Jurnalis Independen: Festival Sastra kali ini digelar di India, kita berharap Festival seperti itu bisa dilangsungkan di Indonesia, tentu saja dengan harapan agar pencipta-pencipta budaya sastra mau memeras daya, upaya guna mengikutsertakan karya tulisan dan pikirannya. Selain itu agar, seniman sastra lebih memahami bahwa Sastra bukanlah agama, karya kebudayaan bukanlah karya keagamaan atau disetarakan dengan agama, apalagi disamakan dengan Alquran yang dianggap sebagai karya sastra oleh sebagian besar manusia di dunia. Sehingga manusia tidak mencipta karya sastra guna menyamai kitab suci apalagi menghujat agama lewat karya sastra yang note bane produk budaya pikir semata.
Aktivis Muslim di India pada Sabtu kemarin (21/1) mengatakan mereka
akan mengajukan keluhan terhadap pihak polisi setelah Novel Salman
Rushdie "The Satanic Verses," yang dilarang di negara itu, dibacakan di
sebuah festival sastra.
Rushdie sendiri terpaksa menarik diri dari Festival Sastra yang
berlangsung di Jaipur karena kekhawatiran keamanan ketika beberapa
kelompok Muslim mengancam untuk melakukan aksi penolakan terkait
kehadirannya.
Para peserta di festival mengungkapkan kemarahan mereka terkait
adanya kampanye melawan Salman Rushdie yang kelahiran India, dan pada
hari Jumat lalu penulis Hari Kunzru dan Amitava Kumar membaca
bagian-bagian dari novel "The Satanic Verses" dari panggung festival
sebagai aksi protes.
"Kami akan membahas masalah ini dengan orang-orang kami dan setelah
itu kami akan mengajukan keluhan formal terhadap polisi," kata Salim,
yang mewakili Forum muslim Rajasthan, sebuah organisasi payung berbasis
di Jaipur, kepada AFP.
"Ini merupakan pelanggaran. Tindakan harus diambil terhadap mereka yang melakukannya," katanya dengan tegas.
Seorang juru bicara dari kelompok Jamaat-e-Islami menjelaskan bahwa
membaca novel ke penonton di acara festival tersebut sebagai "tindakan
provokatif yang dapat menciptakan masalah".
"Saya berbicara dengan komisaris polisi Jaipur agar mereka campur
tangan. Kami sedang mendiskusikan masalah ini dan akan mengajukan
keluhan tertulis kepada polisi," kata Muhammad Nazimuddin. "Kami
menuntut tindakan terhadap mereka sesuai hukum.
"The Satanic Verses," yang diterbitkan pada tahun 1988 dan tetap
dilarang di India, dilihat oleh banyak Muslim di seluruh dunia sebagai
karya menghujat yang menghina Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar