Jumat, 06 Januari 2012

Campur Tangan Yahudi di Kepolisian New York, Muslim dan Kristen Kompak Melawan


Jurnalis Independen: Ketika kesadaran tentang semua aturan yang dikendalikan oleh Yahudi membelenggu gerak dan kebebasan agama yang memang  menjadi bagian tujuan dari ummat Yahudi untuk mermusnakan semua agama dari dunia dan masyarakat dunia akan dijadikan sebagai budak mereka yang halal untuk diperlakukan seperti hewan.
Tokoh-tokoh Muslim dan sejumlah pendeta Kristen di AS menggalang aksi bersama untuk menentang kebijakan kepolisian New York City yang akan mengawasi kelompok etnis di kota itu. Para pemuka lintas agama itu membentuk aliansi "Faith and Freedom Alliance".

Ikut dalam aliansi itu sejumlah pastor agama Protestan yang mayoritas dari kalangan jamaah gereja kulit hitam di New York. Beberapa diantaranya adalah aktivis veteran yang sempat menjadi target pengawasan polisi di masa aksi-aksi protes hak-hak sipil pada era 1960-an.

Aliansi ini melakukan pertemuan pertama pada Kamis (5/1) di sebuah gereja di Harlem, setelah mendengar informasi bahwa kepolisian New York City akan "memata-matai" kelompok etnis tertentu.

Kantor berita Associated Press melaporkan, Kepolisian New York sudah menyusun program rahasia untuk menginfiltrasi kelompok-kelompok Muslim di AS, mengumpulkan dan mendokumentasikan berbagai informasi, misalnya, dimana kelompok etnis bersangkutan biasa makan, salat, bahkan nama toko-toko tempat mereka biasa berbelanja.

"Banyak intimidasi yang terjadi dan kecurigaan yang tidak sehat," kata John Scott, anggota Konferensi Pendeta Baptis di New York.

Tokoh-tokoh lintas agama yang tergabung dalam aliansi itu mengungkapkan kekhawatiran mereka akan program kepolisian New York itu, yang berpotensi menimbulkan suasana ketidakpercayaan dan saling mencurigai antar kelompok etnis. Scott menyebut progam itu mirip dengan infiltrasi yang dilakukan FBI terhadap aktivis-aktivis kulit hitam pada masa perjuangan hak-hak sipil di AS.

"Semua sambungan telepon disadap. Mereka (polisi) menyadap semua acara pertemuan kita. Ketika Anda mulai membuat stereotipe dan stigmatisasi terhadap kelompok etnis tertentu, itu artinya Anda telah melegitimasi sebuah pelanggaran," ujar Scott.

Sebelum aliansi ini terbentuk, para pemuka komunitas Muslim di AS sudah melakukan berbagai aksi protes dan memberikan pelatihan bertajuk "Pahami Hak-Hak Anda" pada sejumlah komunitas Muslim di AS.
Pada pertengahan November 2010, ratusan orang melakukan aksi protes dan doa di dekat markas besar kepolisian New York. Pada akhir Desember kemarin, tokoh-tokoh Muslim di AS, memboikot undangan Walikota New York Michael Bloomberg untuk makan pagi bersama pemuka agama lainnya, yang merupakan acara tahunan walikota.

Boikot itu mendapat dukungan dari puluhan pemuka agama Kristen, Yahudi dan aktivis masyarakat. Namun ratusan pemuka agama di AS tetap menghadiri acara tersebut.

Bloomberg dan Komisaris Polisi Ray Kelly menyatakan tidak ada yang salah dalam kebijakan polisi dan program pengawasan itu semata-mata sebagai upaya untuk mencegah terorisme.

Tapi, Jacques DeGraff, pastor Gereja Baptis Canaan menilai kebijakan kepolisian New York tersebut sebagai bentuk campur tangan terhadap privasi dan hak beribadah umat beragama. (emi/mnt)

Tidak ada komentar: