-bank kecil menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu
perekonomian sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi
dibiayai oleh keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank.
Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang
dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.
Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka
berhasil merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich
Bill”. Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah
yayasan pendidikan dan membiayai para professor Universitas untuk
mendukung Undang-Undang itu.
Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United
States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan
bisa menciptakan kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke
publik bahwa dia seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan
Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh
Senat.
Hal ini tidak masalah buat para bankir karena mereka tahu mereka selalu
bisa membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan
yang akan duduk di Dewan Gubernur.
1913 Calon partai Demokrat Woodrow Wilson yang dibiayai besar-besaran
oleh para bankir memenangkan pemilu. Saat kebanyakan anggota Senat
lainnya sedang libur untuk merayakan hari Natal, pada tanggal 22
Desember Senat Amerika menyetujui pendirian Federal Reserve, Bank
Sentral Amerika.
Menarik untuk diketahui beberapa minggu sebelumnya, Konggres
menyetujui sebuah Undang-Undang untuk mengenakan pajak penghasilan
kepada rakyat Amerika. Undang-Undang ini dilobi oleh Senator Aldrich,
yang kemudian dikenal sebagai Amandeman ke-16. Undang-Undang ini sangat
penting, karena pada dasarnya sistem Federal Reserve akan membawa
Amerika ke jurang hutang pemerintahan Federal yang tak terbatas.
Satu-satunya jaminan bahwa bunga dari pinjaman bisa dilunasi adalah
dengan mengenakan pajak kepada rakyat , seperti yang sudah mereka
lakukan di Bank of England.
Berikut adalah pemegang saham dari Federal Reserve:
• Rothschild Bank of London
• Rothschild Bank of Berlin
• Warburg Bank of Hamburg
• Warburg Bank of Amsterdam
• Lehman Brothers of New York
• Lazard Brothers of Paris
• Kuhn Loeb Bank of New York
• Israel Moses Seif Banks of Italy
• Goldman, Sachs of New York
• Chase Manhattan Bank of New York
Perlu Anda ketahui juga Presidan cuma menunjuk 2 dari 7 Dewan
Gubernur Federal Reserve. Masa jabatan Presiden cuma 4 tahun, tetapi
masa jabatan Dewan Gubernur adalah 14 tahun! Memang perlu juga Senat
untuk menyetujui penunjukan ini, tetapi seperti yang selalu kita lihat,
suara mereka selalu bisa dibeli karena bankirlah yang membiayai kampanye
mereka.
Berikut empat tahap bagaiman Federal Reserve menciptakan uang tanpa modal:
1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang pemerintah Amerika.
2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.
3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik ke rekening bank pemerintah.
4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian
bisa meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit
tersebut, semuanya dengan bunga.
Sebagai contoh, Federal Reserve membeli surat hutang sebesar 1 juta
dolar. Uang ini pada akhirnya bisa menjadi 10 juta dolar di rekening
bank. Jadi 10% dari uang-uang baru ini datang dari Federal Reserve, dan
90% lainnya diciptakan oleh bank.
Untuk mengurangi jumlah uang beredar, proses ini dibalik. Federal
Reserve akan menjual surat hutang yang mereka pegang ke publik dan uang
kemudian mengalir keluar dari rekening si pembeli. Pinjaman dari bank
akan dikurangi sebesar 10 kali lipat dari jumlah uang tersebut. Jadi
bila Federal Reserve menjual 1 juta dolar surat hutang, pada akhirnya
akan ada pengurangan 10 juta dolar uang beredar di masyarakat.
Sebenarnya apa manfaat sistem ini bagi para bankir? (yang sebelumnya berkumpul di Pulau Jeckyll)
1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.
2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks yang diterbitkan Lincoln.
3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai
uang berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu
bisa dipinjamkan dengan mengenakan bunga.
4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan mereka.
5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan politik.
1914 Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang
kepada Jerman, Rothschild Inggris meminjamkan kepada Inggris, dan
Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada Perancis.
Satu tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah
satu Representatif Chales Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal
Reserve menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan
pribadi. Dia berkata,
“Untuk menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk
menurunkan suku bunga…, menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga
saham, kemudian saat para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan
keadaan ini… mereka akan menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”
Mereka bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan
teratur dengan merubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan
kekacauan dan fluktuasi besar dengan merubah suku bunga dalam rentang
yang lebih lebar.
Apupun pilihan mereka, mereka selalu memiliki
informasi dalam yang bisa mereka gunakan untuk kepentingan pribadi
mereka. Ini adalah keuntungan paling kuat, paling berbahaya yang pernah
diberikan kepada sekelompok pihak swasta oleh Pemerintah.
Sistem ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya
adalah memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang
lain. Mereka selalu tahu terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan.
Mereka juga selalu tahu kapan harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan
deflasi sama menguntungkannya bagi mereka yang bisa mengendalikan
keuangan.
1915 J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi
Inggris dan Perancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen
terbesar di planet ini, menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia,
Presiden Woodrow Wilson juga menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala
“Dewan Industri Perang.”
Menurut sejarahwan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga
Rockefeller mendapatkan keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa
Perang Dunia I.
Kebanyakan orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, uang
harus dibacking oleh benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan
mengontrol emas? Wakil partai Republik, Charles Lindbergh berkata,
“Federal Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”
1916 Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia
lakukan kepada Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,
“Kita telah menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam
peradaban, bukan lagi pemerintahan yang memiliki kebebasan berpendapat,
bukan lagi pemerintahan yang dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi
sebuah pemerintahan yang didominasi oleh sekelompok kecil orang.
Sebagian orang-orang besar di Amerika, di dunia perdagangan dan
manufaktur, sedang takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah kekuatan
yang begitu terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, yang mana
mereka sebaiknya tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”
1917 Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi
Rusia. Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua
dosa besar yang dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di
Rusia dan dukungan Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.
Secara umum orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari
Kapitalisme, jadi mengapa para kapitalis mendukungnya? (Revolusi Rusia)
Menurut Gary Allen, seorang peneliti,
“Kalau Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi
kekayaan, melainkan sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan,
maka paradox mengapa orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme
tidak lagi sebuah paradox. Sebaliknya itu benar-benar masuk akal.
Komunisme, atau lebih tepatnya sosialisme, bukanlah pergerakan yang
dimulai oleh kalangan kelas bawah, melainkan oleh kaum elit ekonomi.”
1919 Bulan Januari Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang
Dunia I. Para bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government)
sebagai agenda utama mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri
bersama Presiden Wilson. Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan
penghilangan batas negara, jadi rencana mereka untuk sementara gagal.
Rencana Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa.
Walaupun ada negara yang menerimanya, Konggres Amerika menolaknya. Tanpa
dukungan dan persetujuan dari Departemen Keuangan, para bankir gagal
mendirikan Liga Bangsa-Bangsa.
1920 Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah
awal dari dekade “roaring twenties,” (masa booming bursa saham).
Walaupun terpuruk dalam hutang akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan
hutang 10 kali lebih banyak dibandingkan saat perang sipil, perekonomian
Amerika tumbuh dengan pesat. Selain itu, emas mengalir masuk selama
perang dan berlanjut selama 1920-an.
Alasan pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak
domestik, dan meningkatkan tarif import ke tingkat sangat tinggi.
1921 Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal
Reserve dalam sebuah artikel di harian New York Times pada 6 Desember,
“Bila sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa
menerbitkan mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik,
juga akan membuat mata uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan
sebuah negara bisa menerbitkan 30 juta dolar surat hutang tetapi tidak
boleh menerbitkan 30 juta dolar mata uang. Dua-duanya adalah janji untuk
membayar, tetapi yang satu menguntungkan si pemberi riba, satunya lagi
menguntungkan rakyat banyak.”
1922 Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul di harian New York Times tanggal 27 Maret,
“Para bankir Internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan
mayoritas surat kabar dan mereka mengusir para pegawai yang menolak
bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di
pemerintahan.”
Menurut Walikota New York, John Hylan,
Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal
selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak
saat itu Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit
murah, suplai uang tumbuh 62%.
“Penguasa sebenarnya dari Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller
bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan
pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol
kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan
siapa yang akan menjadi pemimpin… Mereka mengontrol mayoritas surat
kabar dan majalah di negeri ini.”
1923 Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya
mungkin keracunan maupun stroke, tetapi jenasahnya tidak pernah
diotopsi. Wapres Calvin Coolidge menggantikannya dan melanjutkan
kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif import.
Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal
selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak
saat itu Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit
murah, suplai uang tumbuh 62%.
1924 Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah menghancurkan negaraku.”
1927 Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin
Strong dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank
(Jerman) mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris
yang mengalir ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.
1929 Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya
bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain
raksasa Wall Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph
Kennedy, Bernard Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham dan
menyimpan uang mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.
Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24
Oktober bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka.
Artinya broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka
untuk menutupi hutang mereka, tak peduli berapun harga saham saat itu.
Bursa saham crash pada hari itu (The Black Thursday).
Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan
inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai
1933, mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.
Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap.
Dalam waktu satu tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini
tidak benar-benar hilang, dia cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil
orang, seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh Joseph
Kennedy (Bapak dari John F. Kennedy), pada tahun 1929 kekayaannya adalah
4 juta dolar. Pada tahun 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari
100 juta dolar.
Para bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas
sebelum crash mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian
dari kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma
berpindah tangan.
Uang tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari
30 milyar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang
terjadi pada masa Perang Dunia I dan untuk mempersiapkan Perang Dunia
II. Menurut Louis McFadden, Ketua dari House Banking & Currency
Committee antara tahun 1920 – 1931,
“Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional.
Bankir tersebut membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi,
dan fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk
mengancam pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”
1930 Charles Dawes (agen dari Rothschild dan Wakil Presiden pada masa
kepresidenan Calvin Coolidge antara 1925-1929), Owen Young (agen
Rothschild, pendiri RCA dan Komisaris General Electric antara 1922-1939),
dan Hjalmar Schacht (Presiden Reichsbank) mendirikan Bank for
International Settlements (BIS).
BIS adalah “bank sentralnya bank sentral.” IMF dan World Bank
bertransaksi dengan pemerintah, sedangkan BIS hanya bertransaksi dengan
bank sentral. Semua pertemuan dilakukan secara tertutup dan melibatkan
bank sentral utama dari seluruh dunia. Misalnya mantan Gubernur Federal
Reserve, Alan Greenspan, akan pergi ke kantor pusat BIS di Basel, Swiss,
10 kali per tahun untuk menyelenggarakan pertemuan pribadi.
BIS memiliki kekuasaan besar dan kebal dari kendali pemerintah. Kekebalan mereka antara lain:
1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.
2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.
3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia, termasuk Cina dan Meksiko.
4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.
5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.
6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.
7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan kepolisian sendiri.
Dewan Gubernur BIS, hanya lima yang dipilih, sisanya adalah anggota permanen, yaitu:
• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)
• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
• Axel Weber, Frankfurt am Main
• Vincenzo Desario, Rome
• Antonio Fazio, Rome
• David Dodge, Ottawa
• Toshihiko Fukui, Tokyo
• Timothy F Geithner, New York
• Alan Greenspan, Washington
• Lord George, London
• Hervé Hannoun, Paris
• Christian Noyer, Paris
• Lars Heikensten, Stockholm
• Mervyn King, London
• Guy Quaden, Brussels
• Jean-Pierre Roth, Zürich
• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels
Profesor dari Georgetown dan sejarahwan, Carrol Quigley, dalam buku yang
dia tulis pada tahun 1975, Tragedy And Hope, mengatakan,
“Kekuatan dari kapitalisme finansial memiliki sebuah rencana yang lebih
jauh, yaitu menciptakan sebuah sistem finansial dunia yang dikendalikan
oleh tangan swasta yang mana orang-orang ini juga dapat mendominasi
sistem politik dan ekonomi dari setiap negara secara keseluruhan. Sistem
ini akan dikendalikan dengan model feodal oleh bank sentral di seluruh
dunia yang menjalankan rencana ini secara bersama-sama.”
Puncak dari sistem ini adalah Bank for International Settlement di
Basel, Swiss (tuan rumah konggres pertama Zionist Dunia, dipimpin oleh
Theodor Herzl tahun 1897), sebuah bank swasta yang dimiliki dan
dikendalikan oleh para bank sentral yang juga adalah perusahaan swasta.
“Setiap bank sentral… berencana untuk mendominasi pemerintahannya lewat
kemampuannya untuk mengendalikan pinjaman, memanipulasi nilai tukar,
mempengaruhi tingkat aktivitas perekonomian, dan mempengaruhi para
politisi kooperatif dengan memberikan imbalan ekonomi di dunia bisnis.”
Sebagian Senator yang dipimpin Henry Cabot Lodge berjuang untuk
menghalangi Amerika terlibat di Bank Sentral Dunia ini. Pada akhirnya
Federal Reserve tetap mengirimkan anggotanya dalam pertemuan di Swiss,
sampai tahun 1994 baru Amerika secara resmi menjadi anggotanya.
1932 Louis McFadden mengatakan,
“Di negara ini kita memiliki sebuah institusi paling korup yang pernah
ada di dunia. Yang saya maksudkan adalah Federal Reserve… Institusi
iblis ini telah memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan
pemerintah. “
1933 Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan penyitaan emas rakyat
Amerika, kecuali untuk koin emas koleksi. Rakyat diberikan pilihan,
menyerahkan koin emas mereka, dengan dibayar harga resmi $20,66 per
ounce, atau membayar denda $10.000 dan dipenjara 10 tahun.
Kebijakan penyitaan ini sedemikian tidak popular, dan penggagasnya
bahkan tidak pernah diumumkan. Tak seorangpun anggota Konggres yang
mengaku menulisnya. Roosevelt pun membantah dia yang menulisnya.
Sekretaris Keuangan William Woodin, mengklaim tidak pernah menggagas
kebijakan ini, dan hanya berkata, “Itu adalah apa yang diinginkan para
pakar.”
1934 Pada 20 Juni, mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd berkata
“Inggris adalah budak dari kekuatan finansial internasional.”
1935 Harga ofisial emas dinaikkan menjadi $35 per ounce. Namun mulai
sekarang hanya pemerintahan luar negeri yang boleh menukarkan dolar
dengan emas. Dari mana harga emas ditentukan di dunia? Sejak 1919,
tempatnya adalah di kantor bank N.M. Rothschild & Sons di London,
pada jam 11 pagi setiap hari.
Warburg dan kawan-kawannya, yang membeli emas di harga $20,66 sebelum
bursa saham crash, sekarang mengirimkan emas kembali ke Amerika dengan
harga $35. Para pedagang uang memiliki sebuah pepatah emas,
“Siapa yang memiliki emas, dialah yang membuat aturan.”
Presiden Roosevelt memerintahkan pendirian sebuah gedung untuk
penyimpanan emas hasil sitaan pemerintah, tempatnya disebut dengan Fort
Knox.
1936 Tanggal 3 Oktober, Louis McFadden mati diracun. Ini adalah
percobaan pembunuhan ketiga kepadanya. Dua kali sebelumnya adalah racun
dan tembakan, namun gagal membunuhnya.
1938 Sejak Federal Reserve mengontrol ekonomi Amerika sejak 25 tahun
lalu, dengan dalih menciptakan kestabilan moneter, mereka sudah
menyebabkan tiga siklus kejatuhan ekonomi termasuk masa Depresi Besar
(the Great Depression). Ekonom pemenang hadiah Nobel Milton Friedman
berkata,
“Persediaan uang, harga barang dan hasil produksi menjadi lebih tidak
stabil sejak Federal Reserve didirikan. Masa-masa paling sulit tentu
saja, adalah 1920-21, 1929-33, dan 1937-38. Tidak ada 20 tahun lainnya
di sejarah Amerika yang terdapat 3 petaka ekonomi sebesar ini. Tidak ada
depresi yang pernah terjadi di negara manapun yang tidak diikuti oleh
pengurangan suplai uang, dan tidak ada pengurangan suplai uang yang
tidak diikuti oleh depresi.”
1941 Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England tahun 1928-1941, mengatakan hal tersebut tentang perbankan,
“Sistem perbankan modern menciptakan uang tanpa modal. Proses ini
kemungkinan adalah ciptaan paling luar biasa yang pernah ditemukan.
Perbankan dilahirkan dalam ketidaksetaraan dan dosa. Bankir memiliki
dunia. Anda bisa mengambil apapun dari mereka, tetapi biarkan hak untuk
menciptakan uang di tangan mereka, maka dengan sebatang pena mereka akan
menciptakan cukup uang untuk membeli semuanya kembali… Ambillah
kekuasaan besar ini dari tangan mereka maka semua kekayaan besar seperti
yang saya miliki akan lenyap, dan akan ada sebuah dunia yang lebih baik
untuk hidup. Tetapi bila Anda ingin terus menjadi budak dari bank dan
membayar harga dari perbudakan, biarkanlah para bankir terus menciptakan
uang dan mengontrol kredit.”
1944 Pendapatan Amerika saat ini sebesar 183 milyar dolar, namun 103
milyar dolar dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Angka ini adalah 30
kali lipat belanja saat Perang Dunia I. Pembayar pajak Amerika bahkan
menanggung 55% dari total belanja sekutunya dalam perang.
Di Bretton Woods, New Hampshire, International Monetary Fund (IMF) dan
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (yang
kemudian berganti nama menjadi World Bank tahun 1975) didirikan. Amerika
berpartisipasi penuh di dalamnya.
Arsitek dari sistem Bretton Woods, dan juga IMF, adalah Harry Dexter
White dan John Maynard Keynes. Harry yang meninggal kemudian tahun 1946,
terindentifikasi sebagai seorang mata-mata Rusia dengan nama samaran
“Jurist” pada tanggal 16 Oktober 1950 di memo FBI. Sedangkan John
Maynard Keynes sendiri adalah seorang warga Negara Inggris.
Apa yang dirancang kedua orang ini pada dasarnya adalah sama dengan
National Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913, cuma
sekarang dilakukan pada skala yang lebih besar. Mereka menciptakan
sebuah kartel perbankan yang berisi para bank sentral dunia (yang
dikuasai oleh swasta), yang secara perlahan mendikte kebijakan kredit
dari negara-negara anggotanya.
Bila Federal Reserve menciptakan mata uang Federal Reserve Notes, IMF
menciptakan mata uang dunia yang mereka sebut Special Drawing Rights
(SDR). Negara-negara anggotanya secara perlahan dipaksa menerima mata
uang mereka untuk dikonversikan ke SDR.
IMF dikontrol oleh Dewan Gubernur, yang merupakan kepala dari bank
sentral ataupun kepala dari departemen keuangan yang didominasi oleh
bank sentral. Kekuatan suara di IMF pada dasarnya ada di tangan Federal
Reserve (Amerika) dan Bank of England (Inggris).
1945 “Liga Bangsa-Bangsa”, yang sekarang disebut sebagai
“Perserikatan Bangsa-Bangsa” (United Nations) didirikan. Perang Dunia II
berhasil memberikan kelelahan fisik, emosional, dan mental kepada
berbagai negara paska perang. Cetak biru untuk menciptakan Pemerintahan
Dunia seperti yang diinginkan bankir mulai terbentuk.
1946 Bank of England dinasionalisasikan. Kelihatannya memang
merupakan langkah raksasa, tetapi kenyataannya sama sekali tidak berbeda
dengan sebelumnya. Pemerintah memang menguasai saham dari Bank of
England, tetapi mereka tidak mempunyai uang untuk membayar sahamnya.
Jadi para pemegang saham tidak mendapatkan uang dari pemerintah Inggris,
dan sebagai gantinya mereka mendapatkan surat hutang dari pemerintah.
Keuntungan dari operasional bank ini akan digunakan untuk membayar bunga
dari surat hutang ini.
Jadi, walaupun Bank of England sekarang dimiliki pemerintah,
kenyataannya suplai uang Inggris masih ada di kendali pihak swasta, 97%
dalam bentuk pinjaman yang dibebani bunga, yang diciptakan bank
komersial swasta.
Hasilnya, bank ini masih dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang
dunia perbankan komersial. Anggota dari Dewan Direktur, yang membuat dan
menjalankan kebijakan, semuanya berasal dari dunia perbankan, asuransi,
ekonom, dan korporat besar.
Walaupun Bank of England disebut sebagai Bank Sentral, dia pada dasarnya
adalah badan yang meregulasi dan mendukung sistem yang sudah ada.
Kadang-kadang mereka disebut sebagai “pemberi pinjaman terakhir” (lender
of the last resort), yang mana salah satu tugasnya adalah memberikan
dukungan dana bila ada bank atau institusi finansial yang berada dalam
kesulitan dan dana mereka dirush.
1950 Semua negara yang terlibat dalam Perang Dunia II melipatgandakan
hutang mereka. Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintahan federal
Amerika naik dari 43 milyar dolar menjadi 257 milyar (naik 598%). Hutang
Jepang naik 1348%, hutang Perancis naik 583%, dan hutang Kanada naik
417%.
James Paul Warburg di depan Senat tanggal 7 Febuari mengatakan “Kita
akan memiliki Pemerintahan Dunia, tidak masalah Anda suka atau tidak.
Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Pemerintahan Dunia ini akan
dicapai lewat penaklukkan atau persetujuan.”
Ini adalah saat para bankir membuat perencanaan pemerintahan global
berisi tiga langkah untuk melakukan sentralisasi sistem ekonomi di
seluruh dunia. Ketiga langkah ini adalah:
1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.
2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union) dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).
3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata
uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua
tarif semacam GATT.
1953 Presiden Eisenhower memerintahkan audit atas Fort Knox. Fort Knox
memiliki lebih dari 700 juta ounce emas, 70% cadangan emas dunia.
Walaupun menurut hukum federal setiap tahun harus diadakan audit
terhadap Fort Knox, tetapi itu adalah terakhir kalinya Fort Knox
diaudit.
1963 Presiden John F. Kennedy menandatangani Executive Order No.
11110 yang mengembalikan kekuasaan mencetak uang kepada pemerintah,
tanpa melalui Federal Reserve. Order ini memberikan hak kepada
Departemen Keuangan untuk menerbitkan sertifikat perak atas semua koin
perak, ataupun dolar perak yang ada di Departemen Keuangan. Artinya
untuk setiap ounce perak yang dimiliki pemerintah Amerika, pemerintah
bisa menerbitkan mata uang baru tanpa beban hutang untuk diedarkan.
22 November 1963 Kennedy mati ditembak.
1969 Konggres menyetujui hukum yang mengizinkan Federal Reserve
menerima SDR dari IMF sebagai cadangan uang Amerika dan boleh
menerbitkan Federal Reserve Note untuk ditukarkan dengan SDR.
1971 Semua emas murni secara diam-diam dipindahkan dari Fort Knox,
dijual kepada bankir internasional dengan harga $35 per ounce, dipercaya
emas ini disimpan di London. Presiden Nixon mencabut standar emas dolar
Amerika (dolar tidak lagi dibacking oleh emas) dan membatalkan
peraturan anti kepemilikan emas dari era Roosevelt. Jadi mulai sekarang
rakyat Amerika boleh memiliki emas kembali. Hasilnya harga emas meroket.
Dalam waktu 9 tahun, sampai 1980, emas naik menjadi $880 per ounce, 25
kali lipat harga jual Fort Knox kepada para bankir.
Lantas adakah hubungannya ketika Indonesia mengalami apa yang dinamakan sebagai krisis Moneter pada tahun 1997? Dan kini rakyat tercekik oleh tingginya pajak yang dibebankan kepada mereka? Apakah juga lantaran tangan-tangan kapitalis internasional alias rentenir Yahudi? Lantas siapa di negeri ini yang menjadi antek Kapitalis imperialis rentenir internasional itu??? Yang jelas mereka bergerak di bidang Moneter, keuangan atau Perbankkan. Telah lama negeri ini masuk dalam kubangan rentenir IMF dan Bank Dunia. Tepatnya semenjak Soeharto mendapat mandat dari Drakula Keuangan Dunia untuk membunuh Presiden Soekarno yang selalu menolak masuknya IMF dan Word Bank di Indonesia serta menjual devisa emasnya (Freeport) kepada Drakula Keuangan Yahudi. *******
1 komentar:
Hai semua,
Saya ibu Sandra Ovia, pemberi pinjaman wang swasta, adalah di dalam kamu kredit yang buruk? Anda perlu untuk memperbaiki kewangan? Saya telah didaftarkan dan diluluskan oleh kerajaan untuk mengawal institusi kewangan. Saya memberi pinjaman kepada bereputasi-bereputasi dan individu untuk tahap Avail pada 2%. Saya memberi pinjaman kepada tempatan dan Lapangan Terbang Antarabangsa kepada semua orang yang memerlukan pinjaman, dan yang boleh membayar balik pinjaman, di seluruh dunia. Saya memberi pinjaman melalui pemindahan akaun atau cek bank disahkan untuk apa yang pernah anda menerima sebuah bank di negara ini. Ia tidak memerlukan banyak kertas kerja. Jika anda ingin mendapatkan
meminjam daripada bereputasi kami. Anda boleh menghubungi kami melalui
sandraovialoanfirm@gmail.com
Terima kasih
Sandra firma Ovia Pinjaman
Ibu Sandra Ovia
Posting Komentar